Kontraktor pelat merah PT PP terus ikut dalam sejumlah tender pembangunan sejumlah proyek di Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara. Beberapa proyek IKN yang dipegang PTPP, pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Istana Presiden senilai Rp773,01 miliar dan Istana Negara dan Pengadilan Upacara di Wilayah Istana Presiden senilai Rp 664,27 miliar.
semarak.co-Direktur Utama PT PP Novel Arysad mengatakan, salah satu proyek pemerintah yang jadi fokus PTPP saat ini adalah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Karena masih ada juga proyek pembangunan jalan tol, pembangunan rumah susun aparatur sipil negara (ASN), dan TNI/Polri, dan lainnya.
Untuk tender pembangunan proyek di IKN, terang Novel, perseroan aktif ikut tender dan beberapa sudah ada yang berjalan dan sedang dibangun seperti istana presiden dan wakil presiden.
“Untuk tender pembangunan proyek di IKN, kami aktif ikut tender. Di antaranya sudah ada yang berjalan dan sedang dibangun seperti istana presiden dan istana wakil presiden,” kata Novel dalam jumpa wartawan usai acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2022 di gedung PT PP Kawasan TB Simatupang, Jakarta Timur, Rabu petang (12/4/2023).
BUMN kontruksi dan investasi ini tetap optimistis memperoleh kontrak lagi di 2023 mengingat masih ada sejumlah proyek yang sedang ditenderkan di IKN dan tempat lain. “Perseroan secara aktif mengikuti sejumlah tender yang dilakukan pemerintah dalam membangun sejumlah proyek di IKN,” ujar Novel didampingi seluruh direksi.
Untuk jalan tol IKN yang menghubungkan segmen SP. Tempadung-Jembatan Pulau Balang, rinci Novel kemudian, perseroan mendapat nilai kontrak Rp687 miliar dengan waktu pekerjaan 630 hari.
Sementara untuk pembangunan jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat, perseroan mendapat nilai kontrak Rp424 miliar dengan waktu pekerjaan 574 hari, sementara persiapan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) nilai kontraknya Rp280 miliar, dengan waktu pekerjaan 360 hari.
Sejumlah proyek lain terus disasar perseroan selain tiga proyek yang sudah dipegang, yaitu istana, kantor kepresidenan, serta kantor kementerian koordinator yang saat ini tendernya sudah berjalan. “Sekali lagi kita tetap optimis mendapat proyek lagi di IKN karena potensinya memang masih besar,” katanya.
Diketahui juga, emiten konstruksi pelat merah, PT PP Tbk (PTPP) bakal menggarap cukup banyak proyek selama tahun 2023 ini. Hal itu mengingat perolehan kontrak baru di 2022 yang mencapai Rp31 triliun. Di mana, sebagian besar dari proyek yang didapat itu bakal mulai dikerjakan tahun 2023.
“Sebagian besar kami akan produksi di 2023 dan sebagian ada di 2024. Di samping itu kami juga akan cari proyek baru lagi di 2023. Jika rinci, 83% perolehan kontrak baru PTPP sepanjang 2022 berasal dari sektor konstruksi, 13% dari EPC, 3% dari property & realty, dan sektor lainnya sebesar 1%,” terang dia.
Sedangkan proyek yang telah didapatkan antara lain, Terminal Kalibaru, Vale Paket Bahodopi, Tol Probowangi, Pipeline Semarang Batang, dan Proyek Patimban. Untuk menghadapi tahun 2023 ini, PTPP masih berfokus untuk menggarap proyek-proyek yang didanai oleh pemerintah dan juga BUMN.
Adapun, sektor-sektor yang diincar meliputi pembangunan gedung, infrastruktur, dan juga EDC. “Tentunya proyek-proyek ini yang kami pastikan dari sisi manajemen risiko dan cashflow jadi poin utama kami untuk mendapatkan proyek dan mengelola proyeknya. Tahun ini PTPP ingin meraih pertumbuhan nilai kontrak baru hingga 10% dibanding realisasi tahun lalu,” kutipnya.
Diakui Novel, “Kami konsentrasi benar-benar lebih majority di area BUMN dan APBN yang mana secara likuiditasnya pasti jelas bagus, karena saat ini swasta masih belum terlalu banyak dan praktis relatif masih berhenti.”
Sedangkan dari sisi kinerja keuangan, PTPP mengincar angka pertumbuhan pendapatan sekitar 8%-9% secara tahunan, dengan pertumbuhan laba bersih berkisar 10%-15% dari realiasasi laba bersih di tahun 2022.
Ditanya menghadapi tahun politik di 2023 dan Pemilu 2024 yang mana pemerintah cenderung mengurangi proyek-proyek baru, Novel mengatakan hal tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap perseroan karena tidak mengalami penurunan signifikan mengingat banyak proyek yang dibiayai APBN terus berjalan melalui BUMN.
“Saya menilai tahun politik tidak banyak pengaruh terhadap pembangunan infrastruktur dan kita tetap memaksimalkan penyelesaian sejumlah proyek yang sedang dikerjakan,” tepis Novel.
Dalam RUPS dilaporkan kinerja perusahaan untuk Tahun Buku 2022 dimana pendapatan usaha (revenue) mencapai Rp18,922 triliun. Ini tumbuh sebesar 12,87% secara tahunan atau year on year (yoy) dengan laba bersih Rp366 miliar, yaitu tumbuh 1,20% secara yoy. (smr)