Pelaksana tugas (Plt.) Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) M Mardiono mengatakan, pertemuan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Rommy dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto hanyalah silaturami biasa saja.
semarak.co-Namun, Mardiono tak menutup kemungkinan jika ada peluang PDIP bekerja sama dengan PPP ke depannya. Saat ditanya, soal peluang berkerja sama antara kedua partai terutama untuk menghadapi Pemilu 2024, Mardiono menyebut hal itu memang bisa terjadi.
Hal itu dimungkinkan, nilai Mardiono, terlebih kedua partai politik memiliki platform yang hampir mirip. PDIP partai besutan Megawati kini disebutkan sudah menemukan partai politik yang diincar jadi koalisi. Partai yang dimaksud bisa jadi berkoalisi dengan PDIP, yakni PPP.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyatakan bukan tidak mungkin PPP akan berkoalisi dengan PDI-P pada Pemilu 2024. Beberapa faktor yang bisa jadi alasan kedua partai ini berpeluang membangun koalisi.
Pertama, Dedi melihat PPP menjadi partai paling loyal dalam koalisi pemerintahan saat ini. Hal ini dianggap jadi salah satu pertimbangan PDI-P mendekati PPP dalam langkah membangun koalisi. PPP menjadi partai paling loyal dalam koalisi saat ini, termasuk yang paling senyap dalam membuat kegaduhan utamanya dengan PDIP.
“Dan bukan tidak mungkin, PPP akan berkoalisi dengan PDIP di Pemilu 2024 nanti,” kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2023) dilansir msn.com, Rabu (8/3/2023). Dedi mencontohkan sikap PPP tetap menjaga hubungan dengan PDI-P, termasuk soal pencapresan.
Soal calon presiden, misalnya, PPP dianggap tidak sibuk mendukung Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDIP Ganjar Pranowo. Geliat itu, tambah Dedi, tak seperti dua partai politik lainnya di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Golkar dan PAN yang terlihat gencar menginginkan Ganjar pada Pilpres 2024. “Hal itu sangat mungkin sebagai bentuk khidmat PPP ke PDI-P,” nilai Dedi.
Geliat yang tidak sibuk mengusung Ganjar itu dianggap menjadi satu alasan PDI-P ingin melakukan penjajakan kerja sama politik dengan partai berlambang kabah tersebut. Selain itu, lanjut Dedi, relasi antara PDI-P dan PPP yang sudah terjalin sejak lama semakin membuat peluang kerja sama politik kedua partai untuk Pemilu 2024 dapat terlaksana.
Kendati demikian, Dedi mengungkap peta politik koalisi yang ada saat ini bisa berubah jika PDI-P bekerja sama dengan PPP nantinya. “Jika situasi berubah, peluangnya PPP bergeser ke PDI-P, tanpa melibatkan KIB. Mitra KIB sendiri sangat mungkin mencari koalisi baru, semisal Golkar merapat ke Nasdem, PAN ke Gerindra. Semua serba mungkin,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dua partai politik yaitu PPP dan PDI-P dikabarkan membuka kemungkinan kerja sama politik untuk Pemilu 2024. Hal itu diketahui usai Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto bertemu Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy pada 1 Maret 2023.
Kepada Kompas.com, Hasto membeberkan sejumlah alasan mengapa partainya menjajaki kerja sama politik dengan PPP. Pertama, PDI-P dan PPP disebut memiliki kesamaan perspektif historis.
“Dalam perspektif historis, PPP kan juga lahir dari fusi beberapa partai diantaranya NU, PERTI, dan PSII yang juga dekat dengan Bung Karno dan memiliki rekam jejak dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa,” kata Hasto kepada Kompas.com, Senin (6/3/2023).
Selain perspektif historis, penjajakan kerja sama juga dilihat dari perspektif kultural keagamaan dari kedua partai. Menurut Hasto, PDI-P dan PPP sama-sama mengusung Islam yang menjadi rahmat bagi semua. “Dalam perspektif kultural keagamaan, Islam sbg rahmatan lil alamin yang juga menjadi inspirasi bagi Bung Karno dan Ibu Megawati juga menggambarkan keIslaman yang ada di Indonesia,” ungkap Hasto.
Di sisi lain, diakui Hasto, Megawati memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh PPP, khususnya KH Ismail Hasan Metareum, Hamzah Haz, hingga Mbah Maimoen. Hasto juga mengingatkan bahwa PDIP pernah membangun kerja sama yang baik dengan PPP dalam pemerintahan ketika Megawati menjabat Presiden ke-5.
Sedangkan Wakil Presiden kala itu adalah Hamzah Haz. Dalam kerjasama pemerintahan juga Pak Hamzah Haz menjadi Wakil Presiden Bu Mega dan kerja sama sangat bagus,” ucap dia.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) harus berhati-hati setelah dua peristiwa politik yang terjadi belakangan ini. Pertama yakni soal Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang menyetorkan nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir dalam Rakernas mereka yang dihadiri Presiden Jokowi.
Kemudian kedua soal pertemuan antara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy. Agung mengatakan bahwa dengan disodorkannya nama Ganjar-Erick dan masih kekehnya Airlangga Hartarto sebagai capres KIB, membuat posisi PPP seperti terkucil.
“Walaupun tak bisa dimungkiri PPP menjadi terkucil karena seperti tak dianggap bila PAN menyodorkan Erick dan Golkar membawa Airlangga. Apa insentif elektoral bagi PPP?” kata Agung kepada Tribunnews.com, Rabu (8/3/2023) dilansir tribunmanado.co.id yang tayang di laman msn.com.
Jika tidak hati-hati, Agung menilai hal tersebut bakal menjadi bumerang politik bagi KIB. “KIB bisa bubar di tengah jalan. Apalagi kemarin Hasto (Sekjen PDIP) dan Romy (PPP) bertemu,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memberikan pidato pembukaan Rapat Koordinasi Nasional PAN di Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (26/2/2023). Acara ini pun turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Zulkifli pun melemparkan pesan kuat terkait dukungan PAN terhadap pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir untuk berpasangan maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024. Zulhas lantas melontarkan sebuah pantun yang menyebut bila Ganjar dan Erick bersama, Indonesia akan bertambah jaya.
“Izinkan saya mengakhiri pidato pada Rakornas PAN. Jalan-jalan ke Simpang Lima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, Insyaallah Indonesia tambah jaya,” kata Zulhas di Semarang, Minggu (26/2/2023) lalu.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menyatakan partainya mendukung rencana duet Ganjar Pranowo dan Erick Thohir bisa melaju di Pilpres 2024. Menurutnya, duet Ganjar-Erick nantinya bisa dibawa ke dalam musyawarah bersama Partai Golkar, PAN dan PPP yang tergabung dalam KIB.
“Sebagai mitra koalisi di KIB, tentu PPP menghormati dan menyambut positif apa yang berkembang di Rakornas PAN untuk mengusulkan paslon GP (Ganjar Pranowo) & ET (Erick Thohir) sebagai bacapres dan bacawapres. Paslon ini nantinya bisa dibawa ke forum musyawarah KIB bersama PG (Partai Golkar) dan PPP,” ujar Arsul saat dikonfirmasi, Senin (27/2/2023).
Arsul menuturukan bahwa nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir memang menjadi nama yang populer di internal kadernya. Bahkan, kedua nama itu kerap disuarakan kader di daerah. “Nama GP dan ET sendiri adalah nama-nama yang juga populer sebagai sosok-sosok potensial yang oleh jajaran PPP di berbagai daerah disuarakan sebagai bacapres dan bacawapres,” ungkap Arsul.
Namun begitu, Arsul tak menampik bahwa nama itu memang belum bisa diputuskan karena belum dibawa ke dalam Mukernas PPP. “PPP memang belum mengadakan forum musyawarah kerja nasional (Mukernas) yang akan memfinalkan paslon yang akan dibawa ke KIB. Yang jelas PPP mengucapkan selamat Rakornas kepada PAN,” tukasnya. (net/tbc/smr)