PT Surveyor Indonesia membukukan pendapatan senilai Rp401 miliar. Atau tumbuh 12,6% dibanding semester I-2016. Sampai akhir tahun ini target pendapatan perseroan mencapai Rp1,1 triliun atau naik 20% dari tahun lalu. Perseroan yakin dapat mengejar target hingga akhir tahun. Hal ini didukung dengan integritas sebagai perusahaan milik negara dan juga kompetensi yang dimiliki.
Direktur Utama Surveyor Indonesia M Arif Zainuddin mengatakan, perusahaan pelat merah di bidang survey ini mencatatkan kinerja yang meningkat hingga Juni 2017. Tercatat, perseroan memperoleh laba Rp 73 miliar atau meningkat 48,4% jika dibandingkan periode sama 2016. Hingga paruh pertama 2017, rinci Arif, perseroan berhasil meraih kontrak baru sebesar Rp1,8 triliun.
Dimana sebagian besar kontrak tersebut berasal dari sektor penguatan intitusi kelembagaan sebesar 30%. Lebih lanjut dia menjelaskan, kinerja keuangan perseroan hingga semester I/2017 juga terus meningkat. Untuk tahun ini pihaknya juga mentargetkan bakal memperluas market share hingga 14%.
“Hingga semester I untuk pendapatan telah tercapai sekitar 36%. Dari kontrak Rp1,8 triliun, porsi pemerintah 30%, ada juga sinergi BUMN, dan sisanya komersil kata, Tahun lalu market share kami sekitar 10-11% di seluruh Indonesia, tahun ini kami targetkan bisa memiliki market share hingga 14% ,” ujar Arif saat menghadiri HUT ke 26 Surveyor di Jakarta, Selasa (1/8).
Dalam menghadapi persaingan usaha, Surveyor Indonesia melakukan inovasi-inovasi terutama dalam menyajikan pelayanan dan solusi total bagi para pengguna jasa. “Kami telah menyelesaikan perbaikan proses bisnis internal dengan otomasi sistem melalui pemanfaatan teknologi informasi,” tambah dia.
Diharapkan, dengan kondisi tersebut, pihaknya, dapat memantapkan diri sebagai perusahaan independent assurance nasional yang diakui dunia dalam memberikan solusi menyeluruh kepada pelanggan. “Pengalaman kami melayani pasar independent assurance selama ini menjadi kekuatan utama yang didukung oleh sumber daya manusia yang kuat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan,” tegas Arif.
Layanan independent assurance difokuskan pada empat sektor, yaitu Penguatan Institusi Kelembagaan, Infrastruktur, Mineral dan Batubara, Migas dan Sistem Pembangkit. Untuk melaksanakan kegiatanIndependent Assurance, PTSI diakreditasi ISO 17020 dan ISO 17025 untuk kegiatan Inspeksi dan pengujian laboratorium.
Saat ini, sistem manajemen PTSI sudah memenuhi persyaratan ISO 9001 dan OHSAS 18001 serta SMK3 yang didukung tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu serta dukungan kerja sama dari berbagai Lembaga Nasional dan Internasional.
Melalui pengalaman di berbagai bidang, PTSI telah membangun pengetahuan luas dalam proses bisnis.
PTSI terus melakukan inovasi jasa-jasa baru dengan dukungan teknologi sehingga memberi nilai tambah kepada pelanggan. Jasa-jasa inovatif ini mempunyai manfaat yang sesuai dan memberi kontribusi yang strategis bagi kepentingan nasional dalam jangka panjang. (ilc/l6c/lin)