PT KAI dan PT MRT Patungan Bentuk Perusahaan untuk Integrasikan Transportasi

Ilustrasi saat peluncuran Kartu Jelajah Berganda MRT. Foto: internet

PT Kereta Api Indonesia dan PT MRT Jakarta membentuk perusahaan patungan atau joint venture di bidang perkeretaapian perkotaan DKI Jakarta untuk mengintegrasikan transportasi di Jabodetabek.

semarak.co -Menyusul penandatanganan perjanjian awal atau Head of Agreement (HoA) dalam Perjanjian Pokok Pembentukan Perusahaan Dalam Rangka Integrasi Transportasi Jabodetabek yang disaksikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo di Gedung Balai Kota Jakarta, Senin (9/12/2019).

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, menggunakan infrastruktur yang telah dibangun, BUMN akan berkomitmen penuh untuk terus mendukung pengelolaan transportasi terintegrasi di DKI Jakarta.

“Seperti yang telah disetujui dalam HoA, kerjasama PT KAI dan PT MRT Jakarta melalui pembentukan New Co akan mematangkan konsep integrasi perkeretaapian dan sarana transportasi lainnya, serta mengembangkan potensi TOD di DKI Jakarta,” ujar Kartika.

Perusahaan atau badan usaha baru ini, kata Kartika, direncanakan akan efektif terbentuk pada awal tahun 2020 mendatang. “Sebagai wujud komitmen BUMN untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur dan konektivitas di daerah,” ucap Kartika, mantan Direktur utama Bank Mandiri.

Penandatanganan perjanjian ini, merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo yang pada pokoknya memberikan arahan agar pengelolaan moda transportasi di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) dapat dilakukan oleh satu otoritas.

“Dalam hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan memiliki kontrol pada struktur kepemilikan perusahaan pengelola moda transportasi tersebut,” ujar Tiko, sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo.

Sejalan dengan arahan presiden itu, Pemprov DKI melalui Peraturan Gubernur tentang penugasan PT MRT Jakarta, kutip dia, dalam pembentukan badan usaha patungan bidang perkeretaapian perkotaan DKI Jakarta menunjuk PT MRT Jakarta,

“Yaitu sebagai pihak dalam pelaksanaan pengelolaan moda trasportasi perkeretaapian Jabodetabek yang melalui perjanjian ini, bersama dengan PT Kereta Api Indonesia, akan membentuk perusahaan baru joint venture vehicle integrasi transportasi Jadebotabek.

Gubernur DKI Anies Baswedan menyampaikan, lembaran baru atas pesan kunci selama dua tahun terakhir ini yaitu Integrasi Transportasi Publik, telah dibuka dengan perjanjian ini.

“Hari ini jadi awal dari sejarah baru bagi masyarakat Jabodetabek. Impian untuk memiliki publik transportasi kelas dunia, sekelas kota-kota modern terkemuka dunia lainnya, insyaAllah akan segera terwujud,” ujar Anies di tempat yang sama.

Bagi Jakarta, lanjut Anies, sarana transportasi publik yang terintegrasi dan efisien adalah kunci untuk bisa bersaing dengan kota lain di dunia. “Ini sejalan dengan rencana Jakarta untuk menjadi pusat ekonomi, bisnis dan inovasi baik di Indonesia maupun di kawasan Asia,” ujarnya.

Setelah penandatanganan perjanjian ini, masih terdapat tahapan-tahapan pekerjaan yang harus diselesaikan hingga pembentukan perusahaan baru tersebut dapat terwujud.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro mengatakan, KAI setuju bahwa pembentukan perusahaan patungan perlu dilakukan, agar pengelolaan transportasi di Jabodetabek lebih maksimal.

“Sehingga masyarakat semakin tertarik untuk menggunakan layanan moda transportasi massal,” imbuh Sukmoro mendampingi Anies dan Tiko bersama Dirut PT MRT William Sabandar.

William mengatakan, PT MRT memandang kerja sama ini sebagai hal yang sangat penting dan strategis bagi perkembangan pengelolaan transportasi Jabodetabek yang dipandang oleh mereka sebagai tonggak penting dalam pengelolaan transportasi perkotaan di Indonesia.

“MRT Jakarta akan segera bekerja bersama KAI untuk mewujudkan perusahaan patungan sesuai dengan tenggat waktu yang disepakati. Kami juga akan mulai menyiapkan rencana taktis dan strategis dalam rangka mewujudkan sistem transportasi umum kota yang terintegrasi dan berbasis pada pembangunan yang berorientasi transit (Transit-oriented Development/TOD),” ujarnya. (net/lin)

 

sumber: indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *