Program Sinema Rakyat, Kemenekraf Hadirkan Bioskop Alternatif untuk Warga Labuan Bajo

Kemenekraf dan BP Otorita Labuan Bajo Flores dan Mawatu Labuan Bajo menghadirkan bioskop alternatif melalui program Sinema Rakyat di Labuan Bajo pada 14-15 November 2025.

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) berkolaborasi dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores dan Mawatu Labuan Bajo menghadirkan bioskop alternatif melalui program Sinema Rakyat di Labuan Bajo pada 14-15 November 2025.

Semarak.co – Menteri Ekraf (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menyatakan, kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi pemerataan akses tontonan film berkualitas sekaligus penguatan ekosistem kreatif berbasis potensi lokal.

Bacaan Lainnya

“Upaya ini merupakan bagian dari komitmen untuk mewujudkan visi ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, berdaya saing, dan berangkat dari kekuatan kolaborasi daerah,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Kemenekraf Siaran Pers, Selasa malam (18/11/2025).

Kegiatan Sinema Rakyat menjadi wujud sinergi hexahelix yang berupaya menghadirkan alternatif ruang tontonan yang inklusif dan menjangkau semua kalangan. Selain itu, Sinema Rakyat digelar untuk memperluas akses masyarakat dalam menikmati tontonan berkualitas dan menguatkan distribusi layar ke berbagai wilayah di Indonesia.

Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu menegaskan pentingnya inisiatif ini sebagai bagian dari pembangunan ekonomi kreatif yang dimulai dari daerah. “Sinema Rakyat menunjukkan bagaimana ekonomi kreatif dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal,” ujarnya.

Melalui akses layar yang lebih merata, masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari ekosistem yang mendorong sirkulasi ekonomi kreatif di daerah,” ungkap Deputi Agustini Rahayu.

Dalam penyelenggaraan Sinema Rakyat menayangkan dua karya yang menampilkan narasi lokal dengan pesan sosial yang relevan dan inspiratif bagi masyarakat luas. Film Tegar (produksi Aksa Bumi Langit) dengan sutradara Anggi Frisca yang ditayangkan pada hari pertama menyoroti isu inklusi dan kesetaraan melalui semangat untuk hidup berdaya.

Selanjutnya, Film Kaka Boss (produksi Imajinari Pictures) yang menjadi debut sutradara Arie Kriting tayang pada hari kedua, film ini mengangkat perjalanan dalam menghadapi stigma sosial dalam balutan komedi dan upaya menemukan karya serta impian.

Selain pemutaran film outdoor, Mawatu Labuan Bajo dalam kegiatan ini juga menghadirkan bazar dan kompetisi musik yang melibatkan pegiat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta komunitas lokal. Format festival Sinema Rakyat dirancang supaya film Indonesia menjadi media edukasi dan pemberdayaan ekonomi kreatif tingkat daerah. (hms/smr)

Pos terkait