Sinyal Ustadz Haikal Hassan tak Dukung Prabowo Lagi, PKS: Saatnya yang Muda Diusung di Pilpres 2024

Prabowo Subianto di Kongres Luar Biasa Gerindra terpilih kembali jadi ketua umum. foto: internet

Uѕtаdz Hаіkаl Hassan Baras ѕudаh tаk ѕаbаr menunggu perhelatan Pеmіlіhаn Prеѕіdеn (Pіlрrеѕ) 2024. Namun pеndukung Prаbоwо Subіаntо di Pilpres 2019 itu bеrhаrар di Pіlрrеѕ 2024 akan lahir ѕоѕоk реmіmріn bаngѕа уаng jujur, сеrdаѕ dаn menyayomi.

semarak.co– “Kepingin buru-buru 2024 dеh. Entаh kеnара, еntаh аdа ара. Mungkіn bosan dengan kеаdааn. Mungkin 2024 nаntі аkаn hаdіr реmіmріn уаng mengayomi, mеlіndungі, mеrаngkul ѕеmuа еlеmеn bаngѕа. Disamping jujur, komunikatif, аmаnаh, dan cerdas,” kаtа Haikal Hаѕѕаn melalui akun twіttеr-nуа, Sаbtu (8/8/2020).

Bacaan Lainnya

Pria уаng аkrаb dipanggil Babe Haikal іtu meminta mаѕуаrаkаt untuk tіdаk lаgі mеmbаwа-bаwа nama tоkоh ѕереrtі Sоеkаrnо dan Sоеhаrtо pada Pilpres 2024. “Pіlрrеѕ 2024 nаntі, jаngаn ada lagi уаng bаwа-bаwа nаmа Soekarno, Sоеhаrtо, Mеgаwаtі, Suѕіlо, Prаbоwо, Jokowi. Cukuр!,” tеgаѕ Hаіkаl.

Pеrnуаtааn Haikal ini ѕеkаlіguѕ mеnуіrаtkаn bahwa dia tidak akan mеmіlіh atau mеndukung Prabowo раdа Pіlрrеѕ 2024. “Saatnya tampil ulаmа yang negarawan sekaligus nаѕіоnаlіѕ уаng religius. Persis ѕереrtі Indоnеѕіа ѕааt аwаl berdiri untuk uѕіr penjajah,” рungkаѕ Babe.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai sudah saatnya kandidat yang muda diusung pada Pilpres 2024 karena saat ini hampir sebagian besar ketua umum partai besar di Tanah Air sudah berusia lanjut.

“Pada 2024 Jokowi sudah dua periode dan secara konstitusi sudah tidak bisa maju lagi. Sementara ketua partai-partai besar sudah berumur,” kata Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Wilayah Daerah Sumatera Bagian Utara di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Minggu (9/8/2020).

Pada 2024, rinci Tifatul, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati sudah mendekati usia 80 tahun, Ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto lebih dari 70 tahun, termasuk Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Ia melihat hingga saat ini belum ada kandidat yang benar-benar kuat dan masih simpang siur.

“Memang ada nama Anies Baswedan namun diserang terus secara politik, ada pula Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, kalau Agus Harimurti Yudhoyono malah terlalu muda, kalau di Sumbar ada Irwan Prayitno yang sudah profesor,” kata Tifatul saat deklarasi pasangan calon Gubernur Sumbar Mahyeldi-Audy.

Terkait mekanisme pencalonan, Tifatul Sembiring mengungkapkan pada pasal 6 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan partai politik dan gabungan partai politik berhak mengusung calon presiden dan wakil presiden semua parpol bisa mengajukan calon.

“Jadi secara aturan tidak ada syarat 20 persen di sana, itu hanya strategi partai besar saja agar partai kecil tidak bisa mencalonkan kandidatnya,” kata Tifatul yang fasih berceramah.

Ia menilai penyederhanaan jumlah kandidat pada pilpres di tanah air belum cocok karena Indonesia luas ada 17 ribu pulau, 800 lebih suku dan bahasa yang beragam. “Ini belajar dari pilpres 2019 Indonesia terbelah begitu keras karena hanya ada dua pasang calon,” katanya.

Mantan Menteri Kominfo itu melihat kendati saat ini masih 2020 tapi pembahasan soal pilpres 2024 sudah harus dimulai karena empat tahun itu sebentar. “Masa itu amat cepat berlalu, saya saja jadi Menteri Kominfo lima tahun rasanya sebentar saja,” katanya.

Seperti diketahui, Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Ahmad Sulhy menyebutkan, pihaknya termasuk salah satu yang paling awal bahkan sejak Maret 2020 menyatakan dukungan kepada Prabowo agar kembali menakhodai partai untuk lima tahun mendatang.

“Isyarat kami sudah disampaikan sejak 9 Maret 2020 lalu, saat Rapimda Gerindra DKI Jakarta memberikan keputusan secara tertulis dari 6 DPC se-DKI Jakarta dan tentunya DPD Gerindra DKI untuk meminta resmi kepada Bapak H Prabowo Subianto kembali memimpin Partai Gerindra,” kata Sulhy di Kantor DPD Gerindra DKI Jakarta, Sabtu (8/8/2020).

Alhamdulillah, lanjut Sulhy, barusan Pimpinan Sidang KLB Partai Gerindra Bapak Ahmad Muzani telah mengetuk palu sidang menetapkan Prabowo secara bulat dan aklamasi sebagai Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra periode 2020-2025.

Karena itu, Sulhy yang memimpin peserta KLB secara virtual DPD Gerindra DKI menyambut baik atas terpilihnya Prabowo yang kembali terpilih memimpin DPP Gerindra untuk periode 2020-2025 dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Gerindra, Sabtu ini, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

“Untuk bentuk rasa syukur, kami juga akan menginstruksikan kepada jajaran DPC dan Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI untuk membentangkan spanduk maupun bilboard mengucapkan ‘Selamat dan Sukses kepada Bapak Letjen TNI (Purn) H Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Gerindra 2020-2025’ untuk mengabarkan secara langsung kepada warga Jakarta,” ujar Sulhy.

Keputusan ini ditetapkan setelah para pengurus Gerindra dari 34 DPD se-Indonesia dan 524 DPC kota/kabupaten secara bulat meminta Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra untuk lima tahun ke depan.

Kongres yang digelar dengan protokol kesehatan ketat ini, dari semua Pemandangan Umum DPD se-Indonesia yang disampaikan dari perwakilan 6 zona, yaitu Zona Sumatera, Zona Jawa, Zona Kalimantan, Zona Sulawesi, Zona Maluku dan Bali, Zona Nusa Tenggara-Bali menyatakan:

  1. Secara bulat menerima tanpa catatan seluruh LPJ Ketua Umum DPP Partai Gerindra periode 2015-2020
  2. Secara bulat semua peserta KLB yaitu 34 DPD Gerindra Provinsi dan 514 DPC Gerindra Kota/Kabupaten meminta kepada Bapak H Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra untuk lima tahun ke depan.

Prabowo kembali digadang-gadang para kadernya maju sebagai calon presiden di Pemilu 2024 setelah kembali terpilih menjadi Ketua Umum Partai Gerindra 2020-2025. “Seluruh DPD dan DPC tadi meminta Pak Prabowo kembali maju dalam Pilpres tahun 2024,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani seusai acara.

Namun, kata Muzani, permintaan tersebut tidak dijawab secara langsung oleh Prabowo. “Tentang majunya beliau di 2024, Pak Prabowo tadi di hadapan KLB mengatakan bahwa hal tersebut akan diputuskan satu tahun atau enam bulan menjelang pemilihan presiden,” kata Muzani.

Di percaturan politik nasional, Prabowo Subianto masih menjadi calon paling kuat maju di Pilpres 2024. Apalagi Jokowi sudah menjabat dua periode sehingga lawannya adalah ‘orang baru’. Bekas Danjen Kopassus itu memiliki modal besar yaitu sudah dikenal rakyat Indonesia di pilpres dengan pengalaman 3 kali maju dalam pemilihan presiden.

Pada Pilpres 2009, Prabowo menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, pasangan ini kalah dari SBY-Boediono.

Pada Pilpres 2014, Prabowo kembali mencoba peruntungan bersama Hatta Rajasa dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan didukung barisan Koalisi Merah Putih, termasuk Partai Golkar.

Namun, ia kalah dari pasangan Jokowi-JK. Semangat Prabowo tak surut. Pada Pilpres 2019 silam, ia kembali nyapres bersama pengusaha Sandiaga Uno. Lagi-lagi, Prabowo kalah dan Jokowi kembali menang.

Meski beberapa kali kalah dalam pilpres, hasil sigi sejumlah lembaga masih menempatkan Prabowo sebagai sosok dengan elektabilitas tertinggi jika berkompetisi di Pilpres 2024.

Misalnya, pada Februari lalu, Indo Barometer menyatakan Prabowo adalah calon presiden terkuat. Elektabilitasnya mencapai 22,5 persen jika responden diberi pilihan 22 tokoh. Prabowo juga muncul sebagai tokoh dengan elektabilitas tertinggi jika dibandingkan dengan anggota Kabinet Indonesia Maju maupun kepala daerah yang hingga saat ini masih menjabat.

Kemudian pada Juli, Charta Politica yang merilis survei, hasilnya menunjukkan Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 17,5 persen. Tertinggi di antara tokoh lainnya. Ganjar Pranowo menyusul di urutan kedua dengan elektabilitas 15,9 persen.

Anies Baswedan di peringkat ketiga dengan 15 persen. Disusul Sandiaga Uno 11,2 persen, Ridwan Kamil 10,1 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 3 persen. Hasil survei Indikator Politik pun menunjukkan angka yang tak jauh berbeda. Survei yang dilakukan pada Juli lalu menyatakan Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 16,2 persen.

Namun modal elektabilitas dan pengalaman di pilpres tentu saja belum cukup bagi Prabowo untuk menang. Dia pun menerima tawaran kursi di Kabinet Jokowi – Ma’ruf Amin sebagai Menteri Pertahanan. Langkah ini merupakan cara Prabowo untuk membuktikan kapasitasnya sebelum maju lagi di Pilpres.

Juru bicara Gerindra, Dahnil Azwar Simanjuntak pernah mengatakan Prabowo mau menerima tawaran Menhan dari Jokowi lantaran posisi tersebut sesuai dengan kapasitas Gerindra.

Menurutnya, Prabowo akan menerima porsi menteri jika Gerindra bisa berkontribusi maksimal kepada negara. “Beliau selalu menyebutkan kalaupun Gerindra diberikan porsi menteri oleh Pak Jokowi, tentu porsi menteri yang sesuai kapasitas Gerindra,” kata dia saat itu.

Tak cukup sosok Prabowo yang menjadi pintu kemenangan. Pendamping dalam pilpres juga punya andil besar. Sejumlah pengamat memprediksi Ketua DPR Puan Maharani menjadi salah satu calon Wakil Presiden yang pas bagi Prabowo.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Prabowo mulai dekat dengan PDIP terlihat dari persiapan pilkada, koalisi dua partai besar cukup banyak di daerah. Hal tersebut dibenarkan Prabowo bahwa PDIP adalah mitra koalisi terbesar Gerindra di Pilkada 2020.

Adi menyebut ada kemungkinan Prabowo akan bergandengan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Pilpres 2024. “Kalau tak ada konflik di tengah jalan dan kepentingan keduanya bersinergi, Prabowo-Puan bisa berduet di Pilpres,” ujar Adi.

Soal duet Prabowo-Puan, Politikus PDIP, Bima Arya mengatakan, 2024 tentu masih sangat jauh dan perpolitikan masih sangat cair. Oleh karena itu, ujar dia, segala kemungkinan masih terbuka lebar.

“Kami partai pemenang, Pak Prabowo partai pemenang kedua. Dan sangat memungkinkan kalkulasi-kalkulasi politik itu bisa saja terjadi untuk saling memperhitungkan,” ujar Bima di Kompleks Parlemen, 26 Februari 2020.

“Situasional, popularitas, elektabilitas, baik itu partai dan figurnya, itu semua akan terus dihitung dan tentunya itu akan terus berlanjut sampai 2023,” lanjutnya.

Sinyal kemesraan Gerindra dan PDIP juga terlihat dengan kehadiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo dalam KLB Gerindra meski secara virtual.

Meski tidak menyebut langsung kemesraan itu, Prabowo mengatakan kehadiran Jokowi dan Megawati sekaligus membawa pesan politik tersendiri. “Ini sesuatu untuk menegaskan bahwa kami bagian dari koalisi yang solid,” katanya dalam konferensi pers di Kompleks Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Sabtu, 8 Agustus 2020.

Menteri Pertahanan itu menuturkan partainya memiliki tujuan untuk menyukseskan pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. “Karena memang nggak ada pilihan lain, kita harus punya pemerintah yang berhasil dan kuat,” tuturnya.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin memprediksi, Prabowo masih akan tetap maju di Pilpres 2024. “Dia masih penasaran, tiga kali maju belum gol-gol. Prabowo berharap bisa gol jadi presiden di 2024,” ujar Ujang, Ahad, 9 Agustus 2020.

Ujang Komarudin menilai, perjalanan Prabowo tentu masih panjang, belum lagi harus menghadapi tantangan yang tak mudah seandainya kembali maju di Pilpres 2024. “Dia harus berusaha keras merebut kembali hati para pendukungnya, terutama kelompok PA 212, yang kecewa karena Prabowo masuk ke pemerintahan,” ujar Ujang. (net/smr)

 

sumber: geraknews.co di Wa Group KAHMI Nasional/ANIES GUBERNUR DKI/tempo.co/indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *