Satgas Covid-19 Ingatkan Harus Pertimbangkan Status Zona, Pengamat: Butuh Ketegasan Pemerintah Nasib Liga 1

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito memakai masker usai memberikan keterangan pada wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020). Foto: internet

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengingatkan penyelenggaraan pertandingan liga sepakbola harus mempertimbangkan status zona lokasi pertandingan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Kalau ada lokasi masih zona merah tentu tidak bisa menyelenggarakan pertandingan.

semarak.co-Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, semua aktivitas masyarakat yang berkomitmen untuk mematuhi protokol kesehatan boleh dilakukan, termasuk juga penyelenggaraan pertandingan liga sepakbola.

Bacaan Lainnya

Diketahui Liga I- 2020 harus dihentikan sementara karena adanya pandemic COVID-19 melanda Indonesia.

“Dalam pelaksanaan liga tersebut, perlu adanya kepatuhan dari seluruh komponen penyelenggara sepakbola atau seluruh yang terkait dengan sepakbola. Federasi, klub, hingga suporter,” kata Wiku saat jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube, Sekretariat Presiden, Kamis (22/10/2020).

PSSI, kata Wiku, saat ini telah menyusun protokol kesehatan untuk pertandingan sepakbola dengan melibatkan ahli medis dan juga sudah menganggarkan biaya untuk swab test.

Terkait pemberian izin pertandingan sepakbola, perlu adanya koordinasi lebih lanjut antara PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku pelaksana dengan pihak Kepolisian. Tak lupa ia kembali berpesan untuk masyarakat agar tetap menjaga jarak dan menjauhi kerumunan jelang masa libur panjang 28 Oktober – 1 November 2020.

Hal itu untuk mempertimbangkan status zonasi dimana pertandingan sepakbola akan dilakukan. “Dan juga perlu diingat, bahwa keputusan penundaan liga yang dilakukan untuk keselamatan dan kesehatan kita bersama,” kata Wiku.

Masyarakat juga dianjurkan untuk tidak keluar rumah dan berkerumun di tempat-tempat ramai apabila tidak ada kebutuhan yang mendesak. Masyarakat juga diminta wajib menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

“Setelah sekian lama, saya mengharapkan masyarakat seharusnya sudah mampu mengadaptasi kebiasaan baru di tengah situasi pandemi ini, apapun keadaannya termasuk liburan panjang,” kata dia.

Pengamat sepakbola Kesit Budi Handoyo mengatakan, pemerintah dituntut untuk tegas dalam menyikapi kelanjutan Liga 1 2020, itu jika acuan pemerintah adalah pendemi sulit menentukan kapan berkhirnya. Padahal, kata Kesit akan ada banyak orang yang kena dampak jika kompetisi Liga 1 terus digantung nasibnya.

“Dampaknya sudah pasti dunia sepak bola Indonesia untuk sementara mati suri sampai pandemi benar-benar pergi. Masalahnya sampai kapan pandemi akan berakhir, itu yang kita tidak tahu,” kata Kesit kepada Bola.com, Rabu (21/10/2020).

Dalam situasi sekarang ini harus ada kejelasan dari pemerintah apakah sepak bola sudah bisa diberikan izin untuk dimainkan? Ini penting agar PSSI maupun LIB dapat kepastian. Banyak kerugian apabila situasinya menggantung seperti saat ini,” tambahnya.

Pria yang juga berprofesi sebagai komentator bola ini menambahkan, klub-klub Liga 1 yang sudah melakukan persiapan akan mengalami kerugian finansial karena harus terus mengeluarkan biaya. Begitupun dengan pemain akan mengalami kejenuhan karena hanya berlatih terus tanpa ada kejelasan apakah mereka bisa bertanding.

“Belum lagi pemain-pemain yang masuk dalam jajaran timnas yang pastinya tidak mendapat arena untuk tetap menjaga performa mereka di lapangan,” ujarnya. (net/smr)

 

sumber: bola.com di WA Group Guyub PWI Jaya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *