Tagar #AsalBukanPrabowo Ramai di Medsos, Mantan Aktivis Nilai Citra Gemoy untuk Tutupi Kejahatan HAM

Prabowo Subianto melakukan joget gemoy dalam setiap kesempatan. Foto: internet

Tokoh aktivis lulusan Institut Teknologi Bandung atau ITB era 1970-an Sukmadji Indro Tjahyono menilai citra gemoy diciptakan untuk menutupi jejak pelanggaran hak azazi manusia (HAM) yang diduga dilakukan Prabowo Subianto tahun 1998.

semarak.co-Prabowo secara luas diketahui diduga terlibat pelanggaran HAM dalam kasus penculikan aktivis 1997-1998. Penulis buku Indonesia di Bawah Sepatu Lars itu menuturkan, citra gemoy merupakan rekayasa sosial atau social engineering orang-orang di pihak Prabowo.

Bacaan Lainnya

“Penculik itu sekarang menari gemoy-gemoy. Orang sadis menutupi dirinya dengan gemoy,” ucap Indro dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2023) seperti dilansir repelita.com, 12/29/2023 08:21:00 PM dari artikel asli tempo.co.

Dia mengatakan, pihaknya merasa citra itu mengejek para korban dan keluarga korban penculikan. Menurut Indro Tjahyono, mereka berusaha membuat orang-orang kejam tampak lucu pada saat kampanye.

Kendati begitu, mantan Ketua Umum DPP Partai Hanura itu mengatakan, pihaknya tetap bersikap mencegah seorang penculik menjadi pemimpin negara. Dia pun menyayangkan sistem kenegaraan yang meloloskan penjahat HAM menjadi calon pemimpin negara.

Sebelumnya, pendukung Prabowo Subianto mengatakan catatan hitam calon presiden (capres) nomor urut dua tersebut sudah kedaluwarsa. Catatan hitam yang dimaksud adalah kasus pelanggaran HAM tentang penculikan aktivis pada 1997-1998.

Ketua Relawan Prabowo Mania 08 Immanuel Ebenezer mengatakan, maraknya berita atau informasi yang nendiskreditkan Prabowo diembuskan dengan dasar muatan politik menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2024.

“Tiga kali Prabowo Subianto lolos uji verifikasi kontestasi Pilpres rasanya sudah cukup membuktikan bahwa Prabowo bersih dari pelanggaran hukum apalagi HAM berat,” kata dalam keterangan tertulis, Senin (11/12/2023).

Orang-orang yang bertentangan dengan Prabowo pada peristiwa itu, lanjut Ebenezer, kini sudah berbalik mendukungnya. “Jika ingin ditelusuri pihak-pihak yang dianggap dirugikan dalam kejadian 98 itu mayoritas sudah berada dalam barisan Prabowo,” tutur Noel, panggilan akrab Immanuel.

Di bagian lain ramai di media sosial tagline dan tagar yang menyuarakan masyarakat tidak memilih Prabowo. Gerakan tagline bertuliskan ‘asal bukan Prabowo’ pun banyak dicuitkan sejumlah warganet.

Salah satu alasan yang muncul adalah terkait penculikan aktivis tahun 1998 yang sampai hari ini belum tuntas dan belum bisa dijelaskan dengan terang oleh Prabowo, selaku Jenderal yang disebut ikut terlibat dalam penculikan tersebut.

Dalam video yang dibagikan influencer Husin Alwi Shihab memunculkan mantan aktivis 1998, Peter Hari yang menyebutkan Prabowo melakukan operasi penculikan cukup lama dan persoalan itu ingin dikaburkan oleh sesama mantan aktivis saat itu, yaitu Budiman Sudjatmiko.

Mantan sekretaris jenderal (Sekjen) PRD dan Sekjen SMID 1995-1996 itu menyebut Budiman Sudjatmiko yang aktivitas 1998 saat itu adalah telah meracuni generasi sekarang dan mengaburkan kejahatan HAM.

“Karena menganggap penculikan bukan sebuah kejahatan HAM sehingga pemberintah ke depan apabila melakukan penculikan ya sesuatu yang normal dan itu merupakan tugas dari aparatur negara,” ungkap Peter Hari.

Salah satu kesalahan Budiman yang kini mendukung Prabowo, menurut dia, membuat jejak dengan mengatakan 9 orang yang pernah diculik tim Prabowo telah dikembalikan ke keluarganya. Tapi dari kesaksian aktivis yang telah dilepas itu, mengaku aktivis lain yang kini hilang waktu itu sempat ditahan.

Dari kesaksian-kesaksian yang diculik lalu dilepaskan di awal-awal waktu itu yang belum bersentuhan dengan Prabowo, mereka mengatakan bertemu dengan 13 aktivis yang hilang dan mereka ditahan. Ini sebuah tindak kejahatan yang begitu sadis, kejahatan sadis selama 10 bulan mereka dipenjara dan akhirnya juga tidak kembali.

Prabowo melakukan operasi penculikan cukup lama dan itu coba dikaburkan Budiman dan teman-teman aktivis 98. Sementara, menurut dia, PBB menyebut selama nasib (orang hilang tersebut) belum jelas, maka dianggap masih terjadi pelanggaran HAM.

“Hari ini Prabowo sebenarnya masih melakukan pelanggaran HAM karena juga masih menyekap 13 orang itu, yang nyatanya bertemu dengan aktivis yang sudah dikembalikan,” ungkap Peter dalam video itu dilansir laman erasmuslim.com dari artikel asli terkini.

Di bagian lain akun @HusinShihab menulis cuitan, “Ini bisa membuka mata hati kita semua untuk tidak memilih penculik aktivis 98 yg hingga hari ini belum kembali dan tidak ketahui keberadaannya maupun jasadnya. Asal bukan Prabowo, lambungkan ini lur.”

Akun lain seperti @Paltiwest membagikan video yang menunjukkan salah satu pendukung Prabowo, yakni Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah terlihat membagi-bagikan duit ke sejumlah warga. “Bawaslu: Setelah kita selidiki ini bukan money politic. Asal Bukan Prabowo!!” tulis akun Paltiwest. (net/pel/era/smr)

Pos terkait