Ramai Penumpang, Dua Stasiun KA di Semarang Jadi Titik Sentral Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat pergerakan signifikan penumpang di dua stasiun utama Kota Semarang saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2025.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat pergerakan signifikan penumpang di dua stasiun utama Kota Semarang saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2025. Hal ini menunjukkan  Semarang merupakan titik keberangkatan dan kedatangan penting bagi masyarakat yang merayakan lebaran di kampung halaman.

Semarak.co – Vice President Public Relations KAI, Anne Purba menyatakan, Kota Semarang bukan hanya kota tujuan bagi para pemudik, tapi juga banyak disinggahi oleh para perantau, sehingga pada saat lebaran juga terjadi pergerakan masyarakat yang akan mudik ke kampung halamannya.

Bacaan Lainnya

“Selama periode arus mudik H-10 hingga Lebaran hari kedua, tercatat sebanyak 152.288 penumpang berangkat meninggalkan Semarang melalui Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dan Stasiun Semarang Poncol,” ujarnya, dirilis humas melalui WAGroup Pewarta KAI Pusat, Selasa (8/4/2025).

Anne menjelaskan, tren pergerakan penumpang terus berlanjut pada periode arus balik, yaitu dari 2-8 April atau H+1 hingga H+7 Lebaran. Pada periode ini, KAI mencatat 97.227 penumpang berangkat dari Semarang, dan sebanyak 121.496 penumpang atau 80% dari jumlah pemudik telah kembali tiba di Semarang.

“Dari data tersebut, selama tujuh hari periode arus balik rata-rata 17.357 penumpang tiba setiap harinya di Kota Semarang. Puncaknya pada Senin, 7 April (H+6 lebaran) sebanyak 20.535 pemudik tiba di Semarang dari dua stasiun,” jelasnya.

Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dan Stasiun Semarang Poncol tidak hanya melayani kereta api jarak jauh, tetapi juga melayani perjalanan kereta api jarak dekat dan menengah. Beberapa layanan KA jarak dekat dan menengah yang beroperasi dari Semarang.

“Kelebihan Semarang sebagai simpul transportasi kereta api yang strategis memungkinkan konektivitas yang baik dengan berbagai kota di Pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, hingga Jakarta,” imbuhnya.

Kemudahan aksesibilitas juga menjadi keunggulan di kedua stasiun yang berada di utara Kota Semarang tersebut. Kedua stasiun tersebut terintegrasi dengan halte Bus Trans Semarang yang terletak tidak jauh dari area stasiun. Hal ini memberikan kemudahan bagi penumpang yang membutuhkan angkutan lanjutan untuk mencapai tujuan akhir.

Semarang memiliki nilai sejarah penting dalam perkembangan perkeretaapian di Indonesia. Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun menghubungkan Stasiun Samarang di Desa Kemijen di Semarang dengan Stasiun Tanggung di Grobogan oleh perusahaan Belanda, pada 17 Juni 1864 dan mulai beroperasi pada 10 Agustus 1867.

Selain itu terdapat juga bangunan Lawang Sewu yang dulunya merupakan kantor pusat administrasi perusahaan kereta api swasta Belanda yang beroperasi di Semarang dan kini telah menjadi salah satu lokasi pariwisata ikonik di Semarang.

“Kepadatan penumpang di dua stasiun yang berada di Kota Semarang menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api. KAI akan terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pelanggan untuk menghadirkan solusi transportasi yang semakin prima,”pungkas Anne. (hms/smr)

Pos terkait