Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (KontraS) menanggapi komentar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di CNN Indonesia soal kalimat Tidak Perlu Ditakuti saat aparat menyerbu warga Wadas. KontraS menyebut kalimat yang dilontarkan Ganjar cacat logika dan menunjukkan ketidakberpihakan seorang gubernur terhadap warganya.
semarak.co-KontraS mempertanyakan pernyataan Ganjar Pranowo bisa terlontar ketika aparat merangsek masuk ke Desa Wadas dengan senjata lengkap, hingga ada pengerahan brimob, pengejaran warga dan penangkapan sewenang-wenang yang tengah terjadi.
“Kalimat “tidak perlu ditakuti” yg terlontar dari ucapan @ganjarpranowo saat merespons ribuan aparat kepolisian yg menyerbu Desa Wadas @Wadas_Melawan adalah bentuk kecacatan logika dan ketidakberpihakan seorang Gubernur terhadap warganya! WadasMelawan,” tulis KontraS di twitter resminya, Selasa (8/2/2022) seperti dilansir jalurdua.com, Rabu (16/2/2022).
Sebelumnya, dilansir dari CNN Indonesia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons ribuan aparat kepolisian menyerbu Desa Wadas Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo hari ini, Selasa (8/1/2022).
Ganjar membenarkan bila ada kegiatan pengukuran yang dilakukan di Desa Wadas tersebut. Namun Ganjar membela aparat dengan mengatakan bahwa polisi yang datang tak lepas dari menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Atas dasar itu, Ganjar Pranowo pun meminta warga tidak menyikapi serbuan aparat polisi secara berlebihan. Ganjar mengklaim semua akan berjalan aman dan kondusif. “Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan,” ungkap Ganjar.
Di bagian lain Persoalan yang menimpa warga Desa Wadas, Kec. Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah terus menuai kritik dan perhatian berbagai kalangan. Pasalnya proses pembebasan tanah warga yang diperuntukkan untuk Proyek Nasional, Waduk Bener, melalui keputusan Gubernur Jawa Tengah menuai pro-kontra warga yang puncaknya berujung pada penangkapan warga Desa Wadas oleh pihak kepolisian saat berlangsungnya pengukuran tanah warga pada Selasa, (8/2/2022).
Kejadian tersebut hingga kini masih menjadi perbincangan hangat publik. Ekonom senior Rizal Ramli saat dimintai keterangannya bahwa menurutnya, konstitusi negara tercantum amanat untuk mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, tidak ada kata-kata investor di dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Karena itu, warga Wadas menolak desa mereka dijadikan tambang batu andesit yang akan digunakan sebagai material pembangunan Bendungan Bener. Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu penasaran dengan pendapat publik mengenai arah kebijakan Presiden Joko Widodo selama ini.
Apakah cenderung bekerja untuk rakyat atau untuk investor. “Hanya panasaran, mungkin ada yang tahu: Jokowi selama jadi presiden, ngomong lebih banyak tentang investor atau rakyat?” tanyanya lewat akun Twitter pribadi, Kamis (10/2/2022).
Padahal, sindir Rizal Ramli, investor yang masuk selama ini juga hanya segelintir. Mayoritas hanya memberi harapan besar tapi tanpa realita pelaksanaan. “Yang banyak berita PHP (pemberi harapan palsu) doang,” sambung Ketua Dewan Pakar Komite Khittah Nahdlatul Ulama 1926 itu.
Menurutnya, jika memang investor tidak sejalan dengan UUD 1945, maka investasinya bisa untuk ditolak. “Jangan kebiasaan ‘gebyah uyah’, demi ‘setoran’ pejabat, tapi merugikan rakyat!” tutup Rizal Ramli seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL yang dilansir jalurdua.com/Selasa, 15 Feb 2022.
sumber: jalurdua.com di WAGroup SAHABAT DUNIA AKHIRAT (postRabu16/2/2022/gusto(agt)mytwinson)