Sindir Presiden Jokowi, Aktivis Syahganda Bilang Bung Karno Dulu Mengutuk Oligarki

Dr Syahganda Nainggolan. foto: internet

Pakar Kesejahteraan Sosial Syahganda Nainggolan menyindir Presiden Jokowi dengan bilang Bung Karno dulu mengutuk oligarki. Sedangkan saat ini, oligarki malah terasa dipelihara untuk mengontrol uang, aset, hingga properti di Indonesia.

semarak.co-Hal itu disampaikan Syahganda dalam acara Sarasehan Kebangsaan berjudul Demokrasi dan Keadilan Sosial diselenggarakan Syarikat Islam (SI) di Markas Syarikat Islam, Jalan Taman Amir Hamzah nomor 4, Jakarta Pusat, Minggu sore lalu (3/7/2022).

Bacaan Lainnya

“Problem pokok Bung Karno dulu adalah memang mengutuk oligarki. Dalam pledoinya Bung Karno mengutuk oligarki Eropa, Belanda, Perancis, dan lain-lain yang menguasai Indonesia,” sindir Syahganda politik.rmol.id/Minggu, 03 Juli 2022, 19:59 WIB.

Selain itu, kata Syahganda, oligarki yang dikutuk Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno alias Bung Karno juga membawa 60% lebih seluruh kekayaan ke Belanda dan Eropa, dan hanya menyisakan 30 persenan bagi Indonesia.

“Itu membuat kita terlunta-lunta terus, mati kita semua di sini. Nah sekarang cukong-cukong itu, yang kata Presiden Jokowi mempunyai uang belasan ribu triliun, yang Jokowi bilang, udah kerja, kerja, kerja, uangnya ada di kantong, ternyata uangnya itu juga dibawa kabur ke Singapura di sana,” kecam Syahganda.

Apalagi, Syahganda mengaku mendapatkan informasi bahwa hampir dua tahun pandemi Covid-19, para cukong yang ada di Indonesia kabur dan tinggal di Singapura. Pandangan Syahganda, mereka para oligarki tidak memiliki kecintaan terhadap bangsa Indonesia.

Alasannya, tambah Syahganda, mereka tidak menjadi bagian dari sejarah gerakan bangsa ini. Menurut Syahganda, jika para oligarki itu merasa bagian dari sejarah bangsa Indonesia, maka pasti mencintai bangsa Indonesia.

“Dan mereka yang ngontrol uang-uang yang ada di Indonesia ini, mengontrol dari struktur aset-aset 2 persen orang Indonesia, menguasai semua properti yang ada di Jakarta,” sambung Syahganda menutup.

Selain Syahganda, hadir empat narasumber lain yang dipandu Sekretaris Jenderal (Sekjen) Syarikat Islam Ferry Julianto. Keempatnya, Presiden Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Ketua Umum (Ketum) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Mohammad Jumhur Hidayat, peneliti utama BRIN Profesor Siti Zuhro, dan pengamat politik Rocky Gerung.

Substansi kemerdekaan di Indonesia dianggap masih jauh dari harapan karena keadilan sosial masih jauh dari yang diharapkan oleh para founding fathers. Ini seperti disampaikan Presiden Syarikat Islam Hamdan Zoelva. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menyoroti soal filosofi kemerdekaan Indonesia yang masih jauh dari harapan para pendiri bangsa Indonesia.

“Kondisi sekarang, betul kita sudah merdeka, betul kita sudah merdeka di atas kaki sendiri, betul kita sudah banyak kemajuan setelah Indonesia merdeka, tapi apakah substansi kemerdekaan itu sudah kita capai? Bagi kami di Syarikat Islam, masih jauh dari harapan,” ujar Hamdan dikutip rmol, Minggu sore (3/7/2022).

Karena kata Hamdan, keadilan sosial di Indonesia yang diharapkan dan dicita-citakan oleh para pendiri bangsa masih jauh dari harapan. “Pemerintahan yang benar-benar menghormati semua, menghormati kesejahteraan, masih banyak hambatan di sana sini,” pungkas Hamdan. (net/mol/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *