Santri SCB Bagikan Air Bersih ke Warga Akibat Kekeringan, Sekolah Cendekia BAZNAS Raih 3 Emas Pencak Silat BNN Cup

Para Santri Sekolah Cendekia BAZNAS melakukan aksi berbagi air bersih untuk warga di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat akibat dilanda kekeringan musim kemarau, Selasa (29/8/2023). Foto: humas Baznas

Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB) berhasil meraih 3 emas, 2 perak, dan 2 perunggu dalam ajang pencak silat Badan Narkotika Nasional (BNN) Cup 2023 di GOR Kota Depok, Jawa Barat. Pada ajang itu, para siswa SCB bersaing dengan 2.025 atlet dari 129 sekolah dan 400 perguruan pencak silat berbeda selama 4 hari.

semarak.co-BNN Cup merupakan kejuaraan tahunan pencak silat nasional yang diinisiasi oleh BNN kota Depok yang berlangsung dari 24 hingga 28 Agustus 2023, dan mempertandingkan cabang olahraga pencak silat yang diikuti oleh ribuan atlet pelajar tingkat SD sampai SMA se-Indonesia.

Bacaan Lainnya

Tujuh medali Sekolah Cendekia BAZNAS diraih oleh Khorriq Maulana (medali emas – Tunggal Pra Remaja), Habib Husain (medali emas – Pra Remaja), Benzema Elano Putra Ginting (medali emas – Pra Remaja).

Berikutnya Rasheefa Ad Diniyya (medali perak – Pra Remaja), Aji Setiawan (medali perak – Tunggal Remaja), Muhammad Mikail Adly (medali perunggu – Pra Remaja), Nabil Mubarok Muhammad (medali perunggu – Pra Remaja).

Kepala Sekolah Cendekia BAZNAS, Ahmad Kamaluddin Afif menjelaskan, raihan tersebut buah dari konsistensi sekolah dalam meraih prestasi. “Alhamdulillah, setiap tahun kita kirimkan kontingen ke dalam perlombaan BNN Cup dan selalu mendapatkan hasil yang baik dan menunjukan trend positif setiap tahunnya,” kata Ahmad di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023).

Habib Husain, salah satu peraih medali emas mengatakan bahwa medali ini menjadi raihan kali pertama baginya. “Kali ini diberikan kesempatan oleh Allah untuk juara, gak bisa nahan haru lagi, tadi selepas penobatan sujud syukur dan memeluk kawan-kawan,” kata Husin dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Selasa (29/8/2023).

Pelatih silat Sekolah Cendekia BAZNAS, Heri Kiswanto mengatakan bahwa sekolah memang mempersiapkan dengan matang pada ajang kali ini, setiap hari siswa berlatih. “Kami adakan pemusatan latihan khusus untuk memaksimalkan potensi siswa dalam BNN Cup, dengan latihan fisik dan gerakan khusus yang diulang terus menerus.” ucap Heri.

Di bagian lain para Santri Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB) melakukan aksi berbagi air bersih untuk warga di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 40 KK menjadi penerima manfaat kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kekeringan yang melanda dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Sekolah Cendekia BAZNAS Ahmad Kamaluddin menjelaskan, kegiatan berbagi air menjadi salah satu bentuk kebermanfaatan yang dihadirkan sekolah untuk warga. Ahmad menambahkan sumber air di sekolah tersebut berasal dari WTP (Water Treatment Plant) yang mengolah air sungai Cianten menjadi air bersih.

“Kita ingin sama-sama tumbuh menumbuhkan, kuat menguatkan. Dalam kekeringan yang melanda kali ini, kita menyalurkan air bersih sebagai tambahan untuk warga,” kata Ahmad, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (28/8/2023) dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Selasa (29/8/2023).

Melalui WTP, lanjut Ahmad, kita dapat menghasilkan 50-80 ribu liter air bersih per hari. Meskipun terbatas jika digunakan untuk seluruh santri dan didistribusikan untuk warga, namun sekolah berkomitmen untuk terus hemat air bersama agar dapat berdaya.

Herman, warga kecamatan Cibungbulang mengucapkan syukur dan berterima kasih atas penyaluran air bersih yang dilakukan para santri. “Alhamdulillah, tadi mereka ramai sekali membawa masing-masing ember dan galon untuk diberikan kepada warga. Ini sangat bermanfaat untuk kami yang tengah merasakan kekeringan,” katanya.

Salah satu santri Cendekia BAZNAS, Arqam yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan bahwa kegiatan berbagi air sangat mengesankan. Dia bersama santri lain membawa galon untuk disalurkan ke warga menjadi hal bermakna baginya.

“Ketika musim kemarau biasanya kami merasakan hal yang sama, sulit mencari sumber air, harus menunggu dari pemerintah atau bahkan mencari sendiri dengan jarak yang jauh. Kali ini di sekolah berbeda, saya sendiri yang membagikannya ke warga, melihat mereka bahagia.” ucap Arqam. (smr)

Pos terkait