Oleh soegianto@fst.unair.ac.id
semarak.co – Di sudut Samudra Atlantik Utara, tersembunyi wilayah yang telah memikat imajinasi dunia selama lebih dari setengah abad: Segitiga Bermuda. Wilayah ini yang membentuk segitiga tak resmi antara Miami, Bermuda, dan Puerto Rico meliputi luas antara 500.000 hingga 1.510.000 mil persegi.
Lautnya biru dalam, langit di atasnya sering cerah, namun cerita-cerita yang mengitarinya gelap dan penuh teka-teki. Dikenal juga sebagai Segitiga Iblis, kawasan ini telah menjadi saksi bisu hilangnya kapal dan pesawat, meninggalkan kisah-kisah yang terus diulang di buku, majalah, dan laporan berita lapangan.
Tanpa membahas spekulasi atau teori aneh, mari kita telusuri data dan catatan nyata dari insiden-insiden yang membuat Segitiga Bermuda begitu terkenal, berdasarkan laporan terpercaya dan narasi jurnalistik.
Awal Mula Nama Segitiga Iblis
Nama “Segitiga Bermuda” pertama kali muncul pada 1964, ketika Vincent Gaddis menulis artikel berjudul “The Deadly Bermuda Triangle” untuk majalah Argosy. Ia menceritakan serangkaian kehilangan kapal dan pesawat yang tampaknya tak bisa dijelaskan, menggambarkan wilayah ini sebagai tempat yang menyeramkan.
Sejak saat itu, julukan “Segitiga Iblis” melekat erat, mengundang perhatian dunia. Namun, jauh sebelum Gaddis, insiden-insiden di wilayah ini sudah tercatat, meski belum dikaitkan dengan nama mistis tersebut. Laporan berita dan log maritim dari abad ke-19 hingga abad ke-20 menjadi dasar cerita yang terus berkembang.
Insiden-Insiden yang Tercatat
Berdasarkan catatan dari berbagai sumber, seperti artikel di Britannica, situs Bermuda Attractions, dan laporan History.com, berikut adalah kronologi insiden utama di Segitiga Bermuda, disusun seperti laporan berita lapangan yang menggambarkan fakta tanpa embel-embel spekulasi:
– 1800: USS Pickering Hilang di Tengah Laut
Kapal Angkatan Laut AS, USS Pickering, berlayar dari Guadeloupe menuju Delaware dengan 91 awak. Di suatu titik di Segitiga Bermuda, kapal itu lenyap tanpa jejak. Laporan maritim saat itu hanya mencatat kehilangan, tanpa petunjuk tentang nasib kapal atau kru.
– 1814: USS Wasp Tak Pernah Sampai
USS Wasp, kapal perang dengan 140 awak, terakhir terlihat di perairan Karibia. Setelah itu, tak ada kabar. Laporan resmi menyebutkan kapal hilang di rute yang kini dikenal sebagai bagian dari Segitiga Bermuda.
– 1840: Rosalie Ditemukan Kosong
Kapal dagang Rosalie ditemukan mengapung di laut tanpa seorang pun di dalamnya. Awaknya lenyap, dan kapal itu menjadi salah satu kasus awal yang menambah aura misterius wilayah ini.
– 1881: Misteri Ellen Austin
Kapal Ellen Austin melaporkan menemukan kapal lain yang terlantar di tengah laut. Saat mencoba menariknya, kapal itu hilang dalam badai. Beberapa laporan menyebut kapal itu muncul kembali, tapi lagi-lagi tanpa awak. Cerita ini menjadi legenda pelaut di zamannya.
– 1918: USS Cyclops, Kehilangan Terbesar
Salah satu insiden paling terkenal terjadi pada USS Cyclops, kapal kargo Angkatan Laut AS yang membawa 306 orang. Berlayar dari Barbados menuju Baltimore, kapal itu lenyap pada Maret 1918. Pencarian besar-besaran dilakukan, namun tidak ada puing atau tanda-tanda ditemukan. Laporan berita saat itu menyebut kehilangan ini sebagai salah satu tragedi maritim terbesar.
– 1921: Carroll A. Deering Terdampar
Kapal layar Carroll A. Deering ditemukan terdampar di Diamond Shoals, North Carolina, pada Januari 1921. Awaknya hilang, dan kapal itu ditinggalkan begitu saja. Laporan penjaga pantai mencatat kondisi kapal yang aneh, dengan peralatan navigasi rusak dan makanan masih tersedia di meja.
– 1925: SS Cotopaxi Tenggelam
Kapal kargo SS Cotopaxi hilang pada Desember 1925 dalam perjalanan dari Charleston ke Havana. Baru pada 2020, reruntuhan yang diduga kapal ini ditemukan di lepas St. Augustine, Florida, menutup salah satu misteri lama.
– 1941: USS Proteus dan Nereus
Dua kapal kargo, USS Proteus (58 awak) dan USS Nereus (61 awak), hilang pada November dan Desember 1941. Keduanya berlayar dari St. Thomas dengan muatan bauksit dan lenyap di wilayah Segitiga Bermuda. Laporan resmi hanya mencatat kehilangan tanpa penjelasan.
– 1945: Flight 19, Tragedi di Udara
Pada 5 Desember 1945, lima pesawat TBF Avengers dari Angkatan Laut AS, dikenal sebagai Flight 19, lepas landas dari Fort Lauderdale untuk latihan navigasi. Dengan 14 awak, pesawat ini hilang setelah melaporkan masalah kompas.
Pesawat pencari, PBM Mariner dengan 13 awak, juga lenyap malam itu. Laporan radio terakhir dari Flight 19 menggambarkan kebingungan pilot sebelum komunikasi terputus. Ini menjadi salah satu kasus paling terkenal, dilaporkan secara luas di media.
– 1947: Douglas C-54 Jatuh
Pesawat militer Douglas C-54 jatuh di lepas Florida pada Juli 1947 setelah melaporkan turbulensi hebat. Laporan penerbangan menyebutkan kondisi cuaca buruk sebagai faktor utama.
– 1948: Star Tiger dan DC-3
Pada Januari 1948, pesawat Avro Tudor Star Tiger dengan 33 penumpang hilang dalam penerbangan dari Azores ke Bermuda. Desember tahun yang sama, Douglas DC-3 dengan 39 orang lenyap antara Puerto Rico dan Miami. Kedua insiden ini dilaporkan sebagai kehilangan tanpa jejak.
– 1949: Star Ariel
Avro Tudor Star Ariel hilang pada Januari 1949 dengan 20 penumpang, dalam rute dari Bermuda ke Jamaica. Laporan penerbangan tidak menemukan puing atau petunjuk.
– 1958: Revonoc
Kapal Revonoc dengan lima orang hilang dalam badai. Skiff kecil dari kapal ini ditemukan di dekat Jupiter, Florida, tetapi awaknya tak pernah ditemukan.
– 1965: C-119 dan Ercoupe
Pesawat militer USAF C-119 Flying Boxcar hilang pada Juni 1965 antara Florida dan Grand Turk. Puing ditemukan, namun penyebabnya tidak jelas. Pada Desember tahun yang sama, pesawat kecil ERCO Ercoupe dengan dua orang hilang dari Fort Lauderdale.
– 1967: Witchcraft
Kapal pesiar Witchcraft hilang pada Desember 1967, hanya satu mil dari pantai Miami. Kapal ini dilaporkan dalam kondisi baik, namun tak pernah ditemukan.
– 2005: Piper PA-23
Pesawat kecil Piper PA-23 dengan tiga penumpang hilang pada Juni 2005 antara Bahamas dan Florida. Pencarian tidak membuahkan hasil.
– 2015: Austin Stephanos dan Perry Cohen
Dua remaja, Austin Stephanos dan Perry Cohen, hilang saat memancing pada Juli 2015. Kapal mereka ditemukan setahun kemudian di lepas Bermuda, namun nasib mereka tetap misteri.
– 2017: Turkish Airlines dan MU-2B
Pada Februari 2017, penerbangan Turkish Airlines TK183 melaporkan masalah mekanis dan mendarat darurat di Washington. Pada Mei 2017, pesawat MU-2B hilang dari radar, dengan puing ditemukan kemudian.
Buku-Buku yang Mendokumentasikan Kisah
Segitiga Bermuda telah menjadi subjek puluhan buku yang berusaha merekam insiden-insiden ini, sering kali dengan gaya jurnalistik yang menyerupai laporan berita. Beberapa di antaranya yang paling terkenal meliputi:
– “The Bermuda Triangle” oleh Charles Berlitz (1974)
Buku ini mempopulerkan Segitiga Bermuda di kalangan masyarakat luas. Berlitz mengumpulkan laporan insiden seperti Flight 19 dan USS Cyclops, menyajikannya dengan narasi yang dramatis namun berbasis laporan pelaut dan penerbang. Buku ini terjual jutaan kopi dan menjadi referensi utama.
– “The Bermuda Triangle Mystery-Solved” oleh Lawrence David Kusche (1975)
Kusche mengambil pendekatan investigatif, memeriksa laporan asli dan arsip berita untuk setiap insiden. Ia mencatat bahwa banyak kehilangan terjadi dalam kondisi cuaca buruk atau karena kesalahan manusia, seperti yang dilaporkan pada Flight 23. Buku ini berfokus pada fakta lapangan tanpa menghibur spekulasi.
– “Limelight” oleh Vincent Gaddis (1965)
Sebelum Berlitz, Gaddis menulis tentang Segitiga Bermuda dalam bukunya, memperluas artikel Argosy-nya. Ia mewawancarai pelaut dan pilot, merekam cerita seperti Ellen Austin dan *Carroll A. Deering dengan gaya reportase.
– “Into the Bermuda Triangle” oleh Gian J. Quasar (2003)
Quasar mengumpulkan data dari laporan Penjaga Pantai AS dan arsip penerbangan, menambahkan wawancara dengan saksi mata. Buku ini mencakup insiden modern seperti Piper PA-23 pada 2005, disajikan sebagai laporan lapangan yang terperinci.
Narasi Lapangan
Bayangkan seorang jurnalis berdiri di pelabuhan Miami pada 1945, mendengar berita terbaru tentang Flight 19. Radio berderit, melaporkan pesawat hilang setelah pilot berbicara tentang kompas yang tak berfungsi.
Di Bermuda, pelaut berbisik tentang USS Cyclops, kapal raksasa yang lenyap tanpa jejak 27 tahun sebelumnya. Di Puerto Rico, nelayan menceritakan kapal-kapal kecil yang tak pernah kembali. Kisah-kisah ini, yang dikumpulkan dari log kapal, laporan radio, dan wawancara, membentuk mozaik Segitiga Bermuda.
Di lapangan, cuaca di wilayah ini sering berubah tiba-tiba. Badai tropis, arus kuat seperti Gulf Stream, dan kabut tebal adalah pemandangan biasa, seperti yang dicatat dalam laporan pelaut. Kapal seperti Rosalie atau Carroll A.
Deering ditemukan dalam kondisi aneh, tapi laporan Penjaga Pantai menunjukkan bahwa badai atau kerusakan peralatan sering menjadi penyebab. Untuk pesawat seperti Star Tiger atau Flight 19, laporan penerbangan mencatat turbulensi atau masalah navigasi sebelum hilang.
Data ini, yang dikumpulkan dari sumber resmi, menggambarkan wilayah yang keras dan tak kenal ampun, bukan tempat yang dikutuk. Banyak insiden di Segitiga Bermuda sering dikaitkan dengan teori misterius, tetapi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dapat dijelaskan oleh faktor alami.
Misalnya, Turkish Airlines TK183 pada 2017 dilaporkan mengalami masalah mekanik, bukan karena anomali wilayah. Demikian pula, hilangnya Mitsubishi MU-2B-40 pada Mei 2017 dianggap terkait dengan kondisi cuaca atau kehilangan kontak radar, bukan misteri tak terjelaskan.
Kontroversi ini tetap ada, dengan beberapa pihak percaya pada misteri, sementara yang lain melihatnya sebagai mitos budaya populer. Charles Berlitz dalam bukunya “The Bermuda Triangle” (1974) mempopulerkan teori anomali, tetapi penelitian selanjutnya, seperti oleh Kusche, menunjukkan bahwa banyak laporan tidak akurat atau dibesar-besarkan .
Analisa
Data menunjukkan bahwa berita tentang kejadian di Segitiga Bermuda memang berkurang sejak 2017, dengan hanya dua insiden signifikan pada tahun itu, dan tidak ada laporan baru yang ditemukan untuk tahun-tahun setelahnya hingga 2025.
Meskipun demikian, topik ini tetap relevan dalam diskusi ilmiah dan populer, terutama mengenai insiden masa lalu. Pengguna dapat merujuk ke sumber-sumber seperti List of Bermuda Triangle Incidents untuk informasi lebih lanjut.
Segitiga Bermuda tetap menjadi cerita yang hidup, bukan karena spekulasi, tetapi karena catatan nyata dari orang-orang yang hilang di laut dan udara. Buku-buku seperti karya Berlitz dan Kusche, bersama laporan berita dari History.com hingga Marine Insight, menjaga kisah ini tetap relevan.
Dari pelabuhan Bermuda hingga pantai Florida, cerita tentang kapal yang kosong dan pesawat yang lenyap terus bergema, seolah-olah laut itu sendiri menyimpan rahasia yang menunggu untuk diceritakan.
Soegianto @Pengajar Pemodelan Alam
Sumber: WAGroup GENERASI PEJUANG PERUBAHAN NKRI (postMinggu15/6/2025/)