Tagih Janji Presiden Jokowi sejak 2015, Pengusaha Alat Pertanian Curhat di Medsos

Pengusaha alat pertanian di Madiun Jawa Timur yang curhat di medsos sebagai bentuk menagih janji Presiden Jokowi. Foto: id-times

Sebuah perusahan yang memproduksi peralatan pertanian di Madiun, Jawa Timur, menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, tahun 2015 Jokowi memesan 1.000 unit peralatan pertanian kepadanya, tapi meski pesanan itu telah dibuatkan hingga kini peralatan itu tak kunjung dibeli.

semarak.co-Upaya untuk menagih realisasi pembelian itu pun sia-sia. Pengusaha itu pun, pada Selasa (8/11/2022), akhirnya menulis curhat (curi perhatian) di media sosial (medsos) melalui akun twitter pribadinya, @her_alone. Begini tulisnya seperti dilansir id-times.com/2022/11/08/.

Bacaan Lainnya

MEMPERTANYAKAN JANJI.

(1). Alkisah Presiden @jokowi hadir dipabrik peralatan pertanian kami di Mlilir Madiun. Atas info Menteri Pertanian saat itu Amran Sulaiman, beliau mengatakan bahwa pemerintah memerlukan sekitar 60rb alsintan pemanen padi. Lalu menanyakan kemampuan produksi kami.

(2) Pemimpin pabrik @KyaiMblebes menjawab setahun mampu menyiapkan 200 buah mesin. Presiden mengatakan “Kurang, bisa 1000 buah?”. Kami jawab, bahwa permodalan kami terbatas. Lalu Presiden bertanya kepada pakde Soekarwo (Gub.Jatim & Komut Bank Jatim), serta pejabat Bank yg hadir.

(3) Beliau minta Bank untuk bantu membiayai. Pendek cerita akhirnya pabrik kami bekerja keras memproduksi 1000 mesin sesuai permintaan presiden. Sepanjang perjalanan produksi, tanda2 pembelian oleh pemerintah seperti diliputi kabut tebal. @KyaiMblebes mondar mandir ke Deptan.

(4) Bahkan bawa surat dan datang sendiri ke istana, yg hasilnya hanya selembar surat Setneg. Saat membawa surat Setneg ke Menteri Arman, dijawab tdk ada uang. Dilapangan, barang impor masih datang, artinya masih dibeli. Tahun berganti, Stok mesin dan berbagai komponen menumpuk.

(5) Sementara perusahaan harus terus mengangsur hutang ke Bank, dan menggaji karyawan kan? Nilai uang “berhenti” perusahaan berupa berbagai stok saat ini lebih dari 30 milyar. Saya terus minta @KyaiMblebes untuk sekuat mungkin tidak melakukan PHK karyawan.

(6) Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada karyawan yg di PHK. Berbagai aset pribadi harus kami jual agar karyawan masih bisa membiayai keluarganya. Mengapa semua itu kami lakukan? Mengapa kami memproduksi tanpa memegang kontrak pemesanan? Jawabannya sangat sederhana.

(7) Kami sejak 2007 berniat melakukan sesuatu yg bisa membantu petani. Selain menciptakan lapangan kerja didalam negeri. Diawali dg memproduksi pupuk pesanan pemerintah unt pupuk subsidi. Pabrik pupuk awal kami juga hidup enggan matipun tak hendak. Akibat subsidi yg ditebas.

(8) Selin itu kami ingin membuktikan bahwa anak negeri mampu membuat sendiri. Kedua, mengapa kami percaya bekerja tanpa kontrak? Karena pembelian alsintan oleh pemerintah dilakukan melalui e-Catalog. Dan yg lebih penting lagi, kami mendapat “ORDER” langsung dari seorang Presiden.

(9) Apalagi presiden hadir sendiri dipabrik kami. Siapa lagi yg lebih kami/rakyat percayai diatas seorang Presiden? Itu idealisme kami. Saat ini kami hanya bisa memohon bantuan kekuatan kepada Allah Yang Maha Adil, untuk survive bersama karyawan dan keluarganya membiayai hidup.

(10) Kalau tdk kepada Allah, ke siapa lagi kami hrs memohon? Presiden @jokowi, pakde Karwo yg saat ini Watimpres, Mentan, apakah masih berkenan mendengar? Yg kami terima saat ini hanya “tamu” Dinas pertanian yg bolak balik surva-survey, tanya kapasitas produksi tanpa membeli.

(11) Banyak ayat, banyak petuah sesepuh, banyak nalar yg mengatakan bahwa Janji Haruslah Ditepati, krn hal itu bagian dari ciri orang beriman. Kisah ini berawal dari kehadiran Presiden @jokowi pada tgl 6 Maret 2015 dipabrik kami. Tujuh tahun kami menpertanyakan janji. (rhm/idt/smr)

 

sumber: id-times.com di WAGroup 2# AMPERA~IND.PUSAT (postSelasa8/11/2022)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *