PT GNG Gandeng Keraton Kasepuhan Cirebon untuk Bangun Luminor Hotel

Perwakilan Keraton Kasepuha Cirebon menandatangani kerja sama dengan pihak Luminor Hotel

PT GNG Golden Investama menggandeng Keraton Kasepuhan Cirebon dalam rangka pengembangan proyek Sunyaragi Cirebon seluas 3 hektar terintegrasi dengan Taman Sari Gua Sunyaragi seluas 2 hektar. PT GNG adalah pengelola Hotel Luminor kelas bintang 3 melakukan penandatangan kerja sama, di Keraton Kasepuhan Cirebon, 24 Januari 2018.

Konsep pengembangan proyek ini adalah Pembangunan & Pengelolaan Kawasan Terpadu meliputi Hotel Luminor Kelas Bintang 3, Area Kuliner untuk makanan khas daerah, Media Centre & Media Promosiserta Event Organizer, Sentral Parkir Bus, Food Court, Café 3 Lantai, Souvenir Shop.
Waringin Hospitality, Hotel Group merupakan jaringan hotel yang akan turut andil dalam pengembangan Kawasan Terpadu Sunyaragi melalui brand Luminor Hotel. Luminor Hotel adalah hotel dengan standart internasional Bintang 3 yang didirikan dan dikembangkan oleh Waringin Hospitality – Hotel Group.

Hingga akhir 2017 sudah beroperasi 15 unit hotel di bawah pengelolaan Waringin Hospitality Hotel Group, yaitu dari kelas Luminor Hotel (Bintang 3) dan Hotel 88 (Bintang 2) yang tersebar di kota – kota besar seperti : Jakarta, Bandung, Surabaya, Jambi, Jember. Proyek – Proyek Hotel di bawah bendera Waringin Hospitality – Hotel Group yang akan menyusul berikutnya adalah di kota Jakarta, Bekasi, Sidoarjo, BatuLicin, TanjungSelor, Cirebon, Ambon & Yogyakarta.

Seperti diketahui, kota Cirebon berada di pesisir utara Pulau Jawa pada jalur pantai utara yang lokasinya cukup strategis karena menghubungkan beberapa ibukota propinsi yaitu Jakarta – Cirebon – Semarang – Surabaya sehingga menyebabkan kota Cirebon menjadi jalur utama perlintasan yang penting atau simpul pergerakan transportasi antara Jawa Barat dan Jawa Tengah menuju Jawa Timur atau sebaliknya.

Cirebon yang masuk wilayah propinsi Jawa Barat, memiliki berbagai macam potensi pariwisata yang sangat menarik. Namun yang cukup menonjol adalah potensi wisata terkait dengan sejarah penyebaran agama Islam oleh salah seorang Wali Songo yaitu Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan sebutan Sunan GunungJati, sehingga selain Kota Udang, Cirebon juga dikenal sebagai Kota Wali.

Kasultanan Cirebon yang saat ini diteruskan oleh Kasultanan Kasepuhan Cirebon adalah Kesultanan Islam ternama di Jawa Barat yang didirikan pada abad 15 Masehi oleh Pangeran Cakra buana danSunan GunungJati.

Salah satuwarisanbudayakerajaan yang masih ada dan terus berlanjut hingga saat ini adalah Keraton Kasepuhan Cirebon yang menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon dan dinasti Sunan GunungJati, Kejayaan Cirebon juga bisa dilihat di Taman Sari GuaSunyaragi, yang dulu menjadi tempat istirahat dan meditasi keluarga Sultan Cirebon. Cagar budaya ini terbagi menjadi kompleks pesanggrahan dan gua yang memiliki terowongan penghubung serta saluran air.

Keraton Kasepuhan saat ini dipimpin oleh Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, P.R.A. Arief Natadiningrat. Di masa Sultan Sepuh XIV mulai bertahta tahun 2010, Keraton Kasepuhan Cirebon mencanangkan 2 (dua) program utama yaitu Revitalisasi Keraton dan Optimalisasi Asset – Asset Keraton Kasepuhan.

Saat ini, Sultan Sepuh XIV juga dipercaya sebagai Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) dimana Presiden RI terakhir tanggal 4 Januari 2018 telah menerima Raja–Sultan Nusantara yang dipimpin oleh Sultan Sepuh XIV di Istana Kepresidenan Bogor, dan Presiden berkomitmen untuk merealisasikan Revitalisasi Keraton dan Optimalisasi Asset– Asset Keraton guna menjaga kelestarian budaya Indonesia yang merupakan jati diri bangsa.

Dalam program Optimalisasi, Sultan Sepuh XIV telah banyak melakukan koordinasi baik dengan stake holder di wilayah 3 Cirebon (Ciayumajakuning), Pemerintah PropinsiJawa Barat dan Pemerintah Pusat, bahkan dengan Presiden RI. Asset – Asset lahan milik Keraton Kasepuhan Cirebon tersebar di wilayah Kotamadya Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan Sumedang. Khusus untuk wilayah Indramayu, terdapat lahan milik Keraton Kasepuhan Cirebon seluas +/- 200 ribu Hektar yang harus dioptimalkan.

Optimalisasi Asset – Asset Keraton bisa terwujud dengan cepat melalui sinergitas antara Keraton Kasepuhan, Investor dan tentunya Pemerintah untuk saling bahu membahu membangun perekonomian di Asset lahan milik Keraton Kasepuhan. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *