Bersama: Tony Ardiedo
semarak.co–“Keberanianlah yg membuat kalian akan tahan dlm situasi apapun ! NYALI sama harganya dg nyawa. Jika itu hilang, niscaya tak ada gunanya kau hidup!” (Ernesto Che Guevara).
Konon dahulu seAbad Sebelum Masehi, itu Panglima perang dari Kerajaan Persia, bernama Antarah betul2 sangat disegani. Kemenangan2 di medan tempur tersulit selalu dimenangkannya. Membuat kawan maupun lawan berdecak kagum.
Orang2 tak habis pikir, bagaimana Antarah memimpin pasukan dg persenjataan minim, perbekalan yg kurang, dan cuaca buruk, tetap bisa memenangkan pertempuran. Keterbatasan macam apapun tak membuatnya mudah dikalahkan, bahkan oleh musuh yg jumlahnya lebih besar dg persenjataan lebih canggih.
Se-olah2 mudah saja baginya menaklukkan segala mara bahaya. Suatu hari salah seorang Panglima Negara Sahabat, datang menemui Antarah. Tujuannya utk memperoleh resep mujarap yg membuat Antarah beserta pasukannya tak terkalahkan.
Setelah di-mohon2, Antarah pun bersedia menjelaskan rahasianya. “Masukkanlah jari telunjukmu ke mulutku, dan aku akan masukkan pula telunjukku ke mulutmu.”
Panglima itu menurut saja walaupun ia merasa aneh dg ajakan Antarah. Keduanya pun memulai pertarungan unik dg saling menggigit jari lawan. Beberapa saat kemudian, Panglima itu men-jerit2 kesakitan. Dia me-mohon2 agar jarinya dilepaskan.
Setelah keduanya mengakhiri tarung saling gigit, mereka pun memperhatikan jarinya masing2. Ternyata kondisinya sama saja, baik jari Panglima maupun jari Antarah sama2 berdarah.
“Inilah yg membedakan kita”, ucap Antarah.
“Walau sakit, tapi aku kuat menanggung kepedihan dan penderitaan dg sabar, sedang engkau tak sabar dan men-jerit2”.
“Makanya aku bisa memenangkan pertarungan yg tersulit sekalipun”.
“Dan tahukah engkau mengapa aku memiliki bala tentara yg tangguh ?” Karena kami terbiasa melatih mereka dg saling gigit jari, atau latihan fisik yg identik dg itu. Siapa yg paling belakangan menjerit, dialah yg akan lebih tinggi pangkatnya”.
Nah…! Mantap bukan?
Kalau kita proyeksikan kisah Antarah dan tentaranya terhadap kehidupan kita, kadang jauh panggang dari api.
Yaa…sungguh! KEMENANGAN dalam PERTARUNGAN HIDUP tak bergantung pada Jumlah Amunisi, melainkan pada NYALI YG BESAR. Yakni DAYA TAHAN MENGHADAPI COBAAN lah yg membuat orang TANGGUH dan akhirnya keluar sebagai PEMENANG.
Yakinlah bahwa..,
☆ Kemenangan yg membahagiakan diperoleh dg perjuangan berat yg penuh kesabaran.
☆ Orang bahagia itu lebih bernyali menghadapi resiko kehidupan. Atau sebaliknya, Orang yg lebih bernyali menghadapi resiko kehidupan, pastilah lebih bahagia.
Survive, kondisi penempaan, bukan krn serba ada, contoh; Thaliban
🌏 CONTEMPLATION 🌎
🌏 AROUND 🌎
🪐 THE WISDOM 🎯
sumber: WAGroup Komunitas ALIPh (post Minggu/29/8/2021/yoserizalgeneng55)