Ketua Dewan Redaksi Duta TV, Fathurrahman menyatakan, ketahanan pangan merupakan arus utama dalam Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo. Pelaksanaan program ketahanan pangan ini harus dilakukan dengan cara hexa helix, yakni kolaborasi bersama enam unsur, salah satunya media.
Semarak.co – Fathurrahman menekankan program ketahanan pangan ini perlu keterlibatan banyak pihak dari hulu dan hilir.
“Media menjadi garda terdepan dalam ketahanan pangan ini,” ujar Fathurrahman dirilis humas usai acara melalui WAGroup Pengurus PWI Pusat 2023-2028, Jumat (7/2/2025).
Fathurrahman merinci elemen Hexa Helix dalam ketahanan pangan itu adalah, Pemerintah, Institusi Keuangan, Komunitas, Akademisi/Kampus, Pengusaha dan Media .
Hanya saja, catatan Fathurrahman menyebut keberadaan pengusaha dalam dunia pertanian masih minim. Pengusaha hadir masih sebatas pengadaan pupuk. Begitu juga dengan peran media, yang baru mulai menjadikan isu ketahanan pangan sebagai arus utama.
“PWI sudah mulai ikut terlibat dalam isu pertanian dan ketahanan pangan,” ujarnya
Walaupun memang, lanjut Fathurrahman media secara umum belum menjadikan isu ketahanan pangan sebagai arus utama dalam rubriknya.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun dalam sambutannya mengungkapkan alasan di balik tema Seminar Nasional Pers Mendorong Terwujudnya Ketahanan Pangan Nusantara.
“Kalsel Gerbang Logistik Kalimantan” dalam Hari Pers Nasional (HPN) 2025 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (7/2/2025).
Hendry Ch Bangun menarik history pada Kongres PWI pertama di Solo tahun 1946 yang menjadi rujukan kenapa pers mengurus ketahanan pangan.
Keputusan Kongres PWI Pertama yakni wartawan berkewajiban menjaga kedaulatan bangsa. Ketahanan Pangan menjadi salah satu program andalan Presiden Prabowo Subianto.
“Ini tugas historis yang dibebankan para pendahulu bahwa PWI harus cawe-cawe dalam kepentingan bangsa,” ujar Hendry .
Dia menekankan peran penting pers dalam mensosialisasikan program pemerintah tentang ketahanan pangan. Alasannya publik belum seluruhnya memahami apa sebenarnya ketahanan pangan.
“Tugas pers membantu menginfokan dan mengedukasi program ini. Apa dan bagaimana ketahanan pangan ini berjalan dengan baik,” ujarnya.
Seminar Dihadiri 300 Peserta
Ketum PWI Pusat membuka Seminar Nasional yang diawali dengan penampilan Tari Tradisional Radap Rahayu dari Banjarmasin.
Seminar ini dihadiri sekitar 300 peserta dari wartawan berbagai daerah seperti Kalsel, Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Utara (Kaltara) yang telah tiba di Banjarmasin, akademisi, mahasiswa, umum, serta Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI).
Setelah membuka Seminar Nasional Ketahanan Pangan ini, Ketua Umum PWI Pusat memberikan plakat kepada seluruh narasumber yang telah mendukung rangkaian kegiatan HPN 2025 Banjarmasin, Kalsel.
Penyerahan plakat ini didampingi oleh Ketua PWI Kalimantan Selatan Zainal Helmie.





