Mantan Staf Khusus Menteri ESDM Tahun 2014, Said Didu blak-blakan soal kasus ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang disebut menyimpan 5 kebohongan dan harus dibongkar. Bahkan Said Didu menilai, kebohongan ini tak hanya dilakukan Jokowi seorang, tapi juga orang-orang yang mendukungnya.
Semarak.co – Hal itu disampaikan Said Didu dalam konferensi pers bersama Roy Suryo dan TPUA terkait naiknya status kasus pencemaran nama baik Presiden ke-7 RI, Jokowi di Jakarta, Senin (14/7/2025).
“Ijazah palsu menurut saya ada lima kebohongan yang mau disembunyikan oleh mereka, mereka, bukan hanya Jokowi. Satu, kebohongan identitas diri Jokowi sendiri, dia paling takutkan terbuka,” ujar Said Didu dilansir kompas.tv melalui laman berita msn.com, Selasa (15/7/2025).
“Menurut saya ada lima kebohongan yang mau disembunyikan oleh mereka. Mereka bukan hanya Jokowi,” kata Said Didu dalam konferensi persnya bersama Roy Suryo dan TPUA terkait naiknya status kasus pencemaran nama baik Jokowi di Jakarta, Senin (14/7/2025).
Said Didu mengungkap, kebohongan pertama adalah soal identitas Jokowi. “Satu kebohongan identitas diri Jokowi sendiri itu yang dia paling takutkan terbuka. Identitas diri karena kita tahu ceritanya sebenarnya. Dan kalau ini terbuka, maka kita tahu siapa yang membentuk Joko Widodo sebenarnya. Saya pikir publik sudah paham,” jelas Said Didu.
Kebohongan kedua, Said Didu menyinggung soal putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang kini jadi Wakil Presiden RI. “Yang kedua adalah kepalsuan. Kepalsuan dan bikin kepalsuan putranya yang menjadi wakil presiden itu juga kalau ini terbuka ini akan terbuka. Siapa dia sebenarnya dan kepalsuan-kepalsuan terhadap dinasti ini akan akan terbuka semua,” ungkapnya.
Kebohongan ketiga, yakni kepalsuan pelaksanaan Pemilu. Menurut Eks Staf Khusus Menteri ESDM ini, jika kebohongan soal ijazah Jokowi ini terungkap, maka masalah kepalsuan Pemilu juga akan terungkap.
“Yang ketiga adalah kepalsuan pemilu yang sudah dilakukan oleh dia itu juga akan terbuka. Kebohongan-kebohongan itu akan terbuka,” terang Said Didu yang mantan Sekretaris Kementerian (Sesmen) BUMN.
Kemudian kebohongan keempat, soal korupsi selama Jokowi menjabat sebagai presiden. “Yang keempat adalah kebohongan korupsi yang ribuan triliun itu akan terbuka. Ribuan triliun korupsi yang terjadi selama rezim Jokowi dulu,” jelas Said Didu.
Terakhir, kebohongan kelima terkait kebohongan tukang-tukang survei. “Yang kelima, kebohongan tukang-tukang survei yang sekarang jadi komisaris BUMN di mana-mana,” tegas Said Didu seperti dilansir Kompas.TV melalui laman berita msn.com juga, Rabu (16/7/2025).
Kasus Ijazah Palsu Naik Tahap Penyidikan
Polda Metro Jaya telah meningkatkan status kasus tudingan ijazah Jokowi ke penyidikan. Kenaikan status ini dilakukan setelah adanya gelar perkara oleh penyidik Subdit Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes, Ade Ary Syam Indradi menyebut, dari hasil gelar perkara ini, penyidik menemukan unsur pidana dalam kasus yang dilaporkan Jokowi ke polisi.
Berdasarkan hasil gelar perkara tadi malam, maka terhadap laporan polisi yang pertama, pelapornya adalah Saudara Ir. HJW (Jokowi), dalam proses penyelidikan yang sudah dilakukan, dalam gelar perkara disimpulkan hasil penyelidikan sudah ditemukan dugaan peristiwa pidana, sehingga perkaranya ditingkatkan ke tahap penyidikan.
“Itu untuk laporan polisi yang pertama dalam peristiwa yang dugaan pencemaran baik,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes, Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (11/7/2025) seperti dilansir tribunnews.com/nasional/2025/07/14/5. (net/msn/kpc/tbc/smr)