PT Kimia Farma mengembangkan apotek online di 2018 ini dan target peluncuran aplikasi itu, triwulan III- 2018. Apotek online ini tentunya lebih efisien karena tidak perlu tempat dan pegawai yang banyak dan sekaligus diklaim akan menguntungkan secara pendapatan.
Direktur utama Kimia Farma Honesti Basyir mengatakan, BUMN farmasi terbesar ini terus berupaya melakukan terobosan di tengah kompetisi industri farmasi dan health care yang semakin meningkat. Untuk mewujudkan cita-cita bersama bahwa Kimia Farma memberikan produk dan layanan kesehatan yang semakin unggul dan berkualitas serta mendukung agenda pemerintah dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya di bidang kesehatan, manajemen berkomitmen untuk menjalankan transformasi bisnis berbasis digital dari hulu hingga ke hilir.
“Kalau outlet itu perlu ada bangunan, tidak perlu menyewa properti. Satu outlet saja, pegawai bisa sampai lima. Pemain farmasi harus bisa memikirkan bisnis baru. Kapan saja orang bisa transaksi. Jika progresnya bagus nanti kita juga akan tawarkan kerja sama ke pihak ketiga. Amazon sudah buat e-farmasi, kami coba inisiasi sebagai pelopor,” tutur Honesti usai menggelar acara rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2018 di Hotel Borobudur Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/4) petang.
Terobosan ini, klaim Honesti, sebagai inovasi dalam penjualan produk Kimia Farma kepada masyarakat. “Teknologi berkembang pesat, dibutuhkan inovasi. Sebagai BUMN harus tetap melakukan inovasi yang tentunya dapat menguntungkan dari segi penjualan. Kita launching nanti, produk yang dijual bukan resep. Tetapi produk-produk Kimia Farma yang tidak membutuhkan resep, dan kosmetik,” papar Honesti didampingi semua direksi.
Terkait ribuan apotek dan pegawainya yang ada, Honesti meminta tidak perlu dikaitkan dengan program apotek online ini. “Kita sadar setiap bicara online, pasti pertanyaan muncul tentang offlinenya. Padahal kita tahu seperti perusahaan Ali Baba, itu bisa sukses karena adanya kekuatan dari offline. Jadi kami jadikan ribuan apotik offline dengan karyawannya menjadi kekuatan onlinenya sehingga tidak ada pengalihan ke mana,” kilah Honesti.
Jadi, lanjut dia, tidak akan ada yang tergerus dalam mewujudkan apotik online ini. “Karena ada sinergi offline yang jadi kunci kekuatan online. Justru mengambil online karena adanya kekuatan offline,” tepisnya.
Selain itu, lanjut dia, Kimia Farma telah mengembangkan konfirgurasi portofolio bisnis yang terkoordinasi dengan sinergis, mengintegrasikan seluruh rantai bisnis melalui proses digitalisasi, pembentukan Transformation Management Office (TMO) yang dimulai Januari 2018 untuk mendorong pengingkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan mengakuisisi beberapa perusahaan dalam memperluas pangsa pasar.
Dalam aspek digitalisasi, pembuatan aplikasi Track & Trace yang bekerja sama dengan Badan POM telah memasuki tahap roll-out dimana aplikasi ini berfungsi untuk melindungi masyarakat terhadap pemalsuan produk obat dan makanan.
RUPS Bagikan Dividen
RUPSTKimia Farma memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 98 miliar atau 30% dari laba bersih perseroan 2017, yakni sebesar Rp 331,7 miliar. Pada 2017, perseroan berhasil membukukan total aset sebesar Rp 6,1 triliun, yang meningkat sebesar 32,16% dari 2016 sebesar Rp 4,612 triliun. Pertumbuhan ini terutama karena adanya peningkatan aset tetap terutama aset dalam penyelesaian, yang bertujuan baik untuk meningkatkan kapasitas produksi maupun upaya untuk meningkatkan kemandirian pengadaan bahan baku baik di holding maupun entitas anak.
Di tengah ekspansi dan akselerasi bisnis yang tengah gencar dijalankan, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 331,71 miliar atau meningkat sebesar 22,13% dari tahun 2016 sebesar Rp 271,598 miliar. Pencapaian laba bersih ini didukung oleh pencapaian pendapatan usaha sebesar Rp 6,13 triliun atau meningkat sebesar 5,44% dari tahun 2016 sebesar Rp 5,81 triliun.
Pencapaian laba bersih juga didukung oleh upaya pengendalian beban usaha yang tercermin dari pencapaian EBITDA margin sebesar Rp 600 miliar atau meningkat sebesar 20,9% dari tahun 2016 sebesar Rp 496 miliar.
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan tahun 2017 mencapai Rp 1,15 triliun atau meningkat 145,31% jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp 467,56 miliar yang digunakan untuk modal kerja, investasi rutin, dan pengembangan usaha. Pada 2017, Kimia Farma telah mencanangkan tiga program prioritas, yakni peningkatan sumber daya manusia yang andal dan kompeten, digitalisasi, dan aliansi strategis.
Kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan kesehatan Kimia Farma yang dianalisis melalui beberapa lembaga/konsultan penyelenggara menunjukkan peningkatan atau tren positif. Hal tersebut terbukti melalui penambahan jumlah penghargaan (award) bergengsi yang diperoleh, seperti Top 50 Companies Forbes Indonesia, Indonesia Most Innovative Business Award, Anugerah BUMN Branding & Marketing, BUMN Terbaik bidang Non Keuangan Investor Awards, dan lain sebagainya.
Ekspansi bisnis tahun ini sudah gencar dilakukan sejak awal tahun. Maret 2018, Kimia Farma resmi memiliki entitas anak yang baru, yakni Kimia Farma Dawaa yang ditopang 31 gerai apotik di Mekkah dan Jeddah, Arab Saudi. Disamping melakukan peluncuran produk seperti Marcks’ Teens Compact Powder, Marcks’ Mousterizer, MyDekla, DiaresO, dan lain sebagainya.
Kimia Farma juga akan melakukan produksi komersial pabrik-pabrik yang menghasilkan Bahan Baku Obat (BBO) untuk pencapaian margin yang lebih baik. Dalam rangka peningkatan source of revenue, Kimia Farma akan memaksimalkan pengoperasian Fasilitas Produksi Banjaran, Fasilitas Produksi rapid Test, Marcks’ Venus Aesthetic Clinic, dan Klinik Hemodialisa. (lin)