Sudah 88.987 Jemaah Berangkat ke Madinah Gelombang I, Dua Pekan Penerbangan Garuda Masih saja Terlambat

Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie. Foto: humas Kemenag

Kementerian Agama (Kemenag) kembali melakukan evaluasi atas kinerja maskapai pada 2 pekan pemberangkatan jemaah haji Indonesia. Kemenag mencatat, Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan. Pemberangkatan jemaah haji sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.

semarak.co-Sampai 26 Mei 2024, tercatat sudah ada 287 kelompok terbang (kloter) yang diberangkatkan ke Tanah Suci. Garuda Indonesia memberangkatkan 152 kloter, sementara Saudia Airlines sebanyak 132 kloter.

Bacaan Lainnya

Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie mengatakan, “Sampai 26 Mei, kami melihat Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan. Dari 152 kloter, ada 60 kloter yang terlambat atau sekitar 39,47%. Sementara Saudia Airlines, dari 132 kloter, ada 16 kloter yang mengalami keterlambatan atau sekitar 11,85%.”

Keterlambatan paling parah, lanjut Anna, dialami jemaah haji kloter 42 Embarkasi Solo (SOC-42) akibat adanya kerusakan mesin pesawat yang memberangkatkan jemaah SOC-41. Ini merupakan kloter terakhir dari Embarkasi Donohudan yang berangkat pada gelombang pertama, mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Keterlambatan SOC 42 juga berdampak pada perubahan jadwal SOC 43, bergeser hingga 17 jam dari rencana semula. “Akibat mesin rusak Garuda Indonesia, SOC-42 terlambat hingga 7 jam 10 menit. Ini jelas sangat lama dan menjadikan jemaah makin kelelahan,” jelas Anna.

Selain itu, ada 13 kloter dengan keterlambatan Garuda Indonesia pada kisaran satu sampai dua jam. Sementara yang di atas dua jam, ada tujuh kloter. “Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama dialami kloter pertama Embakasi Jakarta-Bekasi atau JKS-01, sekitar 47 menit,” lanjutnya.

Ditambahkan Anna, proses evaluasi atas ontime performance Garuda Indonesia dan Saudi Airlines akan terus dilakukan setiap pekan. Saat ini, tahap pemberangkatan jemaah memasuki musim puncak atau peak season. Ini tentu menjadi tantangan bagi maskapai penerbangan.

“Kami minta Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi menyeluruh agar problem keterlambatan penerbangan yang masih cukup besar bisa segera diselesaikan dan tidak berkelanjutan,” pinta Anna dirilis humas Kemenag melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Selasa (28/5/2024).

Fase kedatangan jemaah haji gelombang kedua sudah berlangsung sejak 24 Mei 2024. Gelombang pertama sudah usai dengan 229 kloter dan 88.987 jemaah. Pada fase gelombang kedua, ada 325 kloter dengan jumlah jemaah lebih dari 124ribu.

Pada penerbangan gelombang kedua, jemaah haji Indonesia dari berbagai embarkasi di Tanah Air akan mendapat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Fase ini akan berlangsung hingga 10 Juni 2024.

Di bagian lain dirilis humas Kemenag sebelumnya, pemberangkatan jemaah haji Indonesia pada gelombang I sudah selesai. Pada tahap ini, jemaah terbang dari embarkasi di Tanah Air menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Fase ini berlangsung 12 – 24 Mei 2024.

Kelompok terbang (kloter) pertama Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG-01) sebagai pembuka kedatangan di Madinah, dan kloter 42 Embarkasi Solo (SOC-42) sebagai penutup. Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat total ada 88.987 jemaah haji reguler yang berangkat ke Madinah, dan tergabung dalam 229 kloter.

Dari jumlah itu, ada 14 jemaah haji yang wafat. Penyelenggaraan haji Indonesia bisa kita sebut sebagai proses mobilisasi masyarakat sipil terbesar di dunia. Kompleksitas tantangannya sangat tinggi dan itu tercermin dari keberagamaan profil jemaah haji Indonesia, baik dari sisi pendidikan, profesi, kesehatan, termasuk pengalaman bepergian.

Seperti dikatakan, Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie. Tugas para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tentu tidak ringan. Tapi mereka memang dilatih dan disiapkan untuk bisa melayani dengan baik seluruh jemaah haji Indonesia dengan keragaman profilnya.

Keragaman profil 88.987 jemaah yang berangkat ke Madinah pada fase gelombang pertama, dapat dilihat dari data berikut seperti dirilis humas Kemenag melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Minggu (26/5/2024):

  1. Dari jenis kelamin, 39.811 jemaah laki-laki (44,7%) dan 49.176 jemaah perempuan (55,3%)
  2. Sebanyak 87.673 jemaah (98,52%) belum berhaji, hanya 1.314 orang (1,48%) yang sudah pernah barhaji.
  3. Mayoritas jemaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang I berpendidikan SD (26.025), disusul SMA (22.541), S1 (21.593), dan SMP (10.126). Sisanya, berpendidikan diploma, S2, S3, dan lainnya.
  4. Dari sisi kesehatan, sebanyak 68.781 masuk kategori jemaah dengan risiko tinggi (77%), terbanyak pada rentang usia 60 – 70 tahun (23.856) dan 50 – 60 tahun (21.641).
  5. Ada 59 jemaah disabilitas, 24 laki-laki dan 35 perempuan, terbanyak dari Embarkasi Solo (10 orang). Dari 59 disabilitas ini, ada 51 jemaah yang masuk kategori risti.
  6. Dari sisi usia, ada 19.375 jemaah yang masuk kategori lansia dengan usia 65 tahun ke atas, komposisinya: 49,5% laki-laki dan 50,5% perempuan. Mayoritas dari mereka belum pernah berhaji (98,75%).

Kebanyakan jemaah haji lansia (50%), berada pada rentang usia 65 – 70 tahun. Tercatat ada empat  jemaah dengan usia di atas 100 tahun. Salah satunya adalah Mbah Harjo Mislan yang berstatus jemaah haji tertua tahun ini dengan usia 109 tahun.

Dari segi profesi, secara berurutan, kebanyakan jemaah lansia adalah petani, ibu rumah tangga, pensiunan PNS, pegawai swasta, dan pedagang. Sementara dari sisi pendidikan, mayoritas lansia lulusan SD (10.538), SMA (3.380), SMP (2.215), baru S1 (1.756).  Ada 246 jemaah berpendidikan S2 dan 18 orang berpendidikan S3.

Embarkasi dengan jemaah lansia terbanyak adalah Solo/SOC (4.095), Surabaya/SUB (3.334), Jakarta-Pondok Gede/JKG (2.130), Jakarta-Bekasi/JKS (2.122), dan Makassar/UPG (1.246). “Profil jemaah ini mencerminkan tantangan dan kompleksitas kerja para petugas dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji,” tandasnya.

Berikut daftar 14 jemaah haji Indonesia yang wafat sampai dengan akhir fase kedatangan gelombang pertama di Madinah, 24 Mei 2024:

  1. Upan Supian Anas (JKS-02), Wafat 13 Mei 2024, di Madinah
  2. Didi Rowandi, (JKS-03), Wafat 14 Mei 2024, di Madinah
  3. Yusman Irawan (PLM-02), Wafat 14 Mei 2024, di Madinah
  4. Basirun Mangsuri Wirya Besari (SOC-14), Wafat 16 Mei 2024, di Madinah
  5. Sarip Hari Kharun (JKS-16), Wafat 20 Mei 2024, di Madinah
  6. Toton Fatoni (JKG-09), Wafat 19 Mei 2024, di Madinah
  7. Imam Turmudi Abuyamin (SUB-15), Wafat 19 Mei 2024, di Madinah
  8. San Muntani Mad Mirsad (SOC-8), Wafat 21 Mei 2024, di Madinah
  9. Muslim Ismael (PDG-01), Wafat 22 Mei 2024,di Makkah
  10. Retnoyarni Syafei Adam (PDG-09), Wafat 23 Mei 2024, di Madinah
  11. Enny Rodiyah Solichin (JKG-02), Wafat 23 Mei 2024, di Makkah
  12. Sunarti Djoyo Kemis (BTH-07), Wafat 23 Mei 2024, di Madinah
  13. Abdulloh Som Sijin (JKG-20), Wafat 24 Mei 2024, di Madinah
  14. Sutarso Tasripin Kamsi (SUB-03), Wafat 24 Mei 2024, di Makkah (smr)

Pos terkait