Sempat Vakum 11 Tahun, Pasar Seni ITB 2025 Kembali Digelar

Menpar Widiyanti Putri Wardhana mengapresiasi penyelenggaraan Pasar Seni ITB 2025 yang mampu menjadi ruang ekspresi dan kolaborasi.

Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengapresiasi penyelenggaraan Pasar Seni ITB 2025 yang mampu menjadi ruang ekspresi dan kolaborasi untuk memperkuat diplomasi budaya sekaligus menjadi wadah promosi pariwisata berbasis kreativitas.

Semarak.co – Setelah vakum selama 11 tahun, Pasar Seni ITB kembali hadir dengan tema ‘Laju Temu Laku’. Acara ini menjadi ruang yang menampilkan ekspresi kreativitas dan kolaborasi lintas generasi, sebagaimana ciri khas Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini membuka peluang bagi wisatawan untuk menikmati pengalaman wisata berbasis budaya dan komunitas, sebagai bentuk pariwisata berkelanjutan yang berpihak pada masyarakat,” ujar Widiyanti, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Siaran Pers Kemenpar2, Senin (20/10/2025).

Pasar Seni ITB telah menjadi ikon budaya sejak pertama kali diadakan pada 1972. Ajang ini mempertemukan seniman, desainer, akademisi, pelajar, komunitas, dan masyarakat luas dalam satu perayaan besar seni dan kreativitas. Kehadirannya tahun ini menjadi momentum penting  kebangkitan kembali tradisi seni ITB.

Ia menambahkan Pasar Seni ITB 2025 sejalan dengan salah satu dari lima program besar Kementerian Pariwisata, yaitu Event by Indonesia. Program ini merupakan inisiatif untuk mendukung berbagai kegiatan berkarya anak bangsa yang memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.

“Pasar Seni ITB sangat relevan dengan program tersebut karena mampu memperkuat citra budaya Indonesia, menarik minat wisatawan, serta menggerakkan ekonomi lokal melalui keterlibatan UMKM, pengrajin, pelaku kuliner, seniman, hingga penyedia jasa transportasi dan akomodasi,” ujarnya.

Menurut Widiyanti, kegiatan ini menjadi wujud nyata diplomasi budaya sekaligus promosi pariwisata berbasis ekspresi, kolaborasi, dan inovasi. “Melalui eksposur yang luas, Pasar Seni ITB dapat berkontribusi dalam memperkuat nation branding Indonesia di tingkat global,” katanya.

Widiyanti yang hadir bersama ibundanya, Kartini Basuki, turut mendonasikan sebuah lukisan berjudul “Sukulen” karya sang ibunda. Lukisan ini akan dilelang bersama lukisan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Nyoman Nuarta dan hasil lelang akan dugunakan untuk Dana Abadi ITB.

Lukisan tersebut terinspirasi dari tanaman sukulen yang tumbuh di batang pohon tua yang kering kerontang, sebagai simbol keteguhan hidup di tengah waktu yang terus berjalan. Tanaman itu berdiri anggun seperti seorang putri yang menantang usia, memancarkan keindahan, kekuatan, dan kesederhanaan.

“Dari Bandung, kota sejuta ide, kita buktikan bahwa kreativitas bukan sekadar gaya hidup, melainkan kekuatan untuk menggerakkan bangsa. Mari terus kita rawat ruang pertemuan antara seni, budaya, dan pariwisata agar Indonesia selalu menjadi panggung bagi karya dan harapan,” kata Widiyanti. (hms/smr)

Pos terkait