Opini by Zeng Wei Jian
semarak.co -Koran Hater Indonesia-cum-Anti Jokowi The Sydney Morning Herald rilis berita. Judulnya bombastis. Anies Baswedan dirintangi test swab. Hoax…!! Lalu disamakan dengan Andrew Cuomo, Gubernur New York covid-19 hotspot 22 ribu orang tewas.
Pasalnya Andrew Cuomo sering ribut dengan President Trump. Pernah mocking Trump sebagai “Raja”. Sukses mendatangkan donasi 1000 ventilator dari China. “Cuomentum” to Pilpres.
Anies “Cuomo” Baswedan dibully tiga menteri. Ngga nanggung. Epic. Cadaz. Seputar amburadulnya data & distribusi sembako.
Semua bermula dari laporan Anies Baswedan kepada Wapres Makruf Amin. Ada 3.7 juta orang terancam miskin. Gubernur minta bantuan. By name by address butuh waktu.
Pemerintah Pusat deal bantu Jakarta. Angka 3.7 juta orang dikonversi jadi 1.1 juta KK. Jakarta nyatakan sanggup guyur sembako 1.1 juta orang atau 366 ribu KK. Sisanya ditanggung Pusat; 2.6 juta orang atau 740an ribu KK.
Publik taunya Anies Baswedan perna bilang akan kasi 1 juta rupiah. Jadinya 600 ribu. Ada daging sapi. Tapi cuma mie rasa bakso sapi & sarden 2 kaleng.
Distribusi Paket Sembako rencananya per minggu. Sekali guyur @149 ribu. Sedangkan Kemensos pecah bantuan jadi 2 kali @300 ribu. Distribusi 2 minggu 1 kali. Tepat..!!
Tapi alas, sampe minggu #4 bantuan dari Jakarta baru turun rintik sekali. Salah kalkulasi. Dikiranya sanggup bagi sembako segitu banyak. Operatornya yang terdengar hanya PD Pasar Jaya. Penyediaan barang, packing, surat cinta gubernur, sampe distribusi. Gudang logistik menang banyak.
Ricuh 3 menteri pecah setelah penerima bantuan double. Dari Pemda & Pusat. Anies Baswedan menyangkal. Sindir soal bantuan sepeda khas Presiden Jokowi.
Masalahnya data kadaluarsa. Pemda Jakarta ngga sesuai deal dengan Pusat. Saking energic, operator sembako guyur 1.1 juta KK dengan paket @149 ribu. Sekitar 1.6% or 20 ribu KK datanya melenceng. Mimpinya tiap minggu bakal kasi bantuan. Jadi trending topic truz. Tapi na’as sampe minggu ketiga belum selesai.
Lalu turunlah Paket Bantuan Sembako Kemensos. Yang terima dia-dia lagi. Orang miskin baru akibat dampak Covid-19 cuma bisa ngiler. Banyak ngeluh. Ada yang bonyok digebukin Ketua RT.
Belakangan Pemda DKI usul agar Pusat bantu 2 juta KK. Jadi data mutahir mestinya ada 2 juta KK yang layak dapet bantuan. Bukan 1.1 juta KK seperti data awal.
Tumpang-tindih ini yang diributin tiga menteri. Mestinya Pemda Jakarta berperilaku sesuai deal. Bantu 1.1 juta orang atau 366 ribu KK. Sisanya biar jadi porsi Pemerintah Pusat.
THE END