Relawan Paslon Nomor 3 Anies Sandi, Ronda untuk Awasi Serangan Fajar

Ketua FSU Ariefanda mengatakan, serangan fajar bisa terjadi. Utamanya di kantong-kantong yang masuk kategori masyarakat miskin. Begitu juga rumah susun dan pemilih swing voter. Sehingga para relawan diminta bergerak dengan sukarela mengawasi kemungkinan serangan fajar. Setelah melakukan sholat subuh bersama dan agenda Jakarta berlari pagi-pagi ini, maka relawan akan berpencar memantau kemungkinanserangan fajar itu.

“Kalau pemilih loyalis paslon nomor 3 Anies Sandi tidak perlu diragukan lagi. Itu terbukti dari bentuk sukarela dalam segala kegiatan alias tanpa dibayar. Jadi kalau mendapat serangan fajar, maka diambil pemberiannya, tapi mencoblos tetap pecinya yang nomor 3 paling kanan kertas suara,” ungkap Arief melalui sambungan teleponnya.

Serangan fajar diprediksi Arief terjadi setelah sholat subuh hingga pukul 06.00 pagi. Karena setelah itu, semua orang akan persiapan menuju tempat pemungutan suara (TPS) masing-masing. Untuk itu, komunikasi dan koordinasi dengan semua relawan, elemen relawan, dan simpul-simpul basis suara dikawal ketat. “Kami mengingatkan semua anggota relawan agar jaga kesehatan. Karena hujan tiga hari tidak berhenti-berhenti. Soalnya kalau tidak fit, maka sulit untuk keluar rumah,” harap Arief, yang merupakan cucu penyair Amir Hamzah.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono menegaskan, tidak boleh ada ‘serangan fajar’ menjelang pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta, Rabu, 15 Februari 2017.

Menurutnya, jika hal tersebut dilakukan maka ada tindakan tegas dari pihak kepolisian. “Tak boleh. Tak boleh ada pemaksaan pada perorangan untuk mengarahkan. UU sudah diatur. Saya ingatkan kembali, kalau ada nanti ada pidana yang mengatur,” kata Argo, seperti dikutip VIVA.co.id, Selasa (14/2).

Ia menegaskan, penindakan tersebut akan dilakukan kepada siapa saja yang terbukti melakukan ‘serangan fajar’, baik menekan pemilih atau melakukan politik uang. “Mana saja. Siapa saja yang melakukan hal itu,” katanya.
Jika ada seseorang atau kelompok manapun yang menghambat jalannya pemungutan suara di TPS, kepolisian akan mengamankannya. “Bisa kami tahan,” ujarnya.

Pengamanan, kata Argo, tidak hanya dilakukan oleh aparat kepolisian namun melibatkan unsur TNI yaitu anggota Babinsa.
Mengenai TPS yang terindikasi rawan, mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur ini enggan menjelaskannya. Menurutnya, setiap TPS mempunyai pola pengamanan berbeda. “Saya tak bisa sebutkan. Itu cara bertindak. Tapi secara keseluruhan tidak ada yang rawan. Semua aman semua termasuk TPS para paslon (pasangan calon) nanti nyoblos,” tutupnya. (lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *