Tadarus Litapdimas: Jihad Gender dan Ikhtiar Wujudkan Kemanusiaan Keadilan

tangakapan layar pada suasana diskusi virtual Tadarus Litapdimas. Foto: istimewa

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) kembali menggelar diskusi virtual Tadarus Litapdimas dengan rubrik Menakar Riset Kolaborasi Internasipnal yang kali ini mengambil tema Jihad Gender dan Iktiar Mewujudkan Kemanusiaan Keadilan, Selasa (14/7/2020).

semarak.co– Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kemenag Prof. M. Arskal Salim GP mengatakan, ini sangat relevan dari waktu ke waktu. Apalagi dalam kondisi pandemi virus corona jenis baru penyebab Covid-19 saat ini, posisi dan peran perempuan sangat menentukan dalam berbagai aspek, sehingga sangat menarik untuk diteliti.

Bacaan Lainnya

“Pengambilan tema soal gender ini, sudah tepat. Ketiga proposal penelitian sudah dibahas dan direview para reviewer sebelumnya,” ujar Arskal seperti dilansir monitor.co.id, Selasa (14/7/2020).

Namun dalam kesempatan ini, lanjut Arskal, pembahasan tersebut lebih dipertajam lagi, maksud tujuan dari penelitian akan lebih jelas dan mendapatkan beragam perspektif lainnya.

Peneliti pertama, Prof Maya Panorama memaparkan rencana penelitiannya tentang konsep ‘Program Mampu’ yang dinilai akan memberikan dampak kebijakan bagi perempuan, dengan mengambil sampel penelitiannya dari kalangan akademisi, birokrasi dan industri.

Ia pun membatasi wilayah penelitian di Indonesia dengan Australia, lantaran kedua negara ini memiliki beberapa persamaan. “Kami melihat perempuan di Indonesia dan Australia sama-sama mulai mengenyam pendidikan yang mapan, memiliki pendidikan cukup tinggi dan rata-rata aktif terlibat dalam sektor-sektor informal,” kata Maya.

Maya Panorama berharap dalam penelitiannya nanti dapat mengukur tingkat progresivitas perempuan yang sudah terlibat dalam program Mampu, atau yang belum.

Selain itu, Maya dan timnya ingin mengetahui bagaimana pandangan perempuan tentang perannya melihat program gender equality, lalu peran pemerintah dalam melihat konsep Program Mampu terkait formulasi, regulasi dan pengambilan kebijakan.

Peneliti kedua Istiadah dari IAIN Ponorogo tertarik untuk mengupas kasus kekerasan seksual yang semakin hari terus meningkat. Secara spesifik, ia ingin menggali kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi serta mengetahui bentuk advokasi kampus dalam penanganan kasus.

“Penelitian ini kami rasa penting, salah satu alasannya karena  sexual harassment (pelecehan seksual) ini sudah menjadi isu global, hampir semua negara sudah ada kasusnya. Bahkan ada negara-negara tertentu, kasus kekerasan seksual ini meningkat,” terang Istiadah pada acara yang dimoderatori Kepala Seksi Penelitian dan Pengelolaan HKI Direktorat PTKI Mahrus El-Mawa.

Penelitian ini akan mengambil sampel kampus di tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Australia. Melalui penelitian ini, ini berharap mampu  menganalisa respon para stakeholder terkait masalah sexual harassment, dan mengetahui usaha yang sudah dilakukan masing-masing Perguruan Tinggi dan stakeholder.

Kemudian peneliti ketiga, Abdul Muied Nawawi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meneliti gerakan perempuan dan menangkal terjadinya kasus kekerasan, ekstrimisme serta jaringan terorisme.

Sebagaimana hasil temuan sementaranya, Abdul mengutip, perempuan tidak hanya menjadi objek aksi ekstrimisme saja, namun sudah mulai aktif menjadi subjek kekerasan.

Abdul Muied berharap hasil penelitiannya nanti memunculkan ruang bagi perempuan Indonesia untuk bersuara dan menjadi agen perubahan yang aktif, memfasilitasi pemahaman tentang bagaimana menciptakan wacana yang mempengaruhi orang berperilaku terhadap isu-isu yang dihadapi oleh perempuan domestik migran Indonesia, serta memahami konteks dan kebenaran lokal.

Dosen Senior Antropologi dari ANU Canberra Eva Fakhrun Nisa yang bertindak sebagai pembahas mengingatkan kepada ketiga peneliti agar penelitian yang dilakukan harus tetap mengedepankan aspek keislaman, hal tersebut harus dikupas dan dibahas dalam penelitian masing-masing.

Selain itu, ia pun meminta ketiga tim penelitian tersebut yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 untuk fokus kepada inti permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian mereka.

Sebagai closing statement, Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Suwendi menyampaikan bahwa rubrik Menakar Riset Kolaborasi Internasional dalam Tadarus Litapdimas ini menjadi bagian dari ikhtiar Direktorat untuk menjadi semacam ajang Riset Idol agar tahapan-tahapan riset dapat terkawal dan mampu menghasilkan riset yang berkualitas.

“Kami berharap, afirmasi Direktorat untuk kegiatan riset tidak hanya berorientasi pada serapan anggaran semata, tetapi juga terjaganya kualitas riset secara maksimal”, ungkap Suwendi. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *