SIBI Jadi Jembatan Orang Tua dan Anak Tumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

Gelar Wicara Literasi dari Rumah ke Sekolah, dengan tema “Sinergi Orang Tua dan Buku Melalui Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI)” di Jakarta, Selasa (7/10).

Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikdasmen Nurul Mazidah Fajar menekankan pentingnya menumbuhkan budaya baca sejak usia dini. Kebiasaan membaca sebaiknya diperkenalkan sebelum anak memasuki usia sekolah, dimulai dari lingkungan keluarga.

Semarak.co – Hal tersebut disampaikan Nurul pada Gelar Wicara Literasi dari Rumah ke Sekolah, dengan tema “Sinergi Orang Tua dan Buku Melalui Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI)” di Jakarta, Selasa (7/10).

Bacaan Lainnya

“Di rumah, kami menyediakan pojok baca, bahkan buku-buku kami letakkan di berbagai tempat seperti di samping sofa dan di tempat tidur, agar anak-anak terbiasa melihat dan tertarik membuka buku,” jelas Nurul, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Rabu (8/10/2025).

Nurul menjelaskan bahwa Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) menjadi sarana penting bagi orang tua untuk menyediakan bahan bacaan berkualitas bagi anak-anak. Melalui SIBI, orang tua dapat dengan mudah mengakses buku sesuai usia dan kebutuhan anak.

“Di SIBI tersedia banyak sekali buku berkualitas sesuai umur anak. Orang tua dan anak bisa mengaksesnya kapan pun dan di mana pun. Orang tua juga dapat menyeleksi bacaan yang tepat sesuai usia. Ini sangat membantu menumbuhkan kebiasaan membaca dari rumah,” ujarnya.

Ia juga mendorong para ibu untuk menjadi teladan dalam menumbuhkan minat baca di rumah. Menurutnya, budaya literasi tidak dapat tumbuh hanya dengan arahan, tetapi harus disertai dengan contoh nyata dari orang tua.

Peran ibu, kata Nurul, sangat strategis dalam membimbing anak dan keluarga untuk memanfaatkan sumber daya serta media yang ada secara positif, menjadikan rumah sebagai pusat utama dan pertama pendidikan karakter.

“Mari kita tingkatkan pendidikan dari rumah, dimulai dari hal kecil seperti membaca buku. Mari bersama-sama, sekolah dan orang tua, berkolaborasi menyukseskan program ini. Karena melalui buku, jendela dunia akan terbuka,” tutupnya.

Ketua DWP Kemendikdasmen Marlinah Hafidz Muksin menyampaikan, pihaknya berkomitmen memperkuat budaya literasi keluarga sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“DWP berkomitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam setiap kegiatan yang dapat meningkatkan sumber daya manusia dengan menumbuhkan kecintaan membaca di kalangan masyarakat, perempuan, dan anak-anak. Tentunya dimulai dari keluarga kita sendiri,” ungkap Marlinah.

Kepala Pusat Perbukuan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Toni Toharudin menegaskan, literasi merupakan fondasi utama dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. Kemampuan literasi tidak hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.

“Literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga memahami, menganalisis, serta menggunakan informasi secara kritis. Dengan literasi, anak-anak dapat menjalani pembelajaran yang melatih mereka berpikir kritis dan memecahkan masalah nyata,” jelas Toni.

Ia menambahkan, literasi yang kuat hanya dapat terwujud melalui sinergi antara tiga pilar utama, yaitu pemerintah, sekolah, dan keluarga. Pemerintah melalui Pusat Perbukuan telah menghadirkan Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) sebagai fasilitas untuk menyediakan bahan bacaan bermutu yang mudah diakses oleh publik.

“Kolaborasi antara Dharma Wanita Persatuan, BSKAP, dan seluruh pemangku kepentingan akan terus memperkuat budaya literasi dari rumah hingga ke sekolah, dari keluarga hingga ke bangsa,” pungkasnya. (hms/smr)

Pos terkait