Sama Seperti di Poling Medsos, Survei INES: Elektabilitas Prabowo Ungguli Lawan

Prabowo mengapreasiasi nazar jalan kaki Eko Hadi Madiun Jakarta pada kemenangan Anies Sandi di Pilkada DKI 2017

Lembaga survey Indonesia Network Election survei (INES) merilis hasil terhadap elektabilitas bakal calon presiden 2019. Berbeda dengan kebanyakan hasil survei lembaga lainnya, survei INES terlihat lebih realistis dengan menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto jauh mengungguli petahana Joko Widodo (Jokowi). Karena memang di poling-poling medsos pun, Prabowo selalu unggul.

Survei tersebut dilakukan pada 12-28 April 2018 kepada 2.180 responden yang dipilih secara proporsional di 408 Kabupaten/kota di Indonesia. Metode yang dilakukan dengan multistage random sampling. Margin of error dari survei ini yakni +- 2,1%, dengan tingkat kepercayaan 95%.

Direktur INES Oskar Vitriano mengatakan, populasi survei ini adalah warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di sektor domestik atau publik dengan aneka profesi dengan ragam pendidikan dan ragam umur, serta penghasilan dan latar belakang agama yang berbeda. INES melakukan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara sistematis dengan melakukan cek ulang di lapangan sebanyak 20% dari seluruh responden.

“Ini top of mind, dengan pertanyaan jika pemilu dilakukan hari ini siapa presiden yang akan dipilih? Prabowo unggul 50,20%, Jokowi 27,70%, Gatot Nurmantyo 7,40%, dan tokoh lain 14,70%,” ujar papar Oscar di Mess Aceh Amazing Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (6/5).

Sementara menggunakan pertanyaan tertutup, Prabowo masih tetap unggul dengan perolehan suara di atas 54,50%. Sementara Jokowi mendapatkan 26,10%, Gatot Nurmantyo 9,10%, dan tokoh lain 10,30%. “Tingkat kepercayaan publik kepada Prabowo semakin meningkat,” katanya.

Untuk partai politik, Gerindra mendapatkan suara terbanyak dengan angka 26,2 persen disusul PDIP (14,3 persen), Golkar (8,2 persen), PKS (7,1 persen), Perindo (5,8 persen), PKB (5,7 persen), PAN (5,8 persen) , Demokrat (4,6 persen), PPP (3,1 persen), Nasdem (3,1 persen), Hanura (2,3 persen), PBB (2,1 persen), PKPI (0,9 persen),Berkarya (0,7 persen), Garuda (0,4 persen) dan PSI (0,1 persen).

Hasil survei ini, kata Oskar, merupakan tindak lanjut dari survei sebelumnya, di mana 67,3 persen dari responden ingin memiliki presiden baru, sementara 21,3% responden masih ingin melihat Jokowi menduduki kursi nomor satu di Indonesia.

Menurut dia, responden condong mencari sosok presiden baru lantaran tidak puas dengan pemerintahan saat ini. “Dari 54 janji kampanye Jokowi, kami mengidentifikasi sembilan janji yang paling diingat responden. 19,5 persen menyatakan janji itu dipenuhi, tapi 68,2 persen menyatakan Jokowi tidak menepati janji. Ini yang kemudian mempengaruhi hasil survei,” jelasnya.

Sebagian besar ketidakpuasan responden terdapat dari segi ekonomi, di mana 75,7 persen responden menganggap Jokowi tidak mampu menurunkan harga beras, 71,7 persen responden menganggap lapangan kerja semakin berkurang, dan 72,7 persen responden khawatir atas utang negara yang kian menggunung.

Baca: Mantaplah, Ada 11 Persen Pendukung Jokowi yang Pilih Prabowo Subianto

Selain soal janji kampanye yang tak ditepati, responden yang disurvei lebih memilih Prabowo jadi presiden jika pemilihan dilakukan hari ini karena pengaruh kampanye media sosial #2019GantiPresiden. “Kebanyakan responden juga mengaku mendapatkan info dari media sosial. Nah, fenomena media sosial ini bikin pergerakan elektabilitas cenderung dinamis, jadi mereka bisa terpengaruh dengan isu yang dibawa oposisi,” ucap dia.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengungkap isi pertemuan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno dengan Wapres Jusuf Kalla. Menurut Arief, Sandiaga meminta restu JK agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi Cawapres Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. “Pak Anies kan didukung JK. Artinya kan akan meminta Anies (jadi cawapres),” kata Arief di tempat yang sama.

Sandi dan JK Ketemu

Keinginan mendapuk Anies sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo berasal dari kader Gerindra di kalangan bawah. “Keinginan di bawah itu menginginkan Anies itu mendampingi Pak Prabowo,” ujarnya.

Saat ditanya bagaimana sikap Prabowo terkait itu, Arief menekankan Prabowo pasti akan mengikuti keputusan partai. Prabowo disebut akan menerima siapapun calon pasangan yang dipilih partainya.  “Dia (Prabowo) sih menunggu perintah partai. Pak Prabowo itu orangnya menurut partai. Beliau nggak bisa mengambil keputusan sendiri,” ungkap Arief.

Sandiaga dan JK bertemu, Selasa (1/5) malam. Menurut pengakuan Sandi, pertemuan itu digelar di masjid depan rumah dinas Wapres. Masjid yang ada di dekat rumah dinas Wapres adalah Masjid Sunda Kelapa. Sandi mengaku dialah yang meminta dilakukan pertemuan. Namun kabar lain menyebut JK yang meminta waktu bertemu dengan Sandi.

“Saya sama Pak JK itu, ya, terus berkomunikasi dan Pak JK ini mentor saya, pengusaha, senior kita semua. Dan saya sampaikan progres DKI. Kemarin waktu lagi tinjau Asian Games saya nggak sempat, padat sekali, tapi ada beberapa kesempatan di situ saya minta ketemu. Akhirnya diberi waktu, kemarin kita bicara sedikit tentang Jakarta bagaimana saya bersama Pak Anies,” kata Sandiaga saat dimintai konfirmasi di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (2/5). (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *