by Zeng Wei Jian
semarak.co -Badai Covid-19 ngga bisa stop manuver politisi. Ada narasi baru; Anies Baswedan mau dikudeta oleh Pusat. Helvi Juni Moraza menilai Anies Baswedan bagai “cacing mau coba-coba melawan ular”.
Ada dugaan skema SBY 2024; Anies-AHY. Adu-domba PS-Jokowi. Seruan & tekanan agar Presiden Jokowi menjadikan Menhan Prabowo sebagai Komandan Perang Covid-19 itu skema-nya. Plus dongkrak citra Anies Baswedan sebagai Super Hero Covid-19 sekaligus mendegradasi Presiden Jokowi.
Anies-Lovers bela mati-matian. Militan sekali. Anies-Haters nyerang sengit. Tajam & menusuk.
Indonesia negara kesatuan. Bukan federal. Kepala Daerah punya otoritas tekhnis. Harus berdasarkan regulasi nasional dan searah politik pusat.
Friksi dibuka dengan Statement Anies Baswedan soal Covid-19. Jakarta dinyatakan Genting. “Pusat masih pantau. Anies mendahului,” kata Netizen Indra Sky.
Orang mulai panik. Masker dicari. PD Pasar Jaya jual masker dengan harga 10x lipat.
Sentral government beri mandat agar Kepala Daerah melakukan step-by-step yang diperlukan guna mengatasi Covid-19 brutal attacks.
Anies Baswedan meliburkan sekolah dan tutup lokasi wisata. Publik nyatakan itu benar & tepat. Angka penderita Covid-19 terus naik. Stay home dan Social-physical distancing sudah dieksekusi. “Efek-Kejut” diimplementasi.
Anies Baswedan mengurangi 97% armada busway. Pembatasan transportasi extrim. Dunia usaha belum libur. Warga ngga tau. Walikota London Sadiq Khan terapkan policy serupa. Hasilnya; Jakarta & London berhimpit-himpitan. Seperti ikan sarden dalam kaleng. Memalukan…!!
Publik murka. Fenomena itu disebut berpotensi menciptakan New Super Cluster Covid-19 outbreaks.
Sentral Government mengintervensi. Policy lokal membahayakan public safety dan bertentangan dengan arahan pusat. Pembatasan transportasi dicabut sorenya.
Anies-Lovers tuding Pusat bonsai policy gubernur. Takut saingan. Anies-Haters reply; Policy Benar ngga akan dicabut. Justru karena keliru maka dibatalkan. Fortunatelly, Pemerintah Pusat mengintervensi.
PD Pasar Jaya merilis Efek Kejut jilid II dengan Gerakan Operasi Pasar Murah. Trigger public outrages. Gerakan kembali ditarik sorenya. Stiker elektronik ditebar. Ada kata “Ditunda” menyilang dengan huruf besar.
Tekanan kelompok oposisi membuat Anies Baswedan mengusung Policy Lockdown. Yang tidak setuju menampilkan contoh kasus kegawatan situasi hasil Lockdown di Italia, India, Perancis dan lain-lain.
Gubernur New York Andrew Cuomo menyesal pernah memberlakukan Lockdown. Makanya dia tolak rencana President Trump mengunci New York, New Jersey dan Connecticut.
Tiga kota ini merupakan American’s economic hub. Lockdown policy bukan hanya menambah korban jiwa tapi juga menghantam ekonomi.
Presiden Jokowi cq Sentral Government sudah menetapkan Pembatasan Berskala Besar sebagai policy nasional.
Kepala Daerah dan rakyat semestinya mengamankan policy ini. Jangan membuat improvisasi sendiri. Intrik dan pembangkangan akan membuat situsi makin rumit.
Jika situasi makin rumit maka Darurat Sipil akan diberlakukan sebagai mekanisme mengamankan policy utama i.e. Pembatasan Berskala Besar.
THE END