Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Serikat Pekerja Nasional (SPN) Morowali dan Morowali Utara Katsaing membeberkan kronologi kerusuhan di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) versi mereka. Menurut Katsaing, banyak orang tidak melihat latar belakang terjadinya peristiwa tersebut.
semarak.co-Katsaing menjelaskan, sebelum mogok kerja dilakukan pada Sabtu, 4 Januari 2023, sebetulnya para pekerja sudah melakukan aksi. Setelah berdemo, tidak ada keputusan pemerintah, baik Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota maupun Wakil Bupati atau Bupati Morowali Utara.
Pemerintah daerah tidak bisa mengambil keputusan terkait persoalan-persoalan yang dituntut serikat pekerja. Yang bisa dilakukan hanyalah melakukan upaya mediasi. Sebelum mogok kerja, sebetulnya ada upaya dari kepolisian untuk melakukan mediasi antara serikat pekerja dengan pihak manajemen PT GNI pada 10 Januari 2023.
Namun, pihak manajemen head office (HO) Jakarta PT GNI tidak hadir. Pihak manajemen PT GNI lalu meminta perundingan diundur pada 13 Januari 2023 pukul 14.00 waktu setempat. Meski datang terlambat, manajemen HO PT GNI hadir dalam kesempatan itu.
“Sejak 22 September sampai 24 September 2022 kalau tidak salah, teman-teman sudah melakukan mogok kerja,” ujar Katsaing pada Tempo, Selasa malam (17/1/2023) seperti dilansir msn.com dari tempo.co, Kamis (19/1/2023), 10.02 WIB.
Saat itu tidak ada kejadian rusuh, terang Katsaing, karena TKA (tenaga kerja asing) Cina tidak melakukan upaya-upaya yang mungkin bisa memicu. “Nah, setelah bergulir, teman-teman menunggu perubahan itu ada, tapi nggak ada. Maka dari itu, teman-teman berinisiatif lagi melakukan mogok kerja di tanggal 11, 12, 13, 14 Januari 2023,” ujarnya.
Ditambahkan Katsaing, “Namun, manajemen HO pusat GNI mengatakan bahwa kami belum bisa membuat perjanjian bersama itu dikarenakan manajemen PT GNI sampai saat ini belum mengakui keberadaan serikat pekerja/serikat buruh di dalam PT GNI.”
Setelah merasa manajemen perusahaan tidak punya itikad baik atas tuntutan para pekerja, maka dilakukan konsolidasi pada 13 Januari 2023 malam. Baru pada 14 Januari 2023 pagi dilakukanlah mogok kerja yang berujung pada kerusuhan yang menewaskan tiga orang terjadi pada hari itu.
Akibat keributan tersebut, Katsaing menyebutkan, teman-teman serikat pekerja yang berada di dalam ingin keluar dan bergabung dengan teman-teman yang melakukan aksi mogok kerja di pintu gerbang. “Namun, ada upaya penghalang-halangan oleh pengawas di dalam, staf, lah gitu,” ucapnya.
Para karyawan yang mendapat kabar dari teman-teman dalam itu berinisiatif untuk langsung memastikan apakah betul ada penghalang oleh teman-teman yang ingin bergabung. “Nah, setelah teman-teman ingin memastikan itu, justru mendapat serangan dari pihak Tiongkok, pihak Cina,” kata Katsaing.
Pada saat itu, TKA Cina mulai menghadang dan menyerang karyawan yang ingin memastikan persoalan tersebut. Karyawan itu pun mengalami luka-luka. Selanjutnya: “Nah yang terluka itu kan membuat…”
“Nah yang terluka itu kan membuat laporan polisi, namun polisi sampai saat ini kan tidak menangkap si pelaku itu, pelaku kekerasan. Kita sudah membuat laporan juga,” tutur Katsaing.
Penyerangan oleh TKA Cina itu, kata dia, tidak dilakukan oleh satu orang, namun banyak orang. Dia bahkan menyebut memiliki video penyerangan tersebut. “Nah, setelah teman-teman mogok kerjanya itu sudah selesai di jam 5 sore, teman-teman karyawan yang mendapat perlakuan semena-mena dari pihak Cina atau mendapat serangan pemukulan dari Cina itu tahu.
Nah, muncul reaksi dari teman-temannya ‘lho kok kita di kampung sendiri, kita kok malah dibeginiin. Padahal kita kan nggak pernah memerangi Cina. Sebab, kalau teman-teman pekerja Indonesia ingin memerangi Cina, sudah dilakukan sejak awal. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya.
Karena diserang, para pekerja beraksi menyerang balik pekerja Cina sampai terjadilah kerusuhan dan keributan yang mengakibatkan hilangnya nyawa pekerja. Tempo lalu menanyakan kembali, apakah keributan tersebut dipicu oleh penyerangan TKA Cina.
Katsaing menjawab, “Iya, mereka yang nyerang duluan. Indonesia itu tidak pernah mau menyerang Cina, ngapain? Seandainya Cina nggak menyerang, nggak akan terjadi apa-apa. Saya yakin itu. Manajemen PT GNI tidak bisa mengorganisir TKA Cina dengan baik, dan tidak bisa memberikan pemahaman dengan baik.
Ia pun memastikan pada dasarnya para pekerja asal Indonesia tidak benci dengan orang Cina. “Kita ini tidak benci orang Cina, ngapain kita benci? Justru mereka itu bila perlu kita rekrut dalam satu wadah serikat, jika memang itu ada aturan yang mengatur. Karena mereka juga terzalimi,” tuturnya.
Adapun tuntutan dari serikat pekerja adalah persoalan ketenagakerjaan yang sudah lama diperjuangkan sebetulnya. “Masalah ini sebenarnya sudah lama, persoalan ketenagakerjaan ini. Adapun bahasa-bahasa yang berkembang bahwa ada provokator dan sebagainya, bukan mengarah pada persoalan,” bebernya.
Karena melihat melihat pemerintah berupaya mencuci tangan, lepas tangan terkait masalah persoalan ini. Redaksi tempo berusaha menghubungi PT GNI untuk mengkonfirmasi hal ini. Namun, hingga berita ini ditayangkan, permintaan konfirmasi belum direspons. Tapi PT GNI telah mengeluarkan keterangan resmi melalui laman resminya.
“Perusahaan juga menyatakan bahwa pemberitaan terkait pemukulan atau penganiayaan oleh Tenaga Kerja Asing asal Tiongkok terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang marak di media, termasuk isu terkait adanya kekerasan terhadap pekerja perempuan di GNI, merupakan hal yang tidak benar,” tulis Direksi PT GNI dalam laman resminya, Senin, 16 Januari 2023.
PT GNI, dalam keterangan tertulisnya, juga meminta agar masyarakat berhati-hati dalam mengolah informasi atau berita yang beredar, yang simpang siur, yang berpotensi menimbulkan persepsi yang keliru.
Diketahui geger sebuah video memperlihatkan gerakan tubuh Pekerja China seperti terlatih dan disebut mirip Tentara saat bentrok di Morowali Utara. Gerakan-gerakan TKA China yang terlibat kerusuhan dengan pekerja lokasl itu dicurigasi bukan orang sembarangan.
Bentrokan TKA China dan tenaga lokal Indonesia di PT GNI di lokasi pertambangan Nikel Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) tak terhindarkan, Sabtu siang 14 hingga 15 Januari 2023 dini hari. Bentrokan atau kerusuhan itu menewaskan dua orang pekerja tambang nikel di Morowali Utara.
Beberapa truk operasional perusahaan juga dibakar oleh massa. Bentrokan itu dipicu oleh aksi karyawan asal Indonesia sendiri yang dikabarkan hendak mogok kerja, namun disebut bahwa karyawan asal negri Tirai Bambu China itu tak terima.
Bahkan informasi yang didapat, terjadi aksi pemukulan yang diawali oleh TKA atau WNA China terhadap pekerja lokal Indonesia itu. Selain itu dalam aksi bentrokan itu banyak video yang beredar di media sosial dengan narasi yang berbeda-beda.
Bahkan sebuah video yang dibagikan membubuhi narasi bahwa TKA China itu terlatih seperti gerakan tentara saat bentrokan terjadi. Sementara itu hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi terkait narasi yang menyebut pekerja Asing Seperti Tentara itu. “Nampak pekerja China terlatih seperti tentara,” dalam sebuah video yang beredar.
Bentrokan tersebut terjadi sejak pukul 10.00 WITA Pagi pada Sabtu hingga Minggu 15 Januari 2023 dini hari. Bahkan sebuah kanal Youtube menyebutkan Tentara TKA China serang pekerja Lokal. “SITUASI MENCEKAM..!! TENTARA TKA CHINA SERANG PEKERJA LOKAL DI MOROWALI,” tulis judul akun Youtube OFFICIAL NEWS UPDATE.
Dalam video yang di unggah di kanal Youtube itu terlihat aksi bentrokan terjadi pada 14 Januari 2023. Sejumlah netizen mengomentari aksi TKA China kepada pekerja lokal itu. “TKA arogan layak diusir dari tanah air, pemerintah jangan apatis harus bertindak tegas untk melindungi rakyatnya,” tulis @M Ween dilansir democrazy.id – Januari 17, 2023.
“Parah..parah..parah.. Rakyat jelata bagai tidak punya pemimpin.. org asing datang dgn kejamnya dan bgt leluasa menginjak2 martabat warga bangsa.. Di luar negeri pekerja lokal paling di prioritaskan dan sangat diistimewakan.berbanding 90 derajat dgn yg terjadi di negeri +62,” komentar @Nurhamidi khan.
Di bagian lain Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu menyindir Bupati Morowali Utara Jelis Julkasson Hehi usai terjadi kerusuhan antarpekerja PT GNI. Pasalnya, Jelis dengan tegas menjelaskan bahwa kerusuhan yang memakan korban jiwa itu bermula dari tenaga kerja local yang menyerang TKA China. Ia mengatakan TKI-lah yang menyerang TKA pada mulanya.
Pernyataan Jelis tersebut membuat Said Didu menyebutnya sebagai contoh nyata oligarki. “Contoh nyata oligarki. Pejabat langsung salahkan rakyatnya,” ujar pria asal Sulawesi Selatan ini, dikutip dari cuitannya di Twitter, Rabu (18/1/2023) dilansir dilansir onlinenews.tv 1/18/2023 12:51:00 PM.
Said Didu juga meminta Menko Polhukam Mahfud MD menurunkan tim investigasi independen terkait kericuhan di PT GNI. “Prof Mahfud MD yth, ini masalah serius. Saran saya sebaiknya diturunkan tim independen melakukan audit investigasi semua aspek dalamm perusahaan ini karena terkesan sangat dilindungi oleh penguasa apalagi setelah perusahaan ini dimasukkan sebagi proyek strategis nasional,” pintanya.
Pengamat Rocky Gerung menilai bentrok ditenggarai bukan karena persoalan etnis antara China dan pribumi. Lebih dari itu, bentrok disebabkan adanya ketidakadilan dan diskriminasi terhadap pekerja.
“Jadi bukan karena etnisitas, tapi karena ketidakadilan yang disebabkan oleh favoritisme negara kepada modal China dalam hal ini,” kata Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (16/1/2023) dari sumber artikel asli wartaekonomi.
Rocky bilang, Indonesia merupakan negara toleran, kerusuhan yang terjadi di pabril nikel di Morowali Utara tidak terjadi di pasar-pasar karena di sana tidak ada eksploitasi. Padahal, di pasar pribumi dan etnis China berdampingan menjajakan dagangannya. Sementara, pada industri strategis, seperti pabrik nikel, TKA cenderung terlihat lebih mewah, hidupnya lebih makmur. Itulah yang menyebabkan ketegangan sosial. (net/tpc/onl/smr)