Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (LLP-KUKM) atau Smesco Indonesia yang merupakan badan layanan umum (BLU) Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM sukses meraih kinerja positif di akhir 2023 dan berharap pertumbuhan positif tersebut bisa berlanjut di 2024.
semarak.co-Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, pengembangan Smesco menjadi tujuan utama agar bisa menjadi trading arm Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM dengan berbagai fasilitas yang dihadirkan bisa dinikmati UKM.
“Kami menyiapkan sejumlah rencana dan strategi agar dapat memberikan layanan promosi dan pemasaran UKM Indonesia dengan lebih optimal,” kata Leonard dalam keterangan resmi di Gedung Kemenkop dan UKM, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (25/1/2024).
Setelah sebelumnya dua tahun (2018-2019) posisinya defisit, pendapatan minus, terutama saat pandemi Covid-19 pihaknya bangga dan senang kinerja surplus terjadi di 2023. “Bisa melakukan hal yang lebih progresif dan agresif, dan didukung oleh kerja keras semua pihak,” kata Leonard.
Surplus performance Smesco terutama dikontribusi dari pengelolaan aset sebagai sumber revenue. Selain itu, Smesco juga mulai memetakan titik-titik baru sumber revenue, seperti kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari Kementerian/Lembaga (K/L), Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), hingga perusahaan swasta.
Catatan pertumbuhan terjadi, salah satunya dari program kerja sama dengan Skyeats yang merupakan kitchen integrated pemberi layanan sistem pengawetan untuk makanan produk UKM. Mereka membantu agar bahan makanan UKM lebih awet ketika dipasarkan di suhu ruang hingga 12 bulan.
“Di mana tujuannya, juga untuk memudahkan produk makanan tersebut masuk ke pasar modern. Kami memberikan layanan tersebut kepada UKM dengan tarif yang terjangkau. Diharapkan akan lebih banyak lagi UKM yang bergabung dalam Skyeats, di mana saat ini masih terdapat sekitar 50 UKM yang tergabung,” ucap Leonard.
Bersama Skyeats, sambungnya, akan dilakukan diskusi terkait keinginan ekspansi untuk memperbanyak fasilitas. Kerja sama Skyeats dan Smesco merupakan perwujudan dari salah satu program Kemenkop dan UKM yaitu factory sharing.
Selanjutnya, Leonard menguraikan terkait strategi ekspor yang akan dilakukan Smesco. Ekspor oleh Smesco dipandang sangat perlu dalam upaya menangkap peluang ekonomi yang ada. Kali ini, rencanan ekspor salah satunya dilakukan Smesco bersama Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di luar negeri dengan menciptakan program Duta Ekspor, bekerja sama dengan PPI dan Diaspora.
Sudah ada mapping dan pembicaraan pihaknya dengan perwakilan PPI di Jepang, Timur Tengah (Timteng), Eropa, dan Amerika Serikat (AS) mereka sangat antusias. “Dan kami juga menyiapkan serta mengkurasi produk-produk yang akan dipromosikan nantinya,” kata Leonard dirilis humas Kemenkop dan UKM usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Kamis malam (25/1/2024).
Smesco juga berencana membuat trade show, yang membidik pasar atau buyer dari luar negeri dalam mengekspor produk dan merek Indonesia. Sebab katanya, dalam mendorong ekspor, diperlukan pameran berskala internasional agar industri berkembang, sehingga bukan hanya sekadar marketing.
Saat ini, Smesco bersama Kemenkop dan UKM fokus pengembangan Smesco Hub Timur di Sanur Bali yang menjadi pengembangan produk Indonesia untuk meraih pasar global. “Kami ingin membuat produk UKM inklusif sekaligus ekslusif.
Fasilitas Smesco Hub Timur ini sangat memadai menjadi showcase bagi produk wellness, beauty maupun F&B yang mendukung narasi Pemerintah. Tak hanya itu, Smesco juga menyiapkan strategi dengan membentuk Startup Hub tahun ini.
Sesuai arahan Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki dengan membuat Startup Hub yang direplikasi di Smesco. Bedanya dengan sektor swasta, Startup Hub yang akan kami bentuk harus bisa menggalang kekuatan multistakeholder.
Lebih banyak mengoordinasikan kekuatan startup untuk tumbuh yang sudah ada dikembangkan, lanjut dia, menghasilkan performance tinggi secara finansial dan model bisnis. Startup yang didorong bukan hanya mereka yang unggul secara teknologi, tapi juga Tech Enabled yang kuat di sektor riil alias lebih banyak startup di sektor produksi.
Indonesia kata Leonard, membutuhkan penguatan ekonomi di sektor riil dari hulu ke hilir, agar tak kalah bersaingan dengan market global. Bahkan dalam mewujudkan hal tersebut, Leonard mengatakan Smesco Indonesia sudah melakukan kunjungan ke Singapura.
Di mana sebesar 60 persen investasi startup Indonesia terbesar masuk dari Singapura. “Kerja sama dengan mereka (Modal Ventura asal Singapura) harus didukung, karena investasi sangat dibutuhkan, agar startup lebih bertumbuh kembang dan UKM diberdayakan. Bukan hanya sekadar berdiri lalu hilang,” kata Leonard.
Terbaru dirilis humas SMESCO Indonesia yang menyebut perilaku konsumen terus berubah dengan cepat seiring meningkatnya bisnis online. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan pasar, pelaku UMKM dapat mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Sementara, kebanyakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dihadapkan pada keterbatasan kemampuan literasi digital dalam mengembangkan pemasaran online untuk memperluas pangsa pasar. Menurut data Google Temasek & Bain, valuasi ekonomi digital Indonesia diprediksi menjadi US$146 Milyar di tahun 2025.
Direktur Bisnis dan Pemasaran SMESCO Indonesia Wientor Rah Mada, mengungkapkan, tgotal transaksi online di Indonesia itu, yang tadi disebutin itu, saat ini belum ada sepuluh persen dari total transaksi yang ada di Indonesia.
“Jadi potensinya masih sangat besar, itulah mengapa TikTok tidak mau melepas pasar Indonesia karena ini masih bisa di stretch, masih sekitar 6-7% atau dari US$146 miliar,” papar Wientor saat bicara mengenai peluang pasar digital bagi UMKM saat ditemui di acara Workshop UMKM Naik Kelas: Jakarta, berkolaborasi dengan Google Indonesia, YouTube dan Everpro.
Dikatakannya, Google Indonesia dan YouTube memberikan dana hibah ke UMKM Indonesia sebesar 2 milyar Rupiah yang harus langsung di-distribusikan dalam bentuk tools digital yang bisa mengakselerasi digitalisasi UMKM atau bisa menambah aset digital bagi 3000 UMKM.
Saat ditanya mengapa SMESCO memilih tema pelatihan pembuatan landing page bagi UMKM, ia mengatakan, biasanya entry point dari UMKM, kalau mereka ingin masuk ke digital adalah masuk ke e-commerce, tapi setelah itu ada lanjutannya. Karena UMKM tidak bisa mengandalkan satu jenis traffic saja dari market place.
Kalau UMKM mau mengatasi stagnansi penjualan, harus memanfaatkan berbagai macam traffic digital, harus terampil. Website, ini memberikan alternatif traffic karena UMKM bisa mempunyai kendali atas proses penjualan mereka sendiri.
“Kalau konsumen beli di website milik UMKM itu sendiri-kan tidak ada potongan dari market place, tidak ada biaya lain-lain dari proses penjualan, jadi kendalinya ada di UMKM, ujungnya UMKM menjadi mandiri,” ujar Wientor dalam paparannya.
SMESCO memberikan banyak pelatihan di tahun ini, seusai pelatihan pembuatan website itu, UMKM akan didampingi oleh para instruktur, ada grup WhatsApp, ada kelanjutannya. Kemudian dipertengahan tahun akan diadakan pelatihan lanjutan mengenai bagaimana cara membawa traffic masuk ke landing page yang sudah peserta bikin hari ini.
“Setelah ini kami akan keliling dengan pelatihan yang sama di Semarang, kemudia ada Solo, kemudian ada Surabaya, ada Bali dan kemudian Medan,” pungkas Wientor dirilis humasa Smesco Indonesia melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Minggu (28/1/2024).
Dian Anisa (26), pelaku UMKM asal Ciawi, Bogor, pelaku UMKM Gen Z pemilik usaha coklat Chocoletters, yang membangun bisnisnya sejak enam tahun silam, seusai lulus kuliah, mengakui senang mendapatkan ilmu baru, mempelajari membuat landing page, jadi bisa buat bermanfaat juga buat brand usahanya.
“Transaksi penjualan aku lebih besarnya di online, kan kalo ada landing page bisa lebih membantu, buat memperbanyak customer, nanti website yang dibuat hari ini, mau aku langsung cantumin di Instagram,” kata Dian saat ditemui di sela-sela pelatihan.
Senada dengan Dian, Pelaku UMKM pemilik brand Canvaso, produsen Tas berbahan Canvas, Dinda (25) asal Slipi, Jakarta mengatakan, “Menurut saya ini sangat berguna banget pelatihan website ini, untuk meningkatkan marketing dan kalau diliat-liat landing page itu emang bener-bener visualnya bikin menarik, ya?”
“Jadi calon customer bisa melihat-lihat produk kita, dan kalo mereka tertarik bisa langsung order di landing page itu, jadi makin semangat meningkatkan pamasaran di online, jadi gak Cuma di market place aja, kan kalo bisnis punya website sendiri, kan kesannya lebih ekslusif,” demikian Dinda menutup. (smr)