Rapat Kerja Nasional Dewan Koperasi Indonesia (Rakernas Dekopin) menuntut koperasi-koperasi di Indonesia fokus membangun usaha atau lini bisnisnya. Menghadapi perubahan yang terjadi saat ini, maka usaha koperasi harus baik untuk mewujudkan kesejahteraan anggota. Jika usahanya baik, maka akan tercipta keadilan dan pemerataan ekonomi. Jika pemerataan ekonomi terjadi maka akan mengurangi kemiskinan dan jika kemiskinan turun, maka akan mengurangi gini rasio di negara kita.
Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan, perkembangan usaha koperasi setelah dilakukan reformasi total koperasi sejak 2 tahun lalu menunjukan hasil yang baik. Koperasi yang tidak aktif telah dibubarkan sebanyak 60 ribu, sehingga yang aktif hanya 150 ribu. Dari yang aktif telah memberikan kontribusi pada PDB, tahun 2016 sebesar 3,99%. Berdasarkan data itu, Puspayoga mengajak kepada gerakan koperasi untuk fokus mengembangkan usaha sehingga koperasi bisa menjadi pelaku usaha yang sejajar dengan pelaku usaha yang lain.
“Gerakan koperasi harus bersama pemerintah untuk mendorong setiap koperasi melakukan langkah nyata memperkuat ekonomi anggota secara gotong-royong,” harap Puspayoga pada pengarahan Rakernas II Dekopin 2017 di Yogjakarta, Rabu (25/10).
Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko menyampaikan, gerakan koperasi menyusun langkah koperasi harus kembali ke jatidirinya sesuai dengan prinsip dan nilainya. Lalu fokus mengembangkan usaha sehingga bisa besar, sehat dan kuat. Selain itu, konsolidasi usaha koperasi sesuai dengan kepentingan ekononi anggota serta menggunakan informasi teknologi. “Selanjutnya modernisasi manajemen koperasi untuk menjamin kepercayaan dan profesionalisasi pengelolaan usaha koperasi serta dan terakhir sinergi usaha antar koperasi untuk mengerjakan potensi usaha guna mewujudkan kesejahteraan anggotanya. Inilah yang akan menjawab ajakan dan harapan dari Menteri Koperasi dan UKM dalam arahannya,” tutup Agung. (lin)