Gerakan Hamas sepenuhnya berkomitmen terhadap ketentuan perjanjian gencatan senjata yang berlaku, dan menuding ‘Israel’ bertanggung jawab atas potensi eskalasi baru akibat pelanggaran yang terus dilakukan secara sengaja.
Semarak.co – Hamas telah menyerahkan jenazah perwira ‘Israel’, Hadar Goldin kepada Komite Internasional Palang Merah. Hal itu ditegaskan oleh Ismail Radwan, Pejabat Senior Hamas, dalam wawancara dengan Al-Jazeera pada hari Sabtu (8/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa untuk menemukan sisa jenazah empat tawanan ‘Israel’ lainnya dibutuhkan informasi intelijen, peralatan khusus, dan tim terlatih, mengingat kerusakan parah pada infrastruktur dan jaringan terowongan di Gaza. Hamas, katanya, siap menuntaskan proses ini sesegera mungkin agar dapat melanjutkan ke fase kedua perjanjian.
Seperti dilansir arrahmah.id dari Al-Jazeera pada 8 November 2025, Radwan menuding ‘Israel’ melanggar gencatan senjata melalui serangan udara dan tembakan di berbagai wilayah Gaza, termasuk di zona yang telah disepakati sebagai area penghentian pertempuran.
Sejak awal gencatan senjata 10 Oktober lalu, ia menyebut 241 warga Palestina tewas dan 619 lainnya terluka, sementara kerusakan besar terus terjadi dan berulang.
Dari sisi kemanusiaan, Radwan mengecam ‘Israel’ karena gagal memenuhi komitmen bantuan. Ia menyebut hanya 150 hingga 200 truk bantuan yang masuk setiap hari, jauh di bawah jumlah 600 truk yang tercantum dalam kerangka gencatan senjata. Bahan penting seperti tenda, karavan, dan material bangunan juga masih sangat terbatas.
Radwan menyoroti krisis gizi akut, kekurangan obat-obatan, serta kebutuhan mendesak untuk mengevakuasi lebih dari 15.000 pasien ke luar Gaza untuk mendapatkan perawatan.
Ia menilai penutupan terus-menerus perbatasan Rafah merupakan pelanggaran kemanusiaan, dan meminta para mediator menekan ‘Israel’ agar membuka kembali penyeberangan tersebut.
Terkait para pejuang yang berada di kawasan “garis kuning”, termasuk di Rafah, Radwan mengatakan Hamas telah mengusulkan rencana penarikan pasukan secara aman guna mencegah ketegangan. Namun, ia menegaskan penarikan tidak boleh dilakukan di bawah tekanan atau dimanfaatkan sebagai alat politik domestik ‘Israel’.
Radwan menegaskan kembali bahwa Hamas tetap berkomitmen pada gencatan senjata, dan bahwa ‘Israel’ akan memikul tanggung jawab penuh jika perjanjian itu runtuh.
Sejak gencatan dimulai, 20 tawanan ‘Israel’ telah dibebaskan hidup-hidup, sementara jenazah 25 dari 28 orang yang tewas telah diserahkan. ‘Israel’ diketahui menunda fase negosiasi berikutnya hingga semua jenazah berhasil ditemukan.
Sementara itu, otoritas Palestina melaporkan sekitar 9.500 jenazah masih terkubur di bawah reruntuhan di Gaza, dan lebih dari 10.000 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, masih ditahan di penjara ‘Israel’ dengan laporan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis. (net/ard/alj/kim/smr)





