PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019 di kawasan Panjaitan, Jakarta Timur, Selasa (31/3/2020).
semarak.co -Di mana salah satu agenda RUPST tahun ini menyetujui pembagian dividen sebesar Rp113 miliar atau senilai Rp11,80 per lembar saham. Dividen tersebut berasal dari alokasi 25% dari Laba Bersih 2019 sebesar Rp.451.
Sebelum rapat dimulai pukul 14.00, WEGE lebih dahulu melaksanakan Prosedur Pencegahan wabah virus corona penyebab Covid-19 yang mengacu pada Maklumat Kapolri Nomor Mak/2/lll/2020, dengan cara penyemprotan disinfektan di ruang rapat terlebih dulu.
Kemudian melakukan pengukuran suhu tubuh, pemberian hand sanitizer, pembagian masker untuk setiap peserta dan pemberlakuan social distancing melalui pengaturan jarak untuk tempat duduk. Hal ini dilakukan untuk menciptakan rapat yang kondusif, aman dan sehat.
Agenda rapat juga melakukan perubahan pengurus Perseroan dan/atau perubahan nomenklatur Jabatan. RUPST memutuskan perubahan komposisi jajaran dewan komisaris dan direksi.
Memberhentikan dengan hormat Dini Yulianti sebagai Komisaris Independen dan mengangkat Ahmad Fadli Kartajaya sebagai Komisaris. Sedangkan untuk jajaran direksi diputuskan memberhentikan dengan hormat Nur Al Fata kemudian mengangkat Mochamad Yusuf sebagai direksi.
Kontraktor pelat merah ini membukukan Laba Bersih Tahun 2019 Rp456,37 miliar. WEGE mencatatkan kinerja positif berdasarkan Laporan Keuangan per tanggal 31 Desember 2019, WEGE meraih pertumbuhan laba mencapai Rp456,37 miliar di akhir 2019. Sedangkan Total Aset mencapai Rp6,19 triliun, Ekuitas tercatat Rp2,46 triliun serta Kas Setara Kas hingga akhir tahun 2019 sebesar Rp1,46 triliun.
Direktur Utama Nariman Prasetyo mengatakan, dari kinerja perusahaan tersebut, mencerminkan Net Profit Margin (NPM) tahun 2019 sebesar 9,99% dan Return on Equity sebesar 18% (diatas rata-rata industri).
“Sedangkan rasio utang bank perusahaan (Debt to Equity Ratio/DER) di bawah 1x, jauh dari rasio utang 2x sebagai batas aman di industry konstruksi, kondisi keuangan tersebut mencerminkan fundamental WEGE yang sehat dan tumbuh,” jelas Nariman dalam rilis Humas WEGE seperti dilansir WA Group Forjeb, Rabu (1/4/2020).
Sementara itu terkait cash flow perusahaan per 31 Desember 2019, WEGE membukukan arus kas dari aktivitas operasi mencapai Rp139,27 miliar yang berasal dari pencairan piutang serta pembayaran uang muka dari pelanggan. “Arus kas positif ini menunjukkan bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk membayar dividen dan investasi baru,” tambahnya.
Nariman menjelaskan bahwa pencapaian laba bersih ini merupakan perwujudan komitmen WEGE terhadap stakeholder. “Di tahun 2019, dimana masa penawaran proyek-proyek dari pemerintah dan BUMN yang biasanya dilakukan di awal tahun mundur dari rencana karena siklus Pemilu di Indonesia,” terang Nariman.
Namun WEGE, kata dia, tetap dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja positif, karena komitmen kami untuk fokus pada peningkatan laba perusahaan salah satunya melalui pengelolaan keuangan terutama biaya dengan baik serta mampu mengendalikan kontrak-kontrak yang diperoleh melalui efisiensi pengendalian secara berjenjang, sentralisasi serta inovasi.
Target 2020
WEGE menargetkan pada tahun 2020 akan memperoleh kontrak dihadapi sebesar Rp 27,29 triliun atau naik 56,66% dari realisasi Order Book tahun 2019 Rp17,42 triliun. Total kontrak dihadapi ini terdiri dari target kontrak baru tahun 2020 sebesar Rp14,94 triliun dan carry over tahun 2019 sebesar Rp12,34 triliun.
Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2020, kutip dia, direncanakan berasal dari pemerintah 42%, BUMN: 38% dan Swasta: 20%. Dari komposisi tersebut, menunjukkan bahwa WEGE memiliki pasar yang jelas dan independen karena porsi kontrak baru berasal dari eksternal, di luar dari proyek-proyek yang berasal dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) selaku Holding Company.
Sementara itu, untuk Penjualan (Termasuk Penjualan KSO) WEGE menargetkan Rp8,63 triliun dengan target laba bersih tahun 2020 Rp558 miliar. Sementara untuk pengembangan bisnis di tahun 2020, perusahaan menggelontorkan Belanja Modal atau capital expendicture (capex) sebesar Rp692,4 miliar yang diperuntukkan untuk Fixed Asset, Capital Placement, Acquisition, Concession dan Industry Development.
Anggaran Capex tersebut, kata dia, berasal dari kas internal, pinjaman bank dan dana IPO. Menurut Nariman, untuk mencapai target tersebut, perusahaan melakukan beberapa strategi seperti; Selektif market pada pasar premium dan prospektif, Ekspansi pasar luar negeri bersinergi dengan Holding Company, Modularisasi, Design and Build serta Optimalisasi BIM secara menyeluruh.
“WEGE Optimis target perusahaan 2020 dapat tercapai karena perusahaan memiliki pasar yang jelas dan independen dengan dukungan fundamental perusahaan yang sehat. Fokus kembangkan bisnis Konsesi, pracetak gedung, modular dan luar negeri,” tulis rilis.
Dengan dasar pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan tumbuh 5,3% di 2020, ramal dia, alokasi RAPBN 2020 Kementrian PUPR khususnya pada infrastruktur pemukiman dan perumahan yang meningkat, rencana pemindahan ibukota serta pengembangan pasar luar negeri, akan membuat WEGE lebih fokus mengembangkan bisnis konsesi terkait dengan perkembangan infrastruktur tersebut.
Antara lain, kutip dia, mass transportation termasuk social infrastructure. Stimulus tersebut juga menjadi peluang besar bagi WEGE masuk sebagai kontraktor gedung, termasuk bagi industri precast dan modular.
“Sebagai Total Solution Contractor yang berpengalaman serta selalu mengutamakan safety dan quality di setiap pekerjaan, kami selalu optimis dapat mengerjakan setiap proyek yang diberikan kepada WEGE dengan tepat waktu dan memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan costumer,” tutupnya. (smr)