Refly Imbau Waspada Biar tak Menyesal, Mantan Kabais Yayat: TKA China dari Tentara Terlatih Bangsa Han

Grafis sebagai ilustrasi penolakan kedatangan TKA asal China. Foto: ist

Sebuah fakta mengejutkan tentang tenaga kerja asing (TKA) asal China dibongkar mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) atau sekarang BIN (Badan Intelijen Negara) Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat.

semarak.co-Setelah menjadi atase pertahanan di China selama tiga tahun (2006-2009), Yayat Sudrajat membeberkan strategi China dalam menguasai sejumlah negara seperti Xinjiang, Mongolia, Tibet, dan di luar sepengetahuan negara-negara Afrika dan Asia lain yang terlilit utang China.

Bacaan Lainnya

Menurut Yayat, China kerap kali memberi bantuan untuk membangun infrastruktur dengan skema turn key project. Tenaga kerja China yang dikirim ke negara lain merupakan tentara terlatih dari Bangsa Han. Keberadaan mereka tidak kembali ke China tetapi menguasai negara yang ada tenaga kerja asal negara Tirai Bambu.

“Saya tiga tahun menjadi atase pertahanan di China. Yaitu tahun 2006 – 2009. Saya sangat tahu bagaimana cara dan ambisi China dalam menguasai sebuah negara seperti Xinjiang, Mongolia, dan Tibet,” kata Yayat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) saat menjadi saksi ahli terdakwa Anton Permana, Senin (10/1/2022).

Awalnya seolah memberi bantuan, lanjut Yayat, bangun infrastruktur dengan skema turn key project. “Ternyata yang dikirim tenaga kerjanya adalah tentara terlatih dari bangsa Han yang mayoritas dan tidak balik kembali. Lalu setelah cukup waktu dan kuat, baru negara tersebut direbut dan dikuasai,” kenang Yayat

Kata Yayat, keberadaan tenaga kerja China di berbagai negara yang melakukan aneksasi mirip terjadi di Indonesia. Menurut Yayat Sudrajat, China akan mengirimkan sejumlah tenaga kerja yang berasal dari tentara terlatih Bangsa Han. “Cara tersebut sangat mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia saat ini,” ulang Yayat.

Ia merasa heran Anton Permana yang mengingatkan bangsa Indonesia ancaman tenaga kerja China justru dipenjara. “Makanya saya heran, kok saat ini tak ada lagi kewaspadaan nasional bangsa kita. Ketika ada yang peduli dan sampaikan, ehh malah ditangkap dan dipenjarakan,” ucap Yayat seperti dilansir suaranasional.com/2022/01/10.

Selain itu, sambung Yayat, ancaman komunis sudah masuk hampir ke seluruh sendi bernegara Indonesia. “Sebagai orang intelijen yang sekarang sudah bebas bicara saya mengatakan bahwa ancaman komunis itu bukan kebangkitan lagi, tapi sudah masuk hampir ke seluruh sendi bernegara kita,” bebernya.

Perlu dicatat, lanjut dia, PKI boleh sudah dibubarkan. Namun yang namanya ideologi tidak akan pernah mati. Menanggapi pernyataan Yayat Sudrajat, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengimbau agar semua pihak waspada. Menurutnya, kewaspadaan dibutuhkan agar tidak menyesal di kemudian hari.

“Ini menarik untuk disampaikan, untuk kewaspadaan kita semua. Jangan sampai nanti, suatu saat kita menyesal ketika semakin banyak tenaga kerja China datang ke Indonesia dan ribut di antara kita dengan politik keterbelahannya,” pesan Refly Harun, dikutip SeputarTangselCom dari kanal YouTube Refly Harun dilansir Januari 2022, 13:53 WIB

Refly Harun mengatakan, jangan sampai TKA asal negeri Tirai Bambu itu terus -menerus masuk ke Tanah Air dan menguasai perekonomian di tengah-tengah keributan politik. Alumni Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu pun menyinggung pendapat Ekonom Senior Rizal Ramli terkait proyek pembangunan ibu kota negara (IKN) baru.

Rizal Ramli menduga, pembeli bangunan di ibu kota negara baru merupakan orang-orang kaya yang berasal dari Jakarta atau orang asing yang memiliki banyak uang, termasuk China. “Makanya dikatakan ibu kota baru tuh New Beijing, Beijing baru,” ucapnya. (net/stc/smr)

Letjen TNI Purn Yayat Sudrajat. Foto: suaranasional.com

sumber: suaranasional.com di WAGroup Komunitas ALIPh (postKamis13/1/2022/adnanalham)/SeputarTangselCom di google.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *