Stabilkan Harga, Bulog Gelar Operasi Pasar di 20 Pasar Seluruh Jakarta

beras bulog. foto: istimewa indopos

Perusahaan umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) meluncurkan Operasi Pasar (OP) dalam rangka Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), Selasa (24/9/2019). Dalam OP tersebut perusahaan pelat merah ini menggelontorkan 2000 ton beras ke 20 pasar di seluruh Jakarta.

Ini terdiri dari Pasar Senen, Pasar Pondok Labu, Pasar Koja Baru, Pasar Grogol, Pasar Lenteng Agung, Pasar Jembatan Lima, Pasar Palmerah, Pasar Johar Baru, Pasar Petojo Utara, Pasar Cempaka Putih, Pasar Induk Cipinang, Pasar Kelender.

Kemudian Pasar Kramat Jati, Pasar Rawa Badak, Pasar Minggu, Pasar Warakas, Pasar Kebayoran Lama, Pasar Tomang Barat, Pasar Palmeriam dan Pasar Tanah Abang.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, untuk operasi pasar di Jakarta, dilakukan tiga hari, 24-26 September 2019.  Dalam pelaksanaanya manajemen menugaskan seluruh karyawan secara bergantian.

“Operasi pasar dilaksanakan untuk mengantisipasi gejolak harga. Khususnya beras. Operasi pasar ini  melibatkan seluruh karyawan,” ujar Buwas, sapaan akrab Budi Waseso saat meluncurkan Operasi Pasar dalam rangka Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga, di Kantor Bulog, kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Tugas Bulog, kata Buwas, melakukan stabilisasi harga. Oleh karena itu pihaknya sudah mulai  operasi pasar. “Memang kita dapat penugasan dalam operasi pasar ini dalam rangka stabilisasi harga sampai Desember 2019,” terangnya.

Ini bisa berlanjut, sambung dia, bilamana tahun depan itu memang masih diperlukan untuk operasi pasar. “Bulog punya stok yang cukup. Jadi untuk operasi pasar ini kita sudah mengantisipasi dan kita siapkan jauh hari,” bebernya.

Saat ini, kata dia, pihaknya membangun komitmen bahwa semua pegawai Bulog turun ke lapangan di seluruh Indonesia. Untuk melihat sendiri. “Jadi kita tidak dibelakang meja terus. Hanya tahunya laporannya. Semua turun harus tahu kondisi lapangan. Jadi bisa mengantisipasi,” beber mantan Kepala BNN (badan narkoba nasional).

Operasi pasar diluncurkan di seluruh Indonesia, lanjut dia, saat ini untuk DKI Jakarta, digelontorkan 2000 ton. Adapun perhari untuk seluruh Indonesia, ada 15 ribu ton beras yang digelontorkan.

“Operasi pasar dilakukan karena konsumen mulai merasakan adanya peningkatan-peningkatan harga. Itu segera kita sikapi. Tiap hari kita mengevaluasi, data dari BPS dan Bank Indonesia. Begitu katanya ada kenaikan, kita langsung sikapi,” jelasnya.

Untuk operasi pasar, Bulog menyiapkan 500 ribu ton beras sampai Desember. Di luar itu, untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebanyak 700 ribu ton. Jadi sudah disiapkan 1,2 juta ton untuk tahun ini.

“Kmasih punya stok 1,3 juta ton, kalau itu kepakai semua. Tapi kan sampai hari ini kita masih bisa menyerap produksi beras dari beberapa daerah rata-rata sehari 3000 ton,” bebernya.

Soal penyaluran BPNT, Buwas mengatakan, Bulog pasti diserang, berita-berita buruk. Seperti Beras bulog jelek dan sebagainya. “Ini disetting. Sudah diketahui dari Bareskrim sudah selidiki. Kita lawan, bukan dengan kekerasan tapi dengan kerja nyata. Sehingga peran Bulog sesuai uu bisa kita lakukan,” jelas Buwas.

Untuk Operasi Pasar, harga beras yang dijual sebelum ada peningkatan. Misalnya, kemarin harganya medium Rp 9000, sekarang Rp 9200, dijual sebelum ada peningkatan. Premium dijual Rp 11-12 ribu,  rata-rata sekarang harganya Rp 13 ribu.

“Kita harapkan harga stabil. Walaupun di petani meningkat, di konsumen tetap stabil. Operasi pasar juga menyikapi musim kemarau. Walaupun begitu, ada beberapa wilayah yang masih panen, seperti beberapa wilayah di Lampung dan Sulawesi,” ucapnya.

Per hari, sebut dia, pihaknya menyerap beras 3.000 ton. “Seluruh wilayah yang ada peningkatan harga, kita operasi pasar. Yang tidak ada kenaikan harga atau stabil tidak dilakukan operasi pasar,” pungkasnya. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *