Rakyat AS Kritik Aksi Trump Keluar RS, Taiwan Berharap segera Pulih agar Terus Lawan China

Presiden AS Donald Trump melambaikan tangan kepada para pendukungnya saat berkendara dalam iring-iringan kepresidenan di depan Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, tempat dia dirawat karena positif COVID-19, di Bethesda, Maryland, AS, Minggu (4/10/2020). Foto: internet

Taiwan berharap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump segera sembuh dari infeksi virus corona sehingga ia dapat terus memimpin dunia bebas dalam melawan kemarahan China. Taiwan yang demokratis mendapat tekanan militer yang semakin parah dari China.

semarak.co– Dimana China mengklaim pulau itu sebagai wilayah kedaulatannya dengan angkatan udara China sering mengirimkan serangan mendadak ke Taiwan dalam beberapa pekan terakhir.

Bacaan Lainnya

Ketua Parlemen Taiwan You Si-kun berbicara menjelang perayaan Hari Nasional Taiwan pada Sabtu (3/10/2020) mengatakan, dia terkejut mendengar kabar sakitnya Trump akibat terkonfirmasi positif corona dan dia atas nama badan legislatif Taiwan berharap Trump baik-baik saja.

“Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mendoakan dia (Trump) cepat sembuh. Jadi dia bisa terus memimpin dunia bebas dalam melawan kemarahan komunis China,” kata You, tanpa menjelaskan lebih lanjut seperti dilansir Reuters, Senin (5/10/2020).

Sejak Trump menjabat sebagai presiden AS, hubungan China-AS telah anjlok ke titik terendah dalam beberapa dekade, dengan adanya perselisihan antara dua negara mengenai isu perdagangan, Hong Kong, Taiwan, dan berbagai masalah lainnya.

Pemerintahan Trump telah membuat posisi berseberangan antara AS dengan China sebagai platform kebijakan utama, dan telah sangat vokal dalam mengkritik catatan hak asasi manusia China, baik di wilayah China paling barat –Xinjiang– atau kota Hong Kong yang dikuasai China.

Walaupun Amerika Serikat, yang seperti kebanyakan negara tidak secara resmi mengakui pemerintah Taiwan, AS adalah pemasok utama senjata dan pendukung internasional terkuat untuk Taiwan. Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen dan Presiden China Xi Jinping keduanya telah menyampaikan harapan terbaik mereka kepada Trump dan istrinya Melania.

Sebagian kalangan rakyat AS mengkritik aksi Presiden AS Donald Trump yang menyapa pendukungnya dari dalam mobil di luar rumah sakit militer Walter Reed National Military Medical Center, Minggu (4/10/2020) waktu setempat. Mereka menganggap tindakan Trump itu membahayakan nyawa banyak orang.

Presiden Trump keluar dari ruang isolasi dan memutuskan menyapa pendukungnya yang berkumpul di luar rumah sakit di Bethesda, Maryland.

Rekaman sebuah video menunjukkan ia melambaikan tangan ke arah pendukungnya dari dalam mobil. Saat itu terekam mengenakan masker berwarna hitam dan di barisan depan mobil ada dua orang yang terlihat duduk mendampinginya.

Umumnya, pasien COVID-19 diwajibkan menjalani isolasi selama 14 hari demi mencegah virus menular ke orang lain. Dua minggu merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan virus SARS-CoV-2 untuk menyerang sel tubuh sehingga menimbulkan gejala penyakit pada pasien.

Trump terkonfirmasi positif COVID-19 pada Kamis (1/10), tetapi ia baru mengumumkan hasil tesnya ke publik pada Jumat dini hari, Jumat (2/10/2020). Beberapa saat sebelum menyapa pendukungnya, Trump mengunggah video di Twitter.

Lewat video itu, Trump mengatakan ia akan memberi kejutan kecil kepada para patriot yang berkumpul di jalanan. Istilah itu merujuk pada para pendukung Trump yang berkumpul di luar rumah sakit Walter Reed.

Juru bicara kantor kepresidenan AS, Judd Deere, mengatakan perjalanan itu “cukup singkat, dan keputusan mendadak (presiden, red) untuk keluar dan menyapa para pendukungnya”. Deere menambahkan Trump langsung kembali ke ruangannya di RS Walter Reed setelah kegiatan tersebut.

Deere menyebut, langkah pencegahan telah ditempuh sebelum perjalanan tersebut berlangsung demi melindungi Presiden Trump dan para ajudannya. “Perjalanan itu juga diperbolehkan oleh tim medis,” kata juru bicara Gedung Putih itu.

Namun, aksi itu dikritik banyak pihak, termasuk oleh seorang dokter di Walter Reed. “Tiap orang yang ada di dalam kendaraan untuk aksi tak perlu oleh presiden itu harus menjalani karantina selama 14 hari,” kata James Phillips, seorang dokter di Walter Reed sekaligus asisten profesor di George Washington University, lewat unggahannya di Twitter.

Ditambahkan James Phillips, “Mereka bisa sakit. Mereka bisa mati. Hanya untuk aksi teatrikal politik.

Sementara itu, seorang politisi Partai Demokrat asal Hawaii, Senator Brian Schatz, mengatakan ia mendoakan kesehatan pasukan pengawal Trump. “Mereka memahami risiko pekerjaan, tetapi mereka tidak seharusnya memikirkan bahwa risiko itu justru datang dari orang yang mereka lindungi,” kata Schatz.

Asosiasi Koresponden Gedung Putih mengeluarkan surat pernyataan dan mengecam aksi berbahaya Trump yang keluar dari rumah sakit tanpa menginformasikan para jurnalis.

“Rakyat Amerika Serikat berhak mendapatkan hasil peliputan kegiatan presiden yang independen sehingga mereka dapat menerima informasi yang dapat diandalkan mengenai kesehatan presiden,” kata asosiasi.

Sementara itu, dukungan datang dari seorang politisi Partai Republik, Gubernur Texas, Greg Abbott. Lewat unggahannya di Twitter, ia mengatakan: “@realdonaldtrump (akun resmi Presiden Trump, red) tampak cepat pulih dari COVID-19. Banyak doa yang dikabulkan,” kata dia. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *