“Dengan dana hasil rights issue tersebut, PPRO akan semakin gencar berekspansi. Dana rights issue senilai Rp1,5 triliun akan digunakan untuk investasi pengembangan usaha sebesar 70%. Atau sekitar Rp1,05 triliun, modal kerja sebesar 20% atau sekitar Rp300 miliar, dan pembayaran sebagian besar utang sebesar 10% atau sekitar Rp150 miliar,” ujar Indaryanto, di Jakarta, Kamis (30/3).
Pada tahun 2017, lanjut dia, anak usaha kontraktor pelat merah PT PP ini menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 20% menjadi Rp438 miliar. Pertumbuhan ini akan didorong oleh kenaikan marketing sales yang diperkirakan sebesar 20% menjadi Rp2,99 triliun.
Menurutnya, pendapatan marketing sales akan ditopang oleh produk-produk residensial dan komersial perseroan yang semakin diminati konsumen. PPRO akan mendorong penjualan produk-produk residensial di proyek-proyek eksisting seperti Grand Dharmahusada Lagoon Tower 2, Alton Tower 2, dan Amartha View Tower 2 serta proyek-proyek baru seperti Evencio, Embong Sawo, Malang, dan Victoria di Grand Kamala Lagoon.
Selain itu, PPRO juga akan memacu penjualan produk-produk komersial dan kontributor recurring income (pendapatan berulang), yaitu dengan groundbreaking hotel baru di Lombok, Labuan Bajo, dan Surabaya. Pada tahun 2018, PPRO menargetkan akan memiliki 5 hotel yang siap dioperasikan untuk meningkatkan pendapatan berulang.
Recurring income akan semakin menguatkan pendapatan perusahaan secara berkelanjutan. “Kami juga akan membuka Lagoon Avenue Mall di Grand Kamala Lagoon untuk memacu pendapatan dari segmen komersial. Adapun periode perdagangan HMETD adalah 11 18 April 2017. Tanggal penjatahan dan pembayaran penuh oleh pembeli siaga adalah 21 April dan 4 Mei 2017,” tutupnya. (wiyanto)