Senyum Si Sakit, Inovasi Smart Card Percepat Antrean Layanan Kesehatan di Puskesmas Mlonggo Jawa Tengah

Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko dalam acara Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2020 yang dilakukan secara virtual. Foto: humas PANRB

Puskesmas sebagai layanan kesehatan terdekat dengan masyarakat, kerap kali menerima kunjungan pasien yang membeludak. Akibatnya, antrean dan waktu tunggu menjadi lebih lama. Permasalahan ini dijawab dengan inovasi Senyum Si Sakit milik Puskesmas Mlonggo, Kabupaten Jepara Jawa Tengah, yang memanfaatkan Smart Card dan Smart Monitor.

semarak.co– Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko menerangkan, penggunaan teknologi dalam antrean ini memberi kecepatan dan kemudahan bagi pasien saat melakukan proses pendaftaran serta kenyamanan sewaktu menunggu urutan panggil di poli pelayanan tertentu sesuai kebutuhan pasien.

Bacaan Lainnya

“Menunggu menjadi nyaman dan tidak perlu galau, karena ada kepastian urutan panggilan pasien yang bisa dipantau melalui Smart Monitor,” ujar Edy Sujatmiko dalam acara Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020 yang dilakukan secara virtual, Selasa (19/8/2020).

Keunggulan dari inovasi yang telah dijalankan sejak 1 Januari 2018, kata Edy, yaitu adanya kode batang atau barcode yang tertera di Smart Card mampu mengidentifikasi biodata satu keluarga.

“Pasien cukup mengarahkan kode batang pada pemindai yang terhubung komputer layar sentuh, kemudian akan muncul pilihan nama anggota keluarga yang sakit dan pilihan poli pelayanan yang dibutuhkan,” ujar Edy dalam rilis humas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (PANRB) melalui WA Group JURNALIS PANRB, Rabu (20/8/2020).

Sementara itu, layar Smart Monitor yang terpasang di tiap poli pelayanan membuat pasien merasa nyaman karena ada kepastian urutan panggil di poli pelayanan yang dituju. Smart Card untuk mendaftar dan Smart Monitor untuk memantau urutan antrean di poli pelayanan merupakan hal yang baru, unik dan menarik.

Sebelum ada inovasi ini, pendaftaran pasien rawat jalan membutuhkan waktu sekitar dua menit per orang, yang akan menyebabkan antrean lebih lama. Bahkan pada hari-hari tertentu yang jumlah pasiennya membeludak, antrean bisa berlangsung lebih dari satu jam.

Setelah melalui proses pendaftaran yang lama, pasien masih harus menunggu antrean panggilan di poli pelayanan kesehatan yang dituju. Berdasarkan data, kunjungan pasien mengalami fluktuasi dengan tren yang semakin meningkat.

Pada 2015 mencapai 50.708 pasien, tahun 2016 sebanyak 48.609 pasien, tahun 2017 berjumlah 48.237 pasien. Kemudian pada tahun 2018 sebanyak 57.531 pasien, serta tahun 2019 mencapai 71.611 pasien. Jika dirata-rata, kunjungan pasien mencapai 175 orang per hari.

“Inovasi yang demikian jelas sangat berdampak positif bagi semua pihak, terlebih kelompok usia lanjut dan ibu hamil, karena mendaftar hanya butuh waktu 10 detik, cukup lima sentuhan di monitor komputer layar sentuh yang disediakan di pojok pendaftaran mandiri,” pungkasnya. (byu/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *