Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin menyampaikan apresiasi tulus atas semangat dan ketekunan para nomine peserta terbaik ajang tahunan Festival Handai Indonesia (FHI) 2025 dalam belajar bahasa Indonesia.
Semarak.co – Para peserta yang merupakan warga negara asing berusaha membuktikan kemampuan dan kreativitasnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sehingga dapat menjadi nomine peserta terbaik dalam festival ini.
“FHI dirancang untuk memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai sarana, yang tidak hanya mendekatkan warga dunia dengan Indonesia, tetapi juga saling menghubungkan di antara warga dunia untuk secara bersama-sama lebih memahami Indonesia,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Selasa sore (28/10/2025).
Melalui lomba-lomba bertutur kreatif dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam festival ini, para handai Indonesia, bestie-nya Indonesia, atau best friends of Indonesia menunjukkan keluasan wawasan, kelapangan perasaan, dan kedalaman pemahaman mereka tentang Indonesia yang patut diberi apresiasi.
FHI sudah digelar sejak 2020 dan terus mengalami perkembangan dari segi format penyelenggaraan dan jumlah peserta. Tahun ini, FHI menghadirkan format penyelenggaraan yang berbeda dari tahun sebelumnya. FHI 2025 menerapkan sistem penilaian satu tahap melalui pengiriman karya video secara daring.
Hal ini sedikit berbeda dengan FHI 2024 yang menggunakan sistem penilaian berjenjang dengan babak penyisihan dan babak final. Perubahan ini dirancang untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi handai Indonesia di seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam festival ini .
FHI 2025 dilaksanakan melalui lima jenis lomba berbahasa Indonesia, yaitu lomba bercerita, bernyanyi, berpantun, berpidato, dan berpuisi. Jumlah pendaftar FHI 2025 sebanyak 436 orang yang berasal dari 60 negara.
Karya peserta berupa video penampilan dikirim secara daring kepada panitia, kemudian dinilaidewan juri dan dihasilkan 35 orang nomine peserta terbaik dari 23 negara. Para nomine tersebut berprofesi, sebagai mahasiswa, guru, sukarelawan, pemengaruh, profesional, pegawai pemerintah negara sahabat, dan pegawai kedutaan negara sahabat.
Untuk memberikan apresiasi kepada 35 orang nomine peserta terbaik FHI 2025, pada 25—31 Oktober 2025 dilaksanakan kegiatan Apresiasi FHI 2025 di Jakarta. Sementara itu, pada 27 Oktober 2025 dilaksanakan acara Puncak Apresiasi FHI 2025 untuk memberikan penghargaan peserta terbaik I—III dari setiap lomba.
Bagi peserta FHI 2025, ajang ini bukan sekadar lomba, melainkan tempat menjalin persahabatan dan merayakan keberagaman. Salah seorang peserta terbaik lomba bernyanyiKristen D, penggemar dangdut asal Amerika Serikat yang pernah berduet dengan Rhoma Irama, menyampaikan rasa bangganya menjadi salah satu peserta FHI.
“Sebagai penyanyi dangdut dari Amerika, saya belajar bahasa Indonesia secara daring seminggu sekali dengan tutor dari Indonesia. Saya mengikuti FHI karena ingin menambah pengalaman baru dan mempraktikkan bahasa Indonesia saya, terutama dalam bernyanyi,” ujarnya.
“Di sini saya senang sekali karena bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara yang sama-sama belajar bahasa Indonesia. Banyak dari mereka yang juga menyukai dangdut,” sambungnya.
Salah satu nomine peserta terbaik lomba berpidato FHI 2025 Takumi Nakamura, mengikuti FHI karena termotivasi oleh pengalamannya sebagai mahasiswa pertukaran di Universitas Indonesia dan keterlibatannya dalam teater Laskar Pelangi.
Sastrawan Agus Sarjono, Juri Lomba Berpuisi kaget melihat keseriusan peserta dari berbagai negara. “Orang luar negeri bisa mengenal Indonesia dengan cara yang unik dan ramah lewat karya sastra. Penyelenggaraan FHI ini merupakan cara yang luar biasa untuk memperkenalkan Indonesia ke seluruh dunia,” tuturnya.
Juri Lomba Bercerita, Awam Prakoso, menambahkan bahwa FHI adalah perayaan persahabatan antarbangsa. “Festival ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia bisa menjadi jembatan budaya yang menghubungkan dunia dengan Indonesia. Peserta telah menjadi duta persahabatan Indonesia,” pujinya. (hms/smr)





