Jadwal Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung sampai saat ini masih belum jelas. Muktamar sedianya digelar 23-25 Desember 2021, namun ditangguhkan imbas pelaksanaan PPKM Level 3 pada libur Perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
semarak.co-Kondisi ini memancing perbedaan pendapat di internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) soal waktu pelaksanaan muktamar. Satu pihak ingin muktamar maju, pihak lain mendorong muktamar diundur hingga akhir Januari 2022.
Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar ingin memajukan waktu penyelenggaraan muktamar NU ke-34 di Lampung. Ia memilih opsi menggelar muktamar pada 17-19 Desember 2021. Sebanyak 27 Pengurus Wilayah NU (PWNU) diklaim mendukung muktamar dipercepat 17 Desember 2021.
Seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan. Kemudian Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjelaskan kronologi Rais Aam memilih ingin memajukan muktamar NU. Ia menyebut Rais Aam, Katib Aam, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PBNU telah menggelar rapat pada 24 November 2021.
Menurut Gus Ipul, tak ada keputusan dalam rapat tersebut alias deadlock sehingga Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Helmy Faishal Zaini meminta rapat ditunda dan dilanjutkan sehari kemudian. Namun, kata Gus Ipul, tidak ada kejelasan soal kehadiran ketua umum dan sekjen dalam rapat 25 November.
Karena itu, terang Gus Ipul, Rais Aam memutuskan untuk menerbitkan surat perintah. “Ketidakhadiran Ketua Panitia, Ketua Umum dan Sekjen di hari kedua rapat, menjadi petunjuk bahwa di sini terlihat tak ada komitmen menjalankan hasil rapat,” kata Gus Ipul seperti dilansir CNN Indonesia.com/Senin, 06 Dec 2021 09:42 WIB.
Ketua Panitia Daerah Muktamar PBNU ke-34 di Lampung sekaligus Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Lampung Moh Mukri menyatakan, pihaknya sudah siap menjadi tuan rumah Muktamar NU. Ia mengaku siap menggelar Muktamar bila dimajukan menjadi 17 Desember 2021. “Terkait pelaksanaan Muktamar NU di Lampung, dari tahun 2020 saja kami siap menjadi tuan rumah,” kata Mukri dalam keterangan resminya dikutip Selasa (30/11/2021).
Di sisi lain, sejumlah pengurus NU ingin agar muktamar ditunda hingga akhir Januari 2022. Sembilan kiai sepuh yang berasal dari pelbagai wilayah sepakat agar Muktamar ke-34 NU digelar akhir Januari tahun depan. Sembilan kiai sepuh NU itu, Anwar Mansyur dari Jawa Timur, Abuya Muhtadi Dimyati dari Banten, Tuanku Bagindo H Muhammad Letter dari Sumatera Barat.
Kemudian Manarul Hidayat dari Jakarta, Abun Bunyamin dari Jawa Barat, Ahmad Haris Shodaqoh dari Jawa Tengah, Abdul Kadir Makarim dari NTT, Muhsin Abdillah dari Lampung, dan Farid Wajdy dari Kalimantan Timur. Kesepakatan 9 kiai sepuh itu sudah dibenarkan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Ulil Abshar.
Ia mengaku telah menerima dokumen kesepakatan dari para kiai sepuh NU tersebut. “Ya benar, kami telah menerima keputusan tersebut,” kata Ulil kepada CNNIndonesia.com, Kamis (25/11/2021).
Ketua Panitia Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama Imam Aziz mengaku mendukung usulan sembilan kiai sepuh agar gelaran muktamar ditunda hingga akhir 2022. Pihaknya menilai keputusan untuk menunda muktamar juga terkait dengan persiapan.
Menurutnya, waktu terlalu mepet jika muktamar digelar sebelum 23-25 Desember 2021. “Kita akan lebih senang kalau diundur. Dari sisi persiapan juga memang mepet ya,” kata dia saat dihubungi, Jumat (26/11/2021).
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj akan menggelar rapat bersama jajarannya untuk menentukan jadwal pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Lampung hari ini Selasa (7/12/2021).
“Rapat Harian Syuriyah & Harian Tanfidziyah ini diusulkan diselenggarakan pada Hari Selasa, 7 Desember 2021 di Gedung PBNU, dengan penerapan protokol kesehatan,” kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dalam keterangan resmi, Jumat (3/12/2021).
Di bagian lain, Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar menyebut konferensi besar (konbes) untuk memastikan jadwal pelaksanaan muktamar NU akan digelar besok, Rabu (8/12/2021). Konbes NU digelar sebagai respons atas permintaan mayoritas Pengurus Wilayah NU (PWNU) untuk memastikan jadwal pelaksanaan muktamar.
“Saya menerima surat-surat usulan dan permintaan konbes dari sejumlah PWNU, sejauh ini sudah 22 PWNU dari 32 total PWNU yang aktif,” kata Miftachul dalam siaran pers di Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (6/12/2021) kemudian lansir detikNews/Senin, 06 Des 2021 18:59 WIB.
Permintaan mayoritas PWNU agar konbes segera digelar juga disampaikan secara langsung kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Dia mengaku menyampaikan permintaan tersebut dalam pertemuan bersama KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Pondok Pesantren Asshodiqiyah, Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (5/12/2021).
Saya sudah mengajak Ketua Umum untuk memenuhi permintaan itu, tapi tidak ditanggapi. Kami lantas meminta Katib Aam PBNU mengulang ajakan menggelar konbes dari mayoritas PWNU ke Ketua Umum PBNU,” terang Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, Jawa Timur.
Namun ajakan dari Katib Aam PBNU juga tidak direspons. “Maka dengan ini saya memutuskan untuk mengambil alih inisiatif penyelenggaraan konbes dan saya mengundang ketua-ketua Tanfidziyah PWNU seluruh Indonesia untuk hadir di Jakarta besok Selasa, 7 Desember 2021, untuk mengikuti konbes,” kata KH Miftachul Ahyar.
Dalam AD/ART NU, disebutkan bahwa 2/3 PWNU se-Indonesia bisa mengusulkan pergelaran Konferensi Besar NU untuk memutuskan isu strategis organisasi, termasuk memutuskan jadwal muktamar.
Jumlah PWNU se-Indonesia sebanyak 34, dengan PWNU yang aktif 32 (2 PWNU mati SK-nya). Dengan demikian, jika saat ini ada 22 PWNU yang menghendaki digelarnya konbes, PBNU harus melakukan konbes dengan peserta PWNU. (net/cnn/dtc/smr)