Himpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri (HIMPUNI) menggelar seminar tentang kesiapan tenaga kerja menjawab tantangan dinamika tahapan perkembangan industrialiasi, yaitu Industri 4.0 yang telah berkembang pesat dan diyakini sebagai kecenderungan global di seluruh Indonesia.
Seminar ketenagakerjaan tersebut digelar di Hotel Grand Sahid Jakarta dan dibuka Wakil Presiden H. Jusuf Kalla, Senin (14/1). Hadir dalam seminar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, Wakil Ketua DPD Akhmad Muqowam, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama BTN Maryono.
HIMPUNI mengapresiasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang sudah menyikapi dengan menyiapkan rencana kerja yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Kementerian PPN/Bappenas telah merancang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional [RPJMN] 2020 – 2024 dengan Visi Indonesia 2025: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan dana pengembangan keahlian atau Skill Development Fund (SDF) bagi para pekerja. Hal ini guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM).
“SDF akan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Sumber SDF yaitu dari pemerintah dan dunia usaha. Ini untuk upskilling (peningkatan kemampuan) dan reskilling (pelatihan kemampuan baru) tenaga kerja,” kata Bambang usai seminar bertajuk Dialog Nasional Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia.
Dengan adanya SDF, Bambang berharap pekerja yang terancam dengan kehadiran revolusi industri 4.0 dapat mempelajari keahlian lainnya. Ia menambahkan, pekerjaan yang dapat terancam saat revolusi industri 4.0 seperti profesi di sektor pertanian, perdagangan, maupun di sektor jasa yang tidak menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Pekerjaan yang dinilai menjanjikan di era revolusi industri 4.0, sebut Bambang, meliputi teknologi informasi, kesehatan, profesional, pengajar, konsturuksi, manajer, dan pekerjaan di bidang kreatif atau seni.
http://semarak.co/gelar-seminar-himpuni-siapkan-strategi-hadapi-industri-4-0/
Selain peningkatan kemampuan pekerja, pemerintah juga akan fokus pada pendidikan vokasi untuk mendorong tenaga kerja baru yang berkualitas. Pemerintah akan menyesuaikan pendidikan umum dengan kebutuhan dunia kerja. “Salah satu kuncinya ialah bagaimana melibatkan industri dalam mengembangkan vokasi,” ujarnya.
A.Muqowam menambahkan,seluruh komponen bangsa Indonesia, harus secara terpadu membangun kapasitas sumberdaya manusia, mendorong inovasi dan mengutamakan industrialisasi untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa pemenang, bangsa yang siap bersaing dan memenangkan persaingan global yang semakin ketat.
Anggota Presidium HIMPUNI ini mengatakan, Indonesia sedang memasuki perioda “Bonus Demografi”, dimana 70% penduduk Indonesia akan berada pada usia kerja yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 – 2030.
Di satu sisi, bonus ini merupakan kekuatan Indonesia dalam menjalankan berbagai program pembangunan, namun di sisi lain akan menjadi ‘bencana’ jika Indonesia gagal menyediakan lapangan pekerjaan. “Ancaman ini dapat menjadi makin serius jika kita perhatikan data tingkat pendidikan penduduk Indonesia, dan persentase penduduk Indonesia,” ujar A.Muqowam. (lin)