Rapat dengan Komisi IX DPR, Mendukbangga Wihaji Beber Upaya Optimalisasi Bonus Demografi

Kemendukbangga)/BKKBN menggelar rapat kerja dengan Komisi IX DPR, membahas program 100 hari pembangunan Keluarga.

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menggelar rapat kerja dengan Komisi IX DPR, membahas program 100 hari pembangunan Keluarga.

Semarak.co – Mendukbangga Wihaji menyatakan, Indonesia saat ini berada dalam periode bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan dengan usia non-produktif.

Bacaan Lainnya

“Momentum ini harus dimanfaatkan dengan baik agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya dirilis humas usai acara melalui WAGroup JURNALIS Kemendukbangga/BKKBN, Rabu (19/2/2025).

Wihaji menjelaskan, bonus demografi hanya akan membawa dampak positif jika usia produktif memiliki akses luas terhadap lapangan kerja formal, sehingga berkontribusi terhadap perekonomian nasional serta penerimaan pajak negara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Indonesia memiliki 190,98 juta jiwa dalam kelompok usia produktif. Namun, dari data Kemenkeu tahun 2024, hanya 69,1 juta yang terdaftar sebagai wajib pajak individu.

Selain itu, data BPS 2024 juga mengungkapkan angka partisipasi kerja formal masih menunjukkan kesenjangan, di mana hanya 36,32% perempuan yang bekerja dalam sektor formal dibandingkan dengan laki-laki sebesar 45,81%.

Untuk mengatasi tantangan ini, Kemendukbangga)/BKKBN meluncurkan lima program Quick Win sebagai langkah nyata untuk mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia dan memastikan keberlanjutan pembangunan keluarga yang berkualitas.

“Lima program Quick Win ini dirancang untuk memastikan bahwa bonus demografi dapat benar-benar menjadi keuntungan bagi pembangunan nasional,” jelas Wihaji.

Program ini mencakup Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Gerakan Ayah Teladan (GATE), Lansia Berdaya, Taman Asuh Anak (TAMASYA).

Selain itu, integrasi layanan keluarga melalui SuperApps. Kelima inisiatif ini berorientasi pada perbaikan kualitas individu sejak dini, optimalisasi peran keluarga dalam pengasuhan, serta penguatan kelompok lansia yang masih memiliki potensi produktif.

“Lima Quick Win ini hadir sebagai jawaban atas berbagai fenomena kependudukan di Indonesia yang memerlukan kebijakan sebagai upaya negara hadir di tengah masyarakat,” jelasnya.

Wihaji menegaskan, pihaknya berkomitmen mengawal implementasi program ini agar berjalan secara efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

“Quick Win ini diharapkan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih maju, dengan penduduk yang sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam kancah global. (hms/smr)

Pos terkait