Seiring Tekanan Harga Minyak, Rupiah Terkoreksi dan IHSG Diperkirakan Variatif

Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah (BSM) atau Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Tampak karyawa ini masih mengenakan sarung tangan karena dalam situasi pendemi wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Nilai tukar atau kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (22/4/2020), kembali terkoreksi seiring masih tertekannya harga minyak dunia. Pada pukul 10.20 WIB, rupiah melemah 71 poin atau 0,46 persen menjadi Rp15.539 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.468 per dolar AS.

semarak.co -Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, industri minyak melibatkan banyak pemangku kepentingan termasuk perusahaan keuangan sehingga bila industri terpuruk, dampak negatif bisa terasa ke perekonomian.

Bacaan Lainnya

“Selain itu, turunnya harga minyak memberi sinyal ekonomi global masih tertekan yang menurunkan permintaan minyak sebagai sumber energi. Harga minyak mentah kemarin kembali turun yang memberikan sentimen negatif ke pelaku pasar,” kata Ariston di Jakarta, Rabu (22/4/2020).

Bila sentimen negatif ini bertahan, nilai Ariston, rupiah bisa kembali tertekan ke kisaran 15.600 dengan potensi support di kisaran 15.400. Harga minyak berjangka Brent anjlok pada akhir perdagangan Selasa kemarin atau Rabu pagi WIB (22/4/2020), memperpanjang kepanikan pasar menyusul meningkatnya banjir pasokan minyak mentah global karena pandemi COVID-19 telah melenyapkan permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni ditutup anjlok 24 persen menjadi 19,33 dolar AS per barel, terendah sejak Februari 2002. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Juni, terperosok 8,86 dolar AS atau 43 persen, menjadi menetap di 11,57 dolar AS per barel.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi juga memperkirakan rupiah akan melemah namun masih berpeluang menguat. “Dalam perdagangan hari ini rupiah kemungkinan masih akan bergolak. Walaupun dibuka melemah, tetapi kemungkinan ditutup menguat,” ujar Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp15.320 per dolar AS hingga Rp15.570 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp15.567 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.643 per dolar AS.

Sementara itu Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (22/4/20202), diprediksi bergerak variatif seiring meredanya tekanan dari harga minyak West Texas Intermediate (WTI) yang anjlok.

Pada pukul 09.28 WIB, IHSG dibuka melemah 30,98 poin atau 0,69 persen ke posisi 4.470,94 Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 3,7 poin atau 0,55 persen menjadi 663,93.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan membaiknya kembali harga minyak acuan berjangka West Texas Intermediate (WTI) dapat mengindikasikan tekanan bagi pasar bisa mereda kendati ketidakpastian pasar akibat pendemi COVID-19 tetap membayangi.

“Diperkirakan IHSG bergerak mixed, terbuka peluang untuk menguat. Harga minyak jatuh dalam karena pengiriman banyak dibekukan akibat lockdown sebagai dampak dari pengendalian wabah COVID-19,” ujar Alfiansyah di Jakarta, Rabu (22/4/2020).

Pandemi COVID-19 mengakibatkan harga minyak pertama kali dalam sejarahnya diperdagangkan di kisaran negatif. Harga kontrak berjangka minyak mentah dunia turun hingga minus untuk pengiriman Mei, yang kontraknya berakhir pada perdagangan Selasa kemarin (21/4/2020).

Minyak mentah berjangka WTI turun lebih dari 100 persen menjadi menetap di negatif 37,63 dolar AS per barel, yang berarti produsen akan membayar pedagang untuk mengambil minyak dari tangan mereka.

Satu-satunya pembeli minyak berjangka untuk kontrak itu adalah entitas yang ingin secara fisik menerima pengiriman minyak seperti kilang atau maskapai penerbangan. Sedangkan untuk kontrak bulan berikutnya masih diperdagangkan di atas 20 dolar AS per barel.

Penurunan harga minyak dunia telah menggoyahkan pasar saham global serta berimbas bagi IHSG. Namun, dengan mulai terjadi apresiasi atas harga berjangka minyak WTI, diperkirakan dampak tekanan pasar dari faktor tersebut bisa mereda.

Bursa saham regional Asia pagi ini Rabu (22/4/2020) memperlihatkan indeks Nikkei melemah 230,6 poin atau 1,2 persen ke 19.050,2, indeks Hang Seng melemah 181,2 poin atau 0,76 persen ke 23.612,4, dan indeks Straits Times melemah 30,21 poin atau 1,18 persen ke 2.521,71. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *