Direktur utama BTN Maryono mengatakan, dividen tersebut akan dibagikan pada 13 April 2017 mendatang. Pada 2016, laba bersih BTN mencapai Rp 2,61 triliun, tumbuh 41,49 persen dibanding tahun sebelumnya yang senilai Rp 1,85 triliun.
“RUPS Tahunan BTN menyetujui pembagian dividen untuk pemegang saham sebesar 20 persen dari laba bersih 2016. Laba bersih BTN pada 2016 mencapai Rp 2,6 triliun. Dengan demikian, dividen yang dibagikan sebesar Rp 523,7 miliar. Sebesar 80% dari laba bersih atau sebesar Rp 2,095 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan,” ujar Maryono, Direktur Utama BTN Maryono dalam konferensi pers, Jumat (17/3).
BTN, lanjut Maryono, membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp523,7 miliar. Atau 20% dari laba 2016 yang mencapai sebesar Rp2,6 triliun. “Dengan porsi dividen 20%, maka sisa laba ditahan sebesar Rp2,09 triliun. Nilai permodalan tersebut dinilai cukup untuk ekspansi bisnis tahun ini. Porsi dividen yang 20 persen itu mencerminkan perhatian pemerintah kepada BTN untuk fokus meningkatkan kredit pemilikan rumah (KPR),” kata Maryono yang dalam RUPS tersebut diangkat kembali menjadi Dirut BTN untuk lima tahun ke depan.
Porsi dividen BTN merupakan yang terendah dibanding tiga bank BUMN lainnya dari tahun buku 2016. “Laba Rp 2,6 triliun, 20% dibagikan kepada pemegang saham dan 80% sebagai laba ditahan,” imbuhnya.
Direktur BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, porsi dividen yang diberikan kepada pemegang saham memang usulan manajemen ke Kementerian BUMN. Perseroan mematok angka itu lantaran mematok pertumbuhan tinggi pada tahun ini. Jadi butuh kecukupan modal yang besar.
“Pertama kita memang mengusulkan 20% dan itu diterima BUMN. Kenapa? Kita bilang punya target pertumbuhan relatif paling tinggi di antara bank-bank BUMN, yaitu 21-23% loannya. Perlu kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang memadai,” imbuh Iman usai RUPST di tempat yang sama.
Karena mengincar target pertumbuhan tinggi, lanjut Iman, maka imbal hasil yang diberikan juga tinggi. BTN sendiri, lanjut dia berhasil mencetak return on equity (ROE) sampai 18,3% pada 2016. “Dan pemegang saham daripada itu diambil tak menghasilkan return lagi lebih baik ditaruh di BTN. Atas pembagian dividen 20% ini, CAR perseroan akan turun 0,6 persen. Posisi CAR di akhir tahun lalu sebesar 20,3%,” ungkapnya.
Dengan pembagian dividen serta ekspansi yang bakal dilakukan, lanjut Iman, perseroan akan menjaga CAR 17,5 persen sampai akhir tahun. “Dengan kita melakukan ekspansi kredit nanti itu nanti dia akan turun lagi, tapi akhir tahun kita jaga 17,5%,” ujarnya.
Dalam RUPS tersebut, selain mengangkat kembali Maryono, BTN juga mengangkat tiga direktur baru yakni Mahelan Prabantarikso dari internal BTN, Nixon Napitupulu adalah Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) dan pernah menjabat sebagai Corporate Secretary PT Bank Mandiri dan Budi Satria adalah mantan sekper BRI dan Pemimpin Wilayah I DKI Jakarta BRI. Mereka bertiga menggantikan Catur Budi Harto, Mansyur Nasution , dan Sulis Susdoko.
Dengan demikian, ini merupakan periode kedua Maryono menduduki pucuk tertinggi perusahaan. Dipilihnya kembali Maryono seiring keberhasilan Maryono membawa bank pelat merah tersebut ke arah yang lebih baik. “Sesuai kewenangan RUPS pemegang saham. Mainnya pemegang dwiwarna. Di sini ada direksi jatuh tempo saya dan Pak Mansyur satu adanya direksi kita Pak Catur mendapatkan ‘job’ baru sebagai direktur di BNI,” jelas Maryono.
Selain itu, ada tambahan satu komisaris independen yaitu Garuda Wiko. Garuda Wiko merupakan ahli hukum. Kemudian, BTN juga mengangkat satu komisaris baru yakni Garuda Wiko. “Komisaris independen Garuda Wiko ahli hukum untuk berikan suatu wawasan lebih luas permasalahan hukum,” tambah Maryono. (lin/wiy)
Berikat susunan Dewan Komisaris dan Direksi BTN:
Komisaris Utama/Independen : I Wayan Agus Mertayasa
Komisaris Independen : Kamaruddin Sjam
Komisaris Independen : Lucky Fathul Azis H
Komisaris Independen: Garuda Wiko
Komisaris : Arie Coerniadi
Komisaris : Iman Sugema
Komisaris : Sumiyati
Komisaris : Maurin Sitorus
Komisaris : Garuda Wiko
Susunan Direksi Baru
Direktur Utama : Maryono
Direktur : Iman Nugroho Soeko
Direktur : Adi Setianto0
Direktur : Mahelan Prabantarikso
Direktur : Oni Febriarto
Direktur : Handayani
Direktur : Nixon LP Napitupulu
Direktur : Budi Satria.