Sindir Kerumunan di NTT, Demokrat Sebut Jokowi Jelas-jelas Pertontonkan Langgar Hukum Protokol

Presiden Jokowi menciptakan kerumunan di NTT sama persis dengan kerumunan Habib Rizieq Shihab (HRS) saat acara di Petamburan Tanah Abang jakarta Pusat. foto: indozone di portalmakassar.com

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Benny K. Harman menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kerumunan warga dalam kunjungan kerja (kunker) di Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (23/2/2021).

semarak.co-Kerumunan itu terjadi karena Jokowi ingin menguji kekebalan vaksin Covid-19 yang telah diterima beberapa waktu lalu. Selain itu, dia menilai, insiden kerumunan itu terjadi karena Jokowi ingin menguji nyali Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam penegakan hukum terkait pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19.

Bacaan Lainnya

“Presiden mau menguji bahwa setelah divaksin dia menjadi kebal atau imun meningkat,” kata Benny lewat keterangan tertulis kepada wartawan, seperti dikutip CNNIndonesia.com yang dilansir, (Rabu, 24/2/2021).

Politisi berdarah NTT ini menambahkan, “Presiden mau menguji Kapolri, mantan ajudannya, apakah punya nyali untuk menegakkan hukum, ada nyali tidak untuk menindak secara hukum Presiden yang jelas-jelas kasat mata melanggar aturan prokes (protokol kesehatan), aturan yang dibikin Presiden sendiri.”

Berkaca dari kerumunan itu, Benny memandang, Jokowi justru hendak mempertontonkan diri sebagai orang yang tidak tunduk pada hukum. Anggota Komisi III DPR RI itu pun meminta Kapolri berani menindak Jokowi.

“Peristiwa kerumunan itu juga memperlihatkan masyarakat NTT rela mati dan mengorbankan diri untuk terpapar Covid-19 hanya untuk melihat langsung wajah Jokowi. Salut untuk Presiden Jokowi yang langsung menyapa rakyatnya tanpa takut terpapar Covid-19,” sindirnya.

Ia mengingatkan bahwa semua warga negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum, termasuk Presiden RI. “Kapolri harus menindak presidennya, semua orang sama di depan hukum, equality before the law,” pesan dia.

Presiden jika terlibat korupsi pun, Kapolri atau KPK atau Jaksa Agung, nilai Benny, harus berani periksa bila perlu tangkap dan tahan. Itu hukum kita, hukum di negara kita. Konstitusi tidak memberi kekebalan hukum apapun kepada presiden.

Untuk diketahui, Jokowi disambut kerumunan warga saat kunker ke NTT, Selasa (23/2/2021). Warga dengan antusias mengerubungi rombongan mobil kepresidenan yang baru tiba di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT. Apalagi Jokowi melempar hadiah ke kerumunan itu dari atap mobil yang dibukanya.

Momen itu terekam dalam sebuah video yang kemudian beredar di media sosial. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengonfirmasi bahwa momen yang direkam video itu terjadi saat kunjungan Jokowi ke NTT. “Iya,” kata Heru lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.

Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Bey Mahmudin menyebut kerumunan terjadi secara spontan karena warga antusias menyambut kedatangan Jokowi. “Dan kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker,” tepis dia.

Imbas kerumunan Jokowi di NTT, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka pun merespon dengan segera gelar tracing. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sikka, NTT Fransiskus Roberto Diogo menegaskan segera mengambil langkah-langkah dengan melakukan contact tracing.

Fransiskus yang juga Bupati Sikka ini mengatakan, sebelum kedatangan Presiden Jokowi ke Sikka, pihak pemerintah dan gugus tugas telah mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan kerumunan saat kunjungan tersebut.

“Itu spontanitas dari masyarakat Sikka, sebelumnya juga kami sudah sampaikan untuk tidak berkerumun tapi mungkin mereka (masyarakat) sangat menantikan bapak presiden,” jelas Fransiskus saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (23/2/2021).

Menurut Fransiskus, melihat antusiasme warga yang berimbas pada terjadinya kerumunan maka akan dilakukan penelusuran. Fransiskus mengatakan tracing sudah terbiasa dilakukan pihaknya. “Penanganan cepat yang akan dilakukan oleh kami dengan contact tracing sehingga bisa mengetahui penyebaran Covid-19 di Sikka,” tegasnya.

Diakui Fransiskus memang tidak ada langkah lain yang diambil untuk mencegah kerumunan massa saat kunjungan selain melakukan imbauan kepada masyarakat kota Maumere. Tapi Fransiskus beralasan antusiasme warga tidak bisa dibendung saat kunjungan Presiden yang telah dinantikan oleh masyarakat Sikka.

Hal senada disampaikan Sekretaris II Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus. Dia menjelaskan sebelum kedatangan sudah dilakukan upaya pencegahan dari gugus tugas dengan melakukan imbauan kepada masyarakat. “Tetapi (antusias) masyarakat tidak bisa kita hindari,” jelas Petrus, Kepala Dinas Kesehatan Sikka. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *