Strategi Kemenkop dan UKM Ciptakan 1 Juta Wirausaha Baru, Menkop Teten: Indonesia Butuh dari Kalangan Mahasiswa

Menkop dan UKM Teten Masduki (tengah) dalam acara Entrepreneur Hub di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Senin (15/5/2023). Foto: humas Kemenkop dan UKM

Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM berkomitmen untuk mewujudkan target rasio kewirausahaan 3,95% dan menciptakan satu juta wirausaha baru hingga 2024, sebagaimana amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.

semarak.co-Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki mengatakan, target tersebut dapat tercapai melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, di mana pemerintah pusat memiliki tanggung jawab untuk mencetak 600 ribu wirausaha baru, sedangkan 400 ribu sisanya menjadi tugas bagi pemerintah daerah.

Bacaan Lainnya

Sehingga pada akhir 2024, target satu juta wirausaha baru dapat tercapai. Hingga akhir 2022, Kemenkop dan UKM sudah mencetak 392.847 wirausaha lewat berbagai strategi yang dirancang Kemenkop dan UKM. Mulai dari program inkubasi usaha, digitalisasi KUMKM, konsultasi bisnis dan pendampingan.

Lalu kegiatan pengembangan kewirausahaan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), hingga pendataan lengkap di masing-masing daerah. Sepanjang 2022 Kemenkop dan UKM telah melakukan 36 kegiatan pengembangan kewirausahaan, baik yang dilakukan untuk calon wirausaha, wirausaha pemula, dan wirausaha mapan.

Dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut, kata Menteri Teten, Kemenkop dan UKM berhasil melakukan pendampingan kepada 36.821 wirausaha, dengan rincian sebanyak 17.790 merupakan calon wirausaha, 16.144 wirausaha pemula, dan 2.887 wirausaha mapan.

“Untuk pengembangan kewirausahaan tahun ini, kami akan mengagendakan berbagai kegiatan untuk mengulang sukses di tahun 2022, dengan beragam inovasi yang kami harapkan dapat lebih banyak menghasilkan wirausaha baru yang berkualutas,” ujar Menteri Teten dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Senin (15/5/2023).

Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop dan UKM Siti Azizah mengatakan, di tahun ini pihaknya telah mengagendakan inkubasi usaha bagi 100 hingga 120 startup yang dilakukan di delapan lembaga inkubator.

Ke delapan lembaga inkubator tersebut antara lain Badan Riset dan Inovasi Daerah NTB, INBIS-Universitas Syiah Kuala, Badan Pengembangan Riset Inovasi Universitas Sumatera Utara (USU), Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Institut Teknologi Indonesia (PI2B-ITI), Lembaga Inkubator Bisnis Bali, LPPM UNNES, STIA-LAN Bandung, Lembaga Inkubator Universitas Trilogi.

Kenapa ada banyak kampus yang dilibatkan? Karena kami berharap hasil penelitian bisa dikomersilkan. Ide pendirian startup ini juga bisa datang dari hasil riset. Kami sudah melakukan studi banding ke Melbourne, Australia,” ungkap Azizah.

Azizah mengatakan, di tahun ini KemenKopUKM sudah melakukan inkubasi di Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Institut Teknologi Indonesia (PI2B-ITI). Kemudian, inkubasi kedua akan dilakukan di Badan Pengembangan Riset Inovasi USU, yang juga bertepatan dengan diselenggarakannya Entrepreneur Hub, dengan tema Wirausaha Baru Tercipta Pengrajin Berdaya pada 15-17 Mei 2023.

Inkubasi di USU tersebut, kata Azizah akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, pihaknya akan menyeleksi para peserta inkubator, kemudian melakukan booth camp selama tiga hari. Langkah selanjutnya adalah coaching clinic yang akan dilakukan sebanyak 7 kali, dan terakhir adalah demo day untuk mempresentasikan hasil dari inkubasi.

“Demo day diperlukan untuk business pitching dengan tiga negara. Kami mengundang calon investor dari Jepang, Korea dan Australia untuk turut serta mendanai bisnis yang sudah kami inkubasi. Selain ketiga negara ini, kami juga melibatkan investor dalam negeri,” kata Azizah.

Berikutnya Menkop Teten menekankan, Indonesia membutuhkan lebih banyak entrepreneur-entrepreneur muda baru, terutama yang datang dari kalangan terdidik atau mahasiswa, agar mampu bersaing dan mewujudkan Indonesia menjadi jajaran negara maju di 2045.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju. Di mana selain membangun infrastruktur, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi sangat penting dalam proses menyiapkan entrepreneur menuju negara maju. Meski UMKM kita sangat besar mencapai 64 juta pelaku, tetapi rasio jumlah wirausaha baru 3,47%.

Padahal untuk menjadi negara maju minimal mencapai 4 persen rasio kewirausahaan. Presiden pun meminta dari kalangan terdidik, mahasiswa, sarjana, untuk terjun menjadi wirausaha karena persaingan industri saat ini persaingan ide kreatif,” ucap Menkop Teten dalam acara Entrepreneur Hub di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Senin (15/5/2023).

Tiap tahun, lanjut dia, ada setidaknya 3,5 juta lulusan pendidikan yang berebut masuk mencari kerja. Kalau pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen yang terserap hanya 2 juta, sisanya 1,5 juta tidak bisa ditampung. “Di kampus, mahasiswa harus diubah pola pikirnya yaitu untuk mencetak lapangan kerja bukan mencari kerja,” ujarnya.

Indonesia yang tahun ini memegang keketuaan ASEAN ingin membawa Asia Tenggara menjadi kawasan yang memiliki peran penting bagi negara kawasan dan dunia. Salah satunya menjadikan wilayah ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di dunia.

Misi yang tertuang dalam gelaran ASEAN Summit dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ini menjadi momentum yang tepat.

Menkop Teten menekankan, untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia juga punya tugas internal untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di dalam negeri menjadi 1 juta wirausaha baru, sesuai amanat Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.

Menkop Teten menyebut, Pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung penumbuhan wirausaha di Indonesia, salah satunya adalah penumbuhan ekosistem wirausaha melalui Entrepreneur Hub. “Survei di dalam negeri maupun di Asia Tenggara, sebanyak 72 persen mahasiswa ingin menjadi pengusaha,” katanya.

Hal itu pula, kata dia, yang menjadi dasar bagi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dalam membidik entrepreneur dari kalangan perguruan tinggi, mengingat persaingan kedepan semakin kompetitif sehingga wirausaha harus punya kemampuan bersaing di pasar global.

“Salah satunya kenapa di USU? Kota Medan sejarahnya memang dibangun oleh para pebisnis, di mana tembakau kualitas unggul di dunia ada di Sumatera Utara, Medan. Sebanyak 3.800 petani tembakau dari Eropa mengelola tembakau yang kemudian ekspor. Medan punya sejarah panjang sebagai kota bisnis,” ujar Menteri Teten.

Saat ini, menjadi entrepreneur pun sangatlah mudah. Diungkapkan MenKopUKM, sudah banyak platform digital yang bisa membantu untuk memulai bisnis dengan mudah, misalnya melalui Entrepreneur Hub ini. “Menjadi wirausaha itu mudah asal punya ide, banyak platform digital yang tersedia,” ucapnya.

Dari data startupranking.com per April 2023, Indonesia kini berada di posisi ke-6, sebagai negara dengan jumlah startup dan wirausaha baru terbanyak di dunia. Tak hanya unggul secara kuantitas, secara kualitas saat ini setidaknya Indonesia telah memiliki dua startup dengan status Decacorn dan 9 Startup dengan status Unicorn.

“Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia punya potensi besar melahirkan entrepreneur baru yang lebih besar lagi. Untuk itu saya mengajak untuk terus mengembangkan diri, menjadi future entrepreneur, menciptakan inovasi-inovasi baru, melahirkan UMKM berbisnis model inovatif untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045,” kata Menteri Teten.

Startup Kampus

Wakil Rektor I USU Edy Ikhsan menuturkan, USU berkomitmen dan semakin optimistis menyalakan semangat dalam mempersiapkan entrepreneur-entrepreneur muda dalam memimpin perekonomian Indonesia di kancah global.

“USU bertransformasi menjadi entrepreneur university dan terus berupaya memperluas jejaring kerja sama dan meningkatkan kualitas kemitraan, baik dengan Pemerintah, dunia industri dan lembaga-lembaga profesi, sehingga dapat memberikan dukungan dan memfasilitasi lahirnya wirausahawan unggul dari kampus yang nantinya semakin memperbesar ekosistem kewirausahaan di negeri ini,” katanya.

Kegiatan bersama Kemenkop, kata Edy, menjadi starting atau kick off mendorong penciptaan wirausaha baru. Diharapkan ke depan kegiatan itu akan mampu memberikan penguatan terhadap kinerja riset dan inovasi untuk menghasilkan produk-produk unggulan yang bermanfaat.

Di mana dalam kerja sama ini para peserta atau startup yang berasal dari USU, yang merupakan salah satu dari 6 startup yang lolos seleksi kementerian (dari 15 universitas yang ikut serta) akan didampingi oleh tim dari KemenKopUKM melalui program business matching, hingga mendapatkan investor atas produk-produk yang dihasilkan.

Wali Kota Medan Bobby A Nasution mengatakan, Kota Medan terus berbenah dalam membangkitkan kegiatan ekonomi daerahnya. Terutama pascapandemi COVID-19 yang memberikan dampak yang sangat besar. Pihaknya mendorong, agar UMKM Medan bisa kuat di sektor hilirisasi yang menjadi keunggulan dalam bersaing dengan UMKM daerah lainnya.

“Masalah akses masih menjadi kendala, banyak warga Medan yang kreatif. Namun ada banyak pandangan kalau mau sukses harus keluar dulu dari Medan. Padahal hari ini, Medan begitu banyak menyumbang ide tingkat nasional yang menjadi bekal kuat dalam membangun ekonomi Medan,” kata Bobby.

Tak hanya itu, pihaknya bekerja sama dengan USU sedang membangun plaza UMKM yang rencananya tahun ini mulai dibangun. “Harapannya seluruh tenant yang buka nanti, berasal dari pelaku UMKM Kota Medan dan sekitarnya. Bahkan nanti bukan hanya tempat jualan, tetapi juga mengasah jiwa entrepreneur dan membentuk ekosistem usaha. Mau tenang mau enak hidupnya ya jadi pengusaha,” ucapnya.

Kesempatan sama, Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Endang Budi Karya turut menyambut baik strategi yang dilakukan dalam mendukung ekosistem usaha. Mendukung maju dan berkembangnya UMKM terutama di sektor kerajinan.

Dukungan yang diperlukan tak hanya dari Pemerintah, tetapi juga pihak lain seperti kampus. Kerja sama UMKM dengan perusahaan dan startup sangat diperlukan dalam menjembatani UMKM. Dukungan perajin atau wirausaha baru agar masyarakatnya mencintai produk karya anak bangsa sendiri.

“Kepada para calon usaha baru di sektor kerajinan, termasuk para mahasiswa, hendaknya membekali diri dengan berbagai keterampilan di bidang kreatif agar semakin berdaya saing,” kata Budi. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *