Soal Petugas Partai dan Boneka Megawati Bikin Elektabilitas Ganjar Jeblok, Survei Litbang Kompas: Anies dan Prabowo Naik

Kolase Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Capres Anies Baswedan. Foto: internet

Elektabilitas Prabowo Subianto kembali unggul dalam survei dibanding Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas terbaru, terkait elektabilitas bakal calon presiden (capres) menjelang pemilihan presiden (Pilpres) di Pemilihan umum (Pemilu) 2024, nama capres Prabowo masih di atas Ganjar dan Anies.

semarak.co-Survei ini dilakukan Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023. Hasilnya memperlihatkan nama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo paling tinggi dengan angka 24,5%. Disusul nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 22,8%.

Bacaan Lainnya

Selanjutnya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 13,6% dengan margin of error survei lebih kurang 2,83%. Jika dibanding hasil survei yang sama pada Januari 2023, elektabilitas Prabowo meningkat 6,4%. Kala itu, Prabowo mendapatkan elektabilitas 18,1%. Sedangkan Ganjar saat itu berada di angka 22,8%.

Ingat hasil survei ini menunjukkan elektabilitas Ganjar menurun 2,5% dibanding survei Januari 2023, di mana Ganjar memperoleh tingkat elektoral 25,3%. Sementara elektabilitas capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mengalami peningkatan sebanyak 0,5% dibanding survei Litbang Kompas Januari 2023.

Kala itu, tingkat elektoral Anies berada di angka 13,1%. Di luar tiga besar, elektabilitas capres di posisi keempat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan raihan 5,8%. Disusul Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang memperoleh elektabilitas 1,9%.

Kemudian, peringkat kelima diduduki Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendapatkan elektabilitas 1,2%. Survei Litbang Kompas itu juga menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo unggul dalam simulasi 3 nama capres.

Tingkat elektoral Ganjar menjadi yang tertinggi saat ini jika berkontestasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam simulasi tersebut, Ganjar dipilih 40% responden, sementara Prabowo dipilih 36,8% responden, dan Anies didukung 23,2% responden.

“Dengan hasil ini dapat dikatakan Ganjar dan Prabowo akan lolos ke putaran kedua kalau pemilu dilakukan saat ini,” ujar peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan dikutip dari Harian Kompas edisi Rabu (24/5/2023) dilansir tribunlombok.com, Rabu, 24 Mei 2023 08:08.

Bambang mengungkapkan, tingkat elektabilitas Prabowo pada simulasi 3 nama capres masih sulit mengungguli Ganjar karena suara Prabowo dan Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sebagian beralih ke Anies. “Pemilih Prabowo-Sandi sebanyak 54 persen tetap mendukung Prabowo saat ini dan 36,6 persen mendukung Anies,” ujarnya.

Namun, Bambang mengatakan upaya Prabowo melakukan konsolidasi pada pemilihnya di Pilpres 2019 sudah lebih baik saat ini. Pasalnya, angka pendukung Prabowo-Sandi yang saat ini mendukung Prabowo meningkat jika dibanding survei Litbang Kompas pada Januari 2023.

“Dibandingkan Januari lalu dengan hanya 40 persen suara yang dapat diraih dari bekas pemilihnya dalam Pilpres 2019, saat ini Prabowo makin berhasil melakukan konsolidasi sehingga ada penambahan 14 persen dari ceruk pemilih lamanya,” kata Bambang.

Diketahui terdapat 1.049 responden yang memberikan pilihan pada simulasi 3 nama capres yang dilakukan Litbang Kompas pada 29 April – 10 Mei 2023. Oleh karenanya, pada simulasi tersebut margin of error berada di angka 3%. Adapun secara keseluruhan survei Litbang Kompas dilakukan dengan tatap muka yang melibatkan 1.200 responden.

Para responden dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Metode ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,83%.

Diberitakan tempo.co, Kamis (25/5/2023), 13.56, Lembaga Survei Indonesian (LSI) juga menempatkan Ganjar pada peringkat kedua di bawah Prabowo dengan angka sebesar 31,9%. Sedangkan Prabowo yang mengungguli Ganjar, berada di peringkat pertama dengan angka menyentuh 33,9%.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) buka suara terkait hasil survei elektabilitas bacapres 2024 itu. Ketua DPP PDIP Said Abdullah meyakini elektabilitas Ganjar bisa menyalip Prabowo jelang Oktober 2023.

Diketahui, Oktober 2023 merupakan batas pendaftaran bakala capres 2024. “Kita lihat nanti jelang Oktober. Insyaallah elektabilitas Mas Ganjar di 45 persen sudah bisa melampaui Pak Prabowo,” kata Said seperti dikutip Tempo, Rabu, 24 Mei 2023.

Menurut Said, Ganjar baru dideklarasikan sebulan lalu alias pada 21 April 2023. Sementara Prabowo, kata dia, diusung jadi capres sejak 9 bulan lalu dan Anies Baswedan pada 7 bulan lalu. Selain itu, Said menyatakan baik Prabowo dan Anies sudah terlebih dulu menunaikan safari politik keliling Indonesia.

Sementara Ganjar baru keliling di lima provinsi saja. Said menyebut PDIP bakal terus mengenalkan Ganjar ke seluruh Tanah Air dengan bantuan kader, relawan, maupun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sudah menjadi mitra pada 2024. Ia meyakini Ganjar punya potensi besar diterima di hati masyarakat.

“Kami akan bekerja lebih sistematis untuk mengantarkan keterpilihan beliau lebih meningkat, dan kami yakin potensi Mas Ganjar Pranowo untuk diterima di hati rakyat terbuka lebih luas,” kata dia dilansir tempo.co.

Dalam survei itu, Prabowo unggul dengan elektabilitas 24,5 persen, lalu Ganjar 22,8 persen, dan Anies Baswedan yang semakin tertinggal jauh dengan elektabilitas hanya 13,6%. Elektabilitas Prabowo ini meningkat hingga 6,4% dibanding survei Januari 2023 yang berada di angka 18,1%.

Sementara Ganjar mengalami penurunan elektabilitas sebesar 2,5 persen dari 25,3% pada Januari 2023. Lalu untuk perolehan suara Anies nyaris tak berubah dari hasil survei sebelumnya sebesar 13,1% atau hanya naik 0,5%. Meningkatnya elektabilitas Prabowo hingga bisa menyalip Ganjar ini merupakan yang pertama kalinya.

Pada survei Oktober 2022, elektabilitas Prabowo masih di bawah Ganjar. “Pernyataan Ganjar yang menolak tim sepak bola Israel main di Piala Dunia U-20, yang kemudian dikaitkan dengan kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah pergelaran internasional tersebut, berpengaruh pada laju elektabilitasnya,” bunyi keterangan Litbang Kompas yang dikutip Tempo pada Rabu, 24 Mei 2023.

Masih menurut survei tersebut, jumlah pemilih Ganjar yang tetap bertahan usai kasus penolakan Timnas Israel hingga batalnya perhelatan Piala Dunia U-20 hanya di angka 63 persen. Sementara sebanyak 12,5 persen suara pindah ke Prabowo dan sisanya ke calon lain atau abstain.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia. Survei ini memiliki margin of error 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil survei LSI

Naiknya elektabilitas Prabowo juga diungkapkan LSI. Dalam survei terakhirnya, LSI menyatakan Prabowo juga unggul dengan elektabilitas 33,9%. Ganjar Pranowo berada di posisi kedua dengan 31,9% sementara Anies yang merupakan bakal capres dari Koalisi Perubahan gabung Partai NasDem, Demokrat, dan PKS di posisi ketiga dengan 20,8%.

Menyitir Tempo, Jumat, 19 Mei 2023, peneliti LSI, Adjie Alfaraby, mengatakan berdasarkan survei nasional terbaru yang mereka lakukan, Ganjar yang biasanya bertengger di nomor urut pertama dalam survei elektabilitas, kini disalip pesaingnya, Prabowo. “Ganjar mengalami tren penurunan dalam dua bulan terakhir,” kata Adjie.

LSI menyinggung soal kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sebagai penyebab turunnya elektabilitas Ganjar dan naiknya elektabilitas Prabowo. Selain itu, menurut LSI, ada juga masalah impresi negatif dari Ganjar sebagai petugas partai.

Survei yang digelar LSI ini berlangsung pada 3-14 Mei 2023. Sebanyak 1.200 orang responden dilibatkan dengan metode survei multistage random sampling yang teknik pengumpulan data melalui wawancara. Margin of error dari survei ini mencapai 2,9 persen.

Terbaru diberitakan bali.jpnn.com, Kamis (25/5/2023), 07.27 WIB dari laman berita msn.com, pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merespons kegalauan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto buntut jebloknya calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo.

Menurut Denny JA, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu turun lantaran dirinya adalah petugas partai yang dideklarasikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. “Sudah banyak beredar di internet bahwa Ganjar Pranowo adalah Boneka Megawati Soekarnoputri,” ujar Denny JA.

Hasil survei LSI Denny JA periode 3-14 Mei 2023 mengungkap elektabilitas Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden menempati posisi teratas. Elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 33.9 persen, Ganjar Pranowo di peringkat kedua dengan 31.9 persen, sedangkan Anies Baswedan tercecer di peringkat ketiga dengan 20.8%.

Menurut Denny JA, dalam menjalankan pemerintahan dan mengambil keputusan sehari-hari, seorang presiden tak harus direstui dan mendapat restu ketua umum partainya. Pernyataan Megawati Soekarnoputri dalam berbagai kesempatan membuat presiden tampak sebagai petugas partai. Hal ini bisa dianggap merendahkan lembaga presiden.

Wajar kalau kemudian PDI Perjuangan menjadi olok-olok di ruang publik ketika mendeklarasikan capres Ganjar Pranowo sebagai petugas partai. Sebenarnya hal ini juga pernah dialami Presiden Jokowi. Denny JA juga mengatakan pada Pilpres 2024, status Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto pun menjadi tidak sebanding.

Jika Ganjar Pranowo hanya berstatus petugas partai, maka Prabowo Subianto adalah pendiri dan ketua umum partai politik. Jadi, tidak heran jika untuk citra pemimpin yang kuat dan tegas, Ganjar Pranowo kalah jauh dibandingkan Prabowo Subianto, bahkan dibandingkan dengan Anies Baswedan.

“Pilpres masih sembilan bulan lagi. Banyak hal masih mungkin berubah. Jika publik semakin tersadar Indonesia kini memerlukan pemimpin yang kuat dan kesadaran itu meluas, capres yang menjadi petugas partai akan semakin tidak populer,” kata Denny JA.

Faktor lain yang membuat elektabilitas Ganjar Pranowo turun adalah kegagalan dirinya mengatasi isu kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. Merujuk pada data BPS 2022, selama dua periode menjadi gubernur, persentase penduduk miskin di Jawa Tengah lebih banyak dibandingkan rata-rata di Indonesia. (net/tpc/tbc/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *