Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengikuti Sosialisasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Lingkungan BPPMT Kementerian Transmigrasi (Kementrans), di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BPPMT) Denpasar, Bali, pada Kamis (31/7/2025).
Semarak.co – Viva Yoga mengungkapkan sosialisasi dan test urin di lingkungan Kementrans dilakukan secara bergelombang, mulai dari pegawai pusat, balai di Denpasar, dan selanjutnya menyusul balai-balai lainnya seperti di Jogjakarta.
“Pegawai Kementrans harus sehat, prima dan jadi teladan pelayan publik. Bayangkan kalau aparatur sipil negara lemah karena terkena narkotika, pasti akan menjadi masalah besar,” ujarnya, dirilis humas Kementans usai acara melalui WAGroup ForWaTrans, Senin (4/8/2025).
Diingatkan seseorang, masyarakat, dan negara bila terlibat serta masif ada peredaran dan perdagangan narkotika, pasti di sana ada kekacauan. Penyalahgunaan narkotika bukan hanya soal kesehatan namun juga masalah sosial, ekonomi, dan kedaulatan suatu negara.
“Di beberapa negara Amerika Latin kekacauan karena narkotika. Geng-geng narkotika bertarung karena ini uang besar. Mereka memproduksi narkotika dan uangnya digunakan untuk perang. Jadi masalah narkotika ini sangat kompleks,” ungkapnya.
Viva Yoga pernah berdiskusi dengan Kepala BNN saat masih dijabat Budi Waseso. Disebut peredaran narkotika di Indonesia, 80 persen masuk lewat jalur laut. Mereka menyamar sebagai nelayan beserta kapal ikan tangkapnya.
Saat ada patroli dan diperiksa, di atas memang tidak ditemukan bungkusan yang berbahaya namun ketika diperiksa di bawah lambung kapal, di tempat itu terdapat kemasan narkotika. “Praktek seperti ini sepertinya masih kerap terjadi,” ujarnya.
Peredaran narkotika semakin canggih apalagi dalam sosialisasi tadi disebut pembayarannya menggungakan uang kripto. Jadi semakin susah dideteksi. Untuk itu, Viva Yoga mendukung BNN dilengkapi alat canggih agar bisa mendeteksi proses transaksi.
BNN perlu terus meningkatkan perannya sebab dari data yang ada 72 desa masuk katagori waspada dan 173 desa masuk katagori siaga. “Kalau BNN melakukan tugas pokoknya di mana saja, termasuk di BPPMT Denpasar, harus kita dukung,” tegasnya.
Menurut Viva Yoga hal demikian penting sebab BNN menjadi penjaga kedaulatan bangsa. Diceritakan tentang Perang Candu, perang antara China dan Inggris yang terjadi di daratan China. Untuk melemahkan kekuatan suatu negara maka diberikanlah rakyat dengan opium (narkotika).
Karena mengkonsumsi opium, maka rakyat tambah bodoh sebab sel otak dan organ lainnya mati. “Opium yang dikonsumsi berpengaruh terhadap kecerdasan dan kesehatan sehingga melemahkan suatu negara. Daya rusak narkotika sangat dahsyat,” tambahnya.
Viva Yoga Sambung Rasa Dengan Transmigran Konawe Utara
Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menemui transmigran Kawasan Hialu, Desa Sabandente, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, (3/8/2025).
Dikatakan transmigrasi saat ini memiliki paradigma baru. Berdasarkan UU. No. 29 Tahun 2009 Tentang Transmigrasi, kewenangan program transmigrasi sekarang berada di pemerintah daerah. “Sekarang sifatnya bottom up dan desentralisasi,” ujarnya.
Hal demikian berbeda dengan masa lalu yang bersifat top down dan sentralistik. “Pada masa lalu memang pemerintah pusat yang punya kekuasaan mutlak untuk memberangkatkan transmigran di mana saja dan pulau apa saja,” paparnya.
Dari paradigma baru inilah maka ada tidaknya transmigrasi tergantung dari pemerintah daerah. Di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara ada tidaknya transmigrasi tergantung dari pemda di sana. Kementrans tidak akan mengirim transmigran apabila tidak ada permintaan pemerintah daerah.
Di Konawe Utara transmigran selain berasal dari warga lokal, juga berasal dari Jatim, Jateng, Jogjakarta, Jabar, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. “Saya mengapresiasi keterbukaan masyarakat di sini. Pemda juga membuka diri dengan menyediakan lahan untuk transmigran,” tambahnya.
Warga setempat menghibahkan tanahnya sebesar 1.000 Ha untuk calon transmigran yang baru, yang 80% dari transmigran lokal dan 20% dari transmigran luar daerah. Dibutuhkan 500 kepala keluarga. Ini nanti akan diajukan ke Kementerian Transmigrasi untuk surat-suratnya.
Viva Yoga menyebut paradigma baru transmigrasi juga mengubah orientasi program. Saat ini diorientasikan pada peningkatan kesejahteraan transmigran dan masyarakat lokal yang ada di kawasan transmigrasi.
Wakil Ketua Umum PAN itu mengatakan dirinya baru pertama kali ke Konawe Utara. Ia kagum kawasan transmigrasi di sini tanahnya subur dan sumber airnya melimpah. “Ini potensi besar untuk mengolah lahan”, ucapnya. (hms/smr)