Sambangi Posko TEP di Bengkulu Utara, Wamentrans Viva Yoga Beri Semangat Peneliti

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mendatangi Posko Tim Ekspedisi Patriot (TEP) di Desa Giri Kencana, Bengkulu Utara.

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mendatangi Posko Tim Ekspedisi Patriot (TEP) di Desa Giri Kencana, Bengkulu Utara. Dia disambut Defrio dan peneliti lainnya. Di posko itu para peneliti dari Universitas Padjadjaran mengolah data riset dan pemetaan ekonomi kawasan.

Semarak.co – Viva Yoga mengatakan, pada Agustus  lalu, Kementerian Transmigrasi telah melepas 2.000 peneliti ke 154 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia. Salah satu kawasan yang dituju peneliti di Lagita.

Bacaan Lainnya

Hingga Desember 2025, para peneliti akan menjalankan misi. Pertama, membedah, mengetahui, masalah dan persoalan apa yang terjadi di kawasan transmigrasi. Apakah masalah infrastruktur, sarana dan prasarana, serta problem ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat.

Kedua,  penelitian atau mencari bentuk pelembagaan ekonomi apa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi. Ketiga, menggali potensi produk atau komoditas unggulan  apa yang bisa dikembangkan sehingga menjadi andalan ekonomi dari kawasan transmigrasi.

Viva Yoga memberi semangat kepada TEP sampai akhir misi usai. Dia berterima kasih kepada pemprov  Bengkulu yang ikut mendukung kehadiran dan aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai jurusan itu.

Dalam pertemua itu Defrio mengungkapkan bahwa mereka telah bertemu dengan berbagai dinas di Bengkulu Utara dan kepala desa-desa yang ada di Lagita. “Kami juga melakukan pendekatan ke masyarakat”, ujar mahasiswa jurusan ilmu komunikasi itu.

Disebut potensi yang ada di wilayah yang diteliti adalah komoditas hortikulural. Untuk lebih meningkatkan produktifitas sana menurutnya perlunya peningkatkan infrastruktur dan pentingnya pengelolaan komoditas di wilayah sendiri agar perputaran ekonomi tidak keluar daerah.

Sulit Akses Jalan Ke UPT Batu Ampar Segera Dituntaskan

Bagi orang yang pertama kali ke Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Batu Ampar, Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, pasti akan kaget. Jalan menuju ke sana berupa tanah, bebatuan, kerikil, dan berlumpur bila tergenang air atau saat hujan.

Tak hanya itu, ruas jalan ada yang berkelok dan kerap dijumpai tanjakan dan turunan yang curam sehingga kendaraan yang melintas di sana sepertinya hanya mobil double gardan. Bila hendak ke sana seolah-olah kita sedang ‘off road’ dengan medan extrim.

Meski jalan tanah yang terjal ditambah dengan kondisi alam, tidak membuat Triyono patah semangat dalam menjalani hidup sebagai seorang transmigran. Pria asal Desa Kepel, Kabupaten Madiun, itu mengakui kali pertama menempati unit pemukiman itu merasa shock, Jalannya antara tebing yang curam.

Seiring perjalanan waktu di mana ia ditempatkan mulai Desember 2023 hingga sekarang, dirinya sudah bisa beradaptasi bahkan betah dengan suasana yang ada. “Di sini tanah harapan saya”, ungkapnya.

Triyono saat ini menjadi petani kopi, kelapa sawit, hingga menanam sayuran dan cabai. Hasil kebunnya dijual pada pengepul yang ada di Suka Rame. Dikatakan dalam beraktivitas, ia menggunakan sepeda motor. Motor yang dimiliki disebut kuat menanjak sebab katanya sudah biasa dengan jalan yang terjal.

Triyono merupakan salah satu transmigran di antara puluhan transmigran dan keluarganya yang menyambut kedatangan Wamentrans Viva Yoga Mauladi di Balai Pertemuan Batu Ampar, (10/9/2025).

Di hadapan transmigran dan keluarganya, Viva Yoga mengatakan transmigrasi untuk memindahkan penduduk dari daerah yang padat ke kawasan yang longgar, tujuannya untuk menjaga tanah air dan memperkuat NKRI.

“Dengan adanya penduduk di kawasan yang sepi dan senyap, wilayah tanah air kita terjaga”, ujarnya.  “Transmigran yang berasal dari Nganjuk, Semarang, Purwakarta, Kuningan, dan Madiun berbaur dan bersatu di tempat ini sehingga memperkokoh persatuan bangsa”, tambahnya.

Transmigrasi di Bengkulu Selatan dimulai sejak  1979. Kawasan transmigrasi yang ada berkembang menjadi desa dan kecamatan definitif serta menjadi sentra pertanian. Di Batu Ampar ada 33 kepala keluarga. “UPT ini masih dalam pembinaan”, ujarnya.

Lahan-lahan yang diberikan saat ini dalam proses sertipikati menjadi SHM. Dari 77 bidang lahan yang hendak disertipikati, tinggal 22 bidang dalam proses selesai. “Kita tuntaskan tahun ini”, ujarnya. “Apabila ada yang belum mendapatkan sertipikat SHM, segera lapor ke Kementerian Transmigrasi”, tegasnya.

Dalam kunjungan tersebut, Viva Yoga memberikan bantuan dari dana APBN TA 2025 sebesar Rp4,5 miliar. Dana yang digelontorkan itu untuk renovasi sekolah, pengadaan toilet dan air bersih, pembangunan jalan non status penghubung desa sepanjang 2 km. Dengan bantuan sebesar itu diharap masalah akses jalan yang seperti jalur off road itu terselesaikan. (hms/smr)

Pos terkait