Pusdatin Kemendikdasmen Gelar Bug Bounty 2025, Ajang Tingkatkan Talenta Siber dan Perkuat Keamanan Digital Pendidikan

Pusdatin Kemendikdasmen menggelar Anugerah Bug Bounty 2025 sebagai bentuk apresiasi atas laporan celah keamanan yang valid, berdampak, dan memiliki poin tertinggi, di Universitas Sumatera Utara (USU) pada 2 Desember 2025.

Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen menggelar Anugerah Bug Bounty 2025 sebagai bentuk apresiasi atas laporan celah keamanan yang valid, berdampak, dan memiliki poin tertinggi, di Universitas Sumatera Utara (USU) pada 2 Desember 2025.

Semarak.co – Bug Bounty merupakan skema keamanan kolaboratif yang melibatkan ethical hacker dari kalangan pendidikan siswa, mahasiswa, guru, dan dosen untuk menemukan dan melaporkan celah keamanan pada aplikasi yang dikelola Kemendikdasmen secara legal, terukur, dan aman.

Bacaan Lainnya

“Tahun ini, total 1.032 peserta berpartisipasi dan 12 pemenang, yang terdiri atas 6 peserta didik dan 6 pendidik,” ujar Kepala Pusdatin, Yudhistira Nugraha, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Sabtu (6/12/2025).

Dia menyampaikan bahwa pemindahan lokasi penyelenggaraan ke Sumatra Utara merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan pembinaan keamanan siber di sektor pendidikan.

“Ini pertama kalinya Bug Bounty digelar di luar Pulau Jawa. Sumatra Utara memiliki ekosistem teknologi yang kuat, dengan banyak perguruan tinggi berbasis ilmu komputer. Kami ingin memperluas partisipasi talenta digital dari berbagai daerah,” ujarnya.

Yudhistira menekankan bahwa keamanan siber menjadi fondasi penting di era transformasi digital, terutama pada sektor pendidikan yang menyimpan data sensitif peserta didik dan layanan pembelajaran.

“Semakin sistem terhubung, semakin besar risiko. Karena itu, kemampuan menemukan celah keamanan dan melakukan mitigasi menjadi kompetensi yang sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya EduCSIRT (Education Computer Security Incident Response Team), tim respons insiden keamanan siber yang dibentuk di satuan pendidikan untuk menangani ancaman digital pada sistem pembelajaran, layanan administrasi, dan data peserta didik.

Tim ini berperan dalam melakukan deteksi dini, mitigasi, serta pelaporan terhadap potensi serangan siber agar proses pendidikan tetap berjalan aman dan lancar.

Wakil Rektor IV Bidang Informasi, Perencanaan, dan Pengembangan USU Opim Salim Sitompul menyatakan, keamanan siber merupakan aspek penting dalam menjaga keberlangsungan layanan pendidikan digital. “Program Bug Bounty menjadi langkah strategis untuk memastikan ruang digital pendidikan terlindungi dari ancaman,” ujarnya.

Program ini menyediakan kanal resmi di mana siswa, mahasiswa, guru dan dosen dapat menguji kemampuan mereka dalam mencari celah keamanan dalam lingkungan yang legal dan aman. Kegiatan ini memberi wadah bagi generasi muda mengasah keterampilan di bidang keamanan siber secara etis dan konstruktif.

Rektor Opim berharap kerjasama USU dan Pusdatin Kemendikdasmen terus berkembang dalam riset serta pembinaan talenta keamanan siber di daerah. “Kami ingin semakin banyak ahli keamanan digital lahir dari kampus untuk memperkuat kemandirian siber pendidikan Indonesia,” tutupnya.

Daftar 12 Pemenang Bug Bounty 2025

Sebanyak 12 Bug Hunter terbaik mendapatkan penghargaan berdasarkan ketepatan, dampak, dan validitas temuan.

Untuk Kategori Siswa pemenangnya adalah:

Juara I Azza Tegar Naufal Ataullah (SMK Negeri Surakarta),

Juara II Aurelio Zescha Yudistira (SMA Citra Berkat Tangerang),

Juara III Nadio Henda Pradana (SMKS Islam Donomulyo Malang).

Pemenang Kategori Mahasiswa:

Juara I Rakabima Ghaniendra Rusdianto (Universitas Indonesia),

Juara II – Muhammad Alfiyan Nurwahibulloh Rohayana (UIN Sunan Gunung Djati),

Juara III Respati Budi Sasongko (Universitas Amikom Yogyakarta).

Kategori Guru

Juara I Eka Nur Ahmad Romadhoni (SMKN 2 Depok Sleman),

Juara II Pian Firman Hidayat (SDN 1 Bojong Timur Subang),

Juara III Bakhtiar Rifai (SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo).

Kategori Dosen

Juara I Stefanus Eko Prasetyo (Universitas Internasional Batam),

Juara II I Komang Dharmendra (Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali),

dan Juara III Riki Dwi Putra (Institut Teknologi Al Muhajirin Purwakarta). (hms/smr)

Pos terkait