Rektor Berharap Paham Radikalisme dan Intoleransi Tidak Ada di Kampus Mercu Buana

Rektor UMB Prof Ngadino Surip pada kegiatan Rektor Menyapa di Kabupaten Lebak, Selasa (25/2/2020). Foto: internet

Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta Prof Ngadino Surip berharap paham radikalisme dan intoleransi di kampus perguruan tingginya itu tidak ada. Pihaknya mengapresiasi selama ini bahwa di kampung belum ditemukan mahasiswanya yang terpapar paham radikalisme maupun intoleransi.

semarak.co -“Kita minta Direktorat Kemahasiswaan agar menjaga dan mengidentifikasi jika ada gejala-gejala yang menyimpang di kalangan mahasiswa,” kata Ngadino saat kegiatan Rektor Menyapa di Kabupaten Lebak, Rabu (26/2/2020).

Bacaan Lainnya

Selama ini, kata Ngadino, rekrutmen penerimaan mahasiswa baru cukup ketat. Selain mengikuti seleksi tes akademik juga mereka nanti dibekali kedisiplinan dan tanggung jawab. Selain itu, juga dibekali kegiatan bela negara dengan mencintai Tanah Air, juga semangat nasionalisme terhadap NKRI dan ideologi Pancasila.

“Karena itu, mahasiswa UMB yang jumlah mahasiswanya mencapai 35 ribu orang dengan 24 program studi (Prodi) tidak ditemukan paham radikalisme dan intoleransi,” aku Ngadino.

Disamping itu juga, kata dia, pihaknya belum pernah menerima kasus pelecahan seks maupun kekerasan atau perudungan. “Kami akan bertindak tegas jika mahasiswa itu melakukan pelanggaran tata tertib, juga tidak disiplin dikenakan sanksi hingga pemecatan,” tegasnya.

Menurut dia, mahasiswa juga dosen yang melakukan pelanggaran tentu akan diproses melalui lembaga taspos untuk menyelesaikan permasalahan sepanjang sudah masuk Surat Peringatan (SP) tahap 3.

Namun, pihaknya tetap sebelum SP tahap 3,terlebih dahulu dilakukan SP tahap 2 dan SP tahap 1. “Kami bisa memberikan sanksi berat hingga pemecatan dari kampus UMB jika mereka sudah kategori SP tahap 3 itu,” ujarnya.

Ia mengatakan, keberadaan UMB ingin membantu dan bermanfaat bagi masyarakat luas dengan memberikan beasiswa kepada pelajar berprestasi, tetapi dari keluarga tidak mampu ekonomi.

Pemberian beasiswa itu sebanyak 30 orang per tahun lulusan SMA dan 20 orang guru untuk melanjutkan pendidikan S-2. “Kami ingin hadir untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat luas,” tutupnya. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *